Saturday, November 24, 2012

Masjid Terbesar di Eropa Barat (Sebuah Surprise yang menyenangkan)


Menemukan sebuah masjid di negara kita yang mayoritas muslim, mungkin biasa-biasa saja. Bahkan karena jumlah masjid di negara ini sudah berlimpah, hati kita cenderung tak merasakan sensasi apapun. Tapi akan berbeda rasanya jika kita sedang berada di sebuah tempat yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam. Itulah yang kami (saya dan teman-teman) rasakan saat berada di Eropa awal Juli lalu.

Masjid itu bernama Essalam dan terletak di Rotterdam. Rotterdam, merupakan salah satu kota di Eropa yang paling ramah bagi muslim. Dengan jumlah presentase 40% dari 585,000 penduduk Rotterdam (data tahun 2009), Rotterdam bukan hanya dipimpin oleh Ahmed Aboutaleb (walikota muslim pertama di Rottherdam, beliau merupakan warga Belanda keturunan Maroko), tetapi telah menjadi kota imigran muslim terbesar di Belanda.



Masjid Essalam mulai dibangun tahun 2003 dan direncanakan berlangsung selama dua tahun untuk diresmikan dan digunakan tahun 2005, tapi karena ada berbagai kontroversi yang mewarnai pembangunan masjid ini, akhirnya pembangunan masjid ini pun ditunda. Setelah lima tahun ditunda, akhirnya masjid ini pun diresmikan pada hari Jum’at 17 Desember 2010.

Proses pembangunan masjid ini sempat terbengkalai akibat pertikaian internal panitia pembangunan, pertentangan dari kelompok yang anti pembangunan masjid disana, hingga ke masalah finansial. Hal ini juga sempat memicu ketegangan antara komunitas muslim yang hampir mencapai satu juta orang di Belanda dengan penduduk pribumi Belanda. Pembangunan masjid ini memang bersamaan dengan rencana pembangunan masjid di Amsterdam, yang kemudian memicu penolakan.

Setelah 7 tahun dan dengan berbagai kendala yang ada, pembangunan masjid ini akhirnya selesai juga. Penyelesaian pembangunan Masjid As-Salam Rotterdam ini tak terlepas dari bantuan Yayasan Amal Al-Maktoum, sebuah yayasan amal milik Sheik Dubai, Sheikh Hamad bin Rashid Al-Maktoum, yang kemudian menempatkan satu orang dari yayasannya masuk dalam jajaran kepengurusan masjid tersebut.

Mengunjungi masjid ini sebenarnya tidak termasuk paket perjalanan yang ditawarkan agen travel kami. Tapi ternyata hari itu, kami diberikan surprise yang indah. Kami diajak untuk mengunjungi masjid yang disebut-sebut sebagai masjid terbesar di kawasan Eropa Barat ini. Saat kami melihat masjid ini, hati kami merasakan sensasi yang berbeda. Serasa menemukan oase di tengah padang pasir, setelah berhari-hari tak mendengar adzan, akhirnya hari itu kami bisa mendengarkan adzan ashar berkumandang dengan sangat indahnya. Sayang kami tak ikut shalat disana, karena sudah dijama’ pada waktu dhuhur. Akhirnya kami pun berpose ria di sekitar masjid ini, juga di tempat shalat khusus wanita sambil mendengarkan dan memperhatikan kaum muslim yang sedang menunaikan shalat disana. Semoga beberapa tahun ke depan, cahaya Islam semakin berkibar disini.

Sebagai oleh-oleh, kami pun membeli sebuah kalender dari masjid tersebut yang harganya 1 euro atau sekitar dua belas ribu rupiah. Ah senangnya sungguh tak terkatakan.

Masjid Essalam dibangun dengan luas 2500 meter persegi dengan daya tamping jemaah hingga 3000 orang. Dibangun 4 lantai di atas tanah seluas 800 kaki persegi. Lantai dasar dipakai untuk keperluan aktivitas non relijius termasuk toko, dapur dan ruang umum untuk segala aktiivitas pengurus termasuk tempat wudhlu untuk laki laki. Termasuk ruang untuk kantor ruang kelas, ruang imam, serta ruang makan.

Dibagian tengah ruang balkon lantai satu dan lantai dua digunakan sebagai ruang sholat jemaah laki laki sedangkan lantai paling atas dipakai untuk ruang sholat bagi jemaah wanita. Masing masing ruang sholat di interkoneksi dengan void untuk memberikan penerangan alami dari kubah yang berukuran 25 meter di atas masjid, di topang dengan 4 tiang utama.

Eksterior masjid dirancang dengan gaya masjid Nabi di Madinah dipadu dengan gaya mamluk Mesir abad ke 15. Keseluruhan gedung di ditutup dengan batu alam dengan aksen warna warni batu abu abu kebiruan. Sedangkan lengkungan jendela dibuat dari batu buatan. Pintu utama masjid diletakkan di sebelah barat, ruang mihrab di sisi tenggara masjid. Rancangan masjid ini dibuat oleh arsitek Wilfried van Winden, dibawah nama Molenaar & Van Winden architects. Van Winden sendiri berpraktek kearsitekturan dengan nama WAM architects.

Masjid ini indah sekali saat difoto. Rasanya kami tak ingin meninggalkan tempat ini. Tapi karena masih banyak tempat yang harus kami kunjungi, kami pun dengan berat hati meninggalkan masjid indah ini.

Sumber: Republika dan Mata Dunia
Wassalam
Eva Novita Ungu
Memory surprise yang menyenangkan, 3 Juli 2012

Essalam yang indah

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit