Saturday, November 24, 2012

Sejenak Melepas Lelah (Part 1)


Kadangkala saat lelah melanda, salah satu yang perlu dilakukan hanyalah tersenyum. Semoga tulisan-tulisan di bawah ini bisa membuat kita tersenyum untuk melepas rasa lelah, walau hanya sesaat. Berikut adalah beberapa peristiwa kecil yang kami alami di Adelaide ini. Semoga bisa menghibur.

(1) Tragedi Bros murah

            Pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2011, kami berenam mengunjungi Islamic College, sekolah Islam terbesar di Adelaide karena mulai dari Playgroup hingga SMU, semua ada dalam satu kompleks. Kami disambut oleh sang kepala sekolah yang super energik, seorang wanita yang hebat banget karena beliau mengepalai sekolah ini mulai dari TK hingga SMU. Ga kebayang deh kesibukan hari-harinya.



Saat kami tiba, aktivitas yang berlangsung adalah perlombaan hafalan al-Qur’an di depan seluruh siswa. Setelah acara ini selesai, kami berkeliling melihat-lihat fasilitas sekolah ini, setelah itu disebar berdasarkan bidang studi. Setelah dhuhur, saya, Eka dan pa Jalil bergabung di kelas bahasa Arab. Kami mengamati kelas dan cara guru mengajar, tapi siswanya adalah anak kelas 1 SD. Setelah kelas ini berakhir pukul 14.40, kami bertiga pamit kepada gurunya karena sudah janjian dengan bu Tina, bu Elly dan bu Nur di depan sekolah.

Sambil menunggu yang lain, saya Eka dan pa Jalil pun berbincang-bincang. Tak sengaja saya melihat jilbab saya, saya kaget karena ternyata bros saya hilang. Bros itu bros yang bagus menurut saya, karena itulah saya merasa kehilangan, tapi ternyata Eka malah memberikan respon yang berbeda. Sepertinya ini adalah sasaran empuk bagi dia untuk menertawakan saya. Biasa we lah orang sunda mun aya nu pikaseurieun teh mani hayang we nyeungseurikeun.
Lalu Eka meledek saya, “udah lah bros murah begitu mah biarkan saja, kecuali bros saya nich yang kaya gini” sambil dia melihat jilbabnya. Saat dia melihat jilbabnya, dia tampak terkejut karena ternyata bros dia pun tidak ada, haha saya tak kuat melihat tampangnya, ekspresi wajah malu tapi juga kaget karena menurutnya bros itu adalah bros yang penuh kenangan. Saya tak tahan, saya pun balik menertawakannya, balas dendam ceritana, mani enak eta seuri, hatur nuhun gusti masih tiasa seuri. Enak saja dia meledek saya karena kehilangan bros, ditambah dengan pernyataan dia bahwa bros saya murah, akhirnya dia juga mengalami apa yang saya alami. Makanya neng Eka, jangan ngeledekin ya. Puas rasanya saya ngerasanin Eka. Dan sebagai pengamat, Pa Jalil yang melihat tingkah laku kami, tertawa tersipu-sipu, dia juga ketawa melihat ekspresi Eka yang tadinya meledek jadi kehilangan kata-kata karena mungkin malu dan tak menyangka akan kehilangan bros kupu-kupu yang dia sayangi. Melihat ekspresi Eka saat itu, memang tidak bisa dipungkiri betapa dia begitu lucu dan menggemaskan (?).

(2) From the Skin

Suatu hari, saat saya dan Eka turun dari bis dan bingung dengan rute berikutnya, Eka pun memutuskan untuk bertanya pada salah seorang bule. Ternyata orang bule disini (orang Adelaide) sangat ramah dan senang membantu orang lain. Karena dia tak terlalu menguasai rute jalan, dia menyarankan kami menuju tempat pusat informasi. Sebelum berpisah, dia menebak bahwa kami orang Indonesia, wah kaget juga ko dia bisa tahu. Karena penasaran, saya pun bertanya, “How do u know?”, trus dia menjawab singkat “from the skin” … haha maksudnya kulit orang Indonesia tuh gelap-gelap kali ye. Teu sopan pisan bule teh nya.

Wassalam
Eva Novita Ungu
17 Ramadhan 1432 H
-met hari kemerdekaan, Indonesia … kami tetap merindukanmu dan akan selalu mencintaimu-

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit