Friday, November 23, 2012

Menikmati Keterasingan sebagai seorang Muslimah di negeri orang (Sebuah Perjalanan Spiritual)


Judul Buku               : Mencari Senyum Tuhan
                              (Catatan Hati Muslimah Pendamba Ridha Allah)
Penulis                    : Miranda Risang Ayu
Penerbit                 : Zaman
Tahun Terbit          : 2008
Jumlah Halaman     : 186

Buku ini ditulis saat sang penulis menempuh pendidikan S3 di Australia. Buku ini adalah kumpulannya tulisannya, yang ditulis secara berkala di Majalah paras dan Majalah Basis. Buku ini merupakan refleksi perjalanan ruhaninya yang ia sebut perjalanan ke dalam atau perjalanan menempuh diri.

Buku ini mengungkapkan berbagai hal yang ia alami di Australia dan sebagai seorang muslimah, ia menerima berbagai pertanyaan tentang ajaran Islam, seperti tentang jilbab dan konsep Islam tentang perempuan, juga merekam jejak konsekuensi memboyong keluarga kesana. Ia, misalnya pernah mengalami kejadian tak mengenakkan berkali-kali setelah peristiwa pengeboman atau kerusuhan yang diduga dilakukan “teroris muslim” yaitu berupa gangguan dari laki-laki yang sedang mabuk dan tak berpendidikan di jalanan, yang anehnya tak dialami oleh teman-teman muslimah nya yang lain. Lalu, keluarganya sakit dalam waktu yang bersamaan, bahkan salah satu anaknya harus dirawat di rumah Sakit. Pengalaman-pengalaman ini membuatnya berfikir bahwa ada pesan yang ingin Allah sampaikan melalui peristiwa-peristiwa yang dialaminya, ada jawaban yang harus ditemukannya. Dan menurutnya jawaban itu ia temukan di tengah malam, dalam balutan mukena dan kening yang luar biasa pening karena matanya sudah terlalu banyak mengeluarkan air dan berada di puncak keletihan. Saat itu, saat menyebut nama Allah, ia merasa ada yang hilang dari dirinya yaitu ego dan penolakan. Kepasrahan yang tiba-tiba muncul dan ia merasa, saat itulah Allah tersenyum, senyum yang sangat mahal dan sangat indah. Ia menyimpulkan bahwa segala logikanya hanya pantas berantakan di atas sajadah.

Buku ini terdiri dari 16 tulisan yaitu Mencari Rumah bagi Jiwa, Menjadi Baik, Saya Beramal maka Saya Ada, Menembus Kemungkinan, Sang Kekasih Allah, Dokar Sang Pejalan, Demi Kemanusiaan, Obat Sang Kekasih, Dan Kuturunkan Kain, Pukullah Perempuan?, Ketika Mencinta Bukan Memetik Bunga, Remaja-Remaja Itu, Sebuah Agenda, Sebuah Pesan Tuhan, Menakar Iman Lewat Sampah dan Suatu Malam di Cihampelas.

Kelebihan buku ini adalah dari penuturan redaksional atau kata-katanya yang sangat tertata indah mencerminkan bahwa sang penulis bukanlah seorang pemula. Selain itu, isinya adalah sebuah perjalanan pencarian akan makna diri yang ditemukan secara berproses melalui pengalaman riil yang dialaminya sebagai muslimah di Australia. Kekurangan buku ini? terus terang saya kesulitan mencarinya. Berbagai tulisannya yang mengalir dan kata-kata yang mendalam serta bermakna, membuat saya terlena dan menikmatinya, hingga lupa untuk mencari kekurangan buku ini. Pengantarnya yang ia beri judul “Merindukan Tuhan” dan penutup nya yang berjudul “Mencari Tuhan”, sangat-sangat menarik dan indah. Saat membacanya, saya merasa seolah-olah itu adalah cermin dari perjalanan hidup saya dan saya menemukan jawaban dari semua pencarian saya selama ini.

Sang Penulis adalah seorang dosen di Fakultas Hukum UNPAD Bandung. Saat remaja, ia adalah seorang aktivis yang memiliki banyak kesibukan hingga menyebabkannya kurang bermain. Masa SMP dan SMA nya dihabiskan dengan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari OSIS, Kelompok Ilmiah, Teater sampai sanggar Tari Klasik Bali, Jawa Yogyakarta dan Sunda hingga mengantarkannya menjadi salah satu penari termuda di Istana Negara Jakarta dan Misi Kesenian Indonesia ke Jepang dan Mesir. Kehampaan dan pertanyaan tentang hidup, melandanya sejak masa remaja.

Lalu ia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Unpad Bandung, dan bergabung di Unit Kegiatan Mahasiswa Gelanggang Seni Sastra, Teater dan Film. Pencariannya akan makna hidup dan Tuhan, tak pernah berhenti. Hingga, ia pun bertemu Emha Ainun Najib di acara diskusi dan baca puisi, yang menganjurkannya untuk bertemu Muhammad Zuhri. Sosok inilah yang mengantarkannya mengenal Tuhan. Sosok Muhammad Zuhri yang dikaguminya, banyak dibahas dalam buku ini.

Miranda menyelesaikan sarjananya selama 6.5 tahun karena ia pernah beberapa kali bolos kuliah untuk menemukan jawaban dari kehampaannya dan juga ia juga memutuskan menikah saat belum lulus menjadi sarjana. Kemudian ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya pada Master Hukum di Law Faculty, University of Tecjnology Sydney dan diselesaikannya hanya dalam waktu 9,5 bulan. Lalu, ia menempuh program Doktoralnya di Universitas yang sama. Saat itulah, ia mengirimkan tulisan yang mencerminkan  pengalamannya ketika menempuh pendidikan disana dan jadilah buku ini.

Wassalam
Eva Novita Ungu
Rabu, 21 November 2012
Semoga berkurangnya jatah usia di tahun ini, membuat sy makin merasakan dan menikmati senyum Tuhan

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit