Showing posts with label Bunda Sayang. Show all posts
Showing posts with label Bunda Sayang. Show all posts

Saturday, July 29, 2017

Day 10 Cinta Matematika : Belajar Menggunting (Bangun Ruang)



Setelah berbagai permainan dilakukan bareng Eza untuk mengenal matematika, kemarin saatnya melatih motorik halusnya. Saat di rumah, dan melihat ada gunting nganggur, saya langsung punya ide, bikin gambar bangun ruang di kertas, trus Eza belajar menggunting sesuai garis yang ada di gambar.

Saya siapkan kertas dan spidol, trus saya gambar 3 bentuk bangun ruang, yaitu segitiga, lingkaran dan segi empat. Lalu saya bilang sama Eza,

“mas, ini namanya segitiga, ini namanya lingkaran, ini namanya segi empat, coba mas tebak ini namanya apa (sambil saya tunjuk bentuk lingkaran)”

“lingkaran,” jawab Eza

“kalau ini? (sambil saya tunjuk segiempat)”

Eza mulai kelihatan bingung, iyalah usia segitu belum saatnya juga memahami bangun ruang, niat saya hanya akan memperkenalkannya.

Lalu saya ulangi lagi, ini segiempat, ini segitiga sambil saya tunjuk gambar segitiga.

Friday, July 28, 2017

Day 9 Cinta Matematika : Melihat Kereta, Mengenal Panjang dan Pendek




Akhir-akhir ini saya sibuk sekali dengan berbagai urusan koperasi, mulai dengan rapat pengurus koperasi dengan pengawas, lalu koordinasi pengurus dengan para karyawan koperasi, mengurus buku dan seragam, sampai rasanya kaki ini dah keriting deh karena bolak balik kesana kemari. Untungnya tiap hari saya sempatkan ajak Eza keluar untuk main, entah itu untuk naik perosotan, atau hanya melihat-lihat kereta di stasiun Rawabuntu atau hanya sekedar jalan bermotor ria.

Kemarin saya ajak Eza ke stasiun Rawa Buntu untuk melihat-lihat kereta, senangnya minta ampun, walau saat difoto tetap saja cemberut hihi. Sambil Eza melihat dan mengamati kereta yang lewat, saya tanya

“mas, kereta itu panjang atau pendek?”

“panjang” jawabnya...

“Yeah betul, kalo pendek kaya apa?”

Sambil saya contohkan dengan isyarat tangan, pendek itu segini, kalau panjang itu tangan lebar seperti kereta panjanng...

Alhamdulillah Eza sudah faham konsep panjang dan pendek. Setelah itu saya ajak dia main perosotan dan ayunan. Sayangnya ga sempet mengabadikan momen saat di perosotan karena Eza minta ditemenin main ayunan dan didorong kencang ayunannya. Itu saja main segitu, sudah membuat Eza seneng banget. Padahal menurut saya main segitu ga ada seru serunya. Inilah yang menjadikan standar seru menurut anak dan menurut orang tua itu berbeda. Maka yang harus ngalah adalah yang gede, kita harus memposisikan jika kita harus menjadi anak kecil, maka mainan seperti apakah yang bikin seru? Nah ittulah yang harus dieksekusi. Baiklah... bunda siap bermain...

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Jumat, 280717.05.35
#Day9
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day52

Thursday, July 27, 2017

Day 8 Cinta Matematika : Bermain Domino



Tak terasa, Eza sudah berusia 3,5 tahun, sudah bisa bermain sendiri atau bareng teman-temannya. Seringkali temannya berkunjung ke rumah dan tau tau mereka sudah bermain seru, entah di dalam rumah, atau main sepeda-sepedaan. Kemarin, tetangga Eza yang sudah sekolah di TK main ke rumah, namanya Arkan. Arkan ini senang sekali main sama Eza, padahal usianya hampir terpaut 3 tahun.
Ada lagi temannya Razqa, anaknya teman yang rumahnya beberapa ratus meter dari rumah, tapi juga sering ngajak main Eza. Caranya lucu sekali, dia hanya membunyikan sepeda, Eza sudah tau kalau itu Razqa, ga keluar kata-kata, cukup dengan bahasa isyarat dan bahasa kalbu hehe.

Saat Arkan main ke rumah, saya kenalkan permainan domino punya Eza yang baru dibeli bulan Ramadhan kemarin. Sambil bermain, saya perkenalkan bentuk dominonya yang persegi panjang. Domino ini seru, menghubung-hubungkan beberapa gambar yang terputus menjadi rangkaian gambar unik yang utuh. Eza sebenarnya belum terlalu tertantang untuk bermain domino ini, tapi saat Arkan anteng memainkannya, akhirnya Eza tertarik juga gabung ma Arkan untuk memainkannya.

Permainan domino ternyata mengasah logika juga plus ketelitian. Logika bagaimana mencari gambar yang sesuai dari satu gambar dengan gambar lain yang tersebar, lalu merangkainya menjadi satu gambar yang utuh. Dan secara tak sadar, mereka sedang belajar matematika logis melalui permainan domino. Kalau sudah kompak main berdua begini, kaya adik kakak aja. Dan alhamdulillah banget sejauh ini mereka jarang berantem, mungkin karena ada yang lebih tua, kadang mengalah. Sisi lain Eza jadi tumbuh lebih dewasa. Tadi saja pas beli es krim, Eza bilang “Bunda, nanti aku bagi buat Arkan ya...”... nyess rasanya. God Job gantengku sayang... sepertinya emang Eza udah harus punya adek nih... hehe

Kode kerasss haha

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Semoga Bermanfaat

Kamis, 270717.20.40
#Day8
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day51

Wednesday, July 26, 2017

Day 7 Cinta Matematika : Lompat Yuks



Hari ini saya dengan Eza bermain lompat-lompatan. Saya menyiapkan pensil warna, membuat lingkaran di halaman depan rumah, menulis angka 1 dilingkari, angka 2dan 3 juga. Lalu saya meminta Eza lompat ke tulisan angka 1 yang sudah dilingkari, terus secara acak saya minta Eza melompat pada angka yang saya tunjuk. Awalnya saya fikir ini akan berhasil ternyata oh ternyata, dia malah melompat kesana kemari, lalu mengambil pensil warna yang sedang saya pakai dan ia mencoret coret apa saja yang ia mau tulis seperti yang terlihat dalam foto berikut:


Setelah itu, saya ajak Eza main bola, ya wis lah mas, yang penting kita main bersama saja ya, sambil kembali mengenalkan bentuk lingkaran, lanjut lagi main bola dan lain-lain. Eza memang lebih senang kegiatan outdoor, sepertinya kinestetik dia memang dominan, maka saya coba mencari aktivitas diluar dan sering saya ajak main di playground yang dekat dengan rumah. Yang penting tubuh dia bergerak dan bergerak. Bermain sepeda adalah hobinya. Ia sering didatangi teman-temannya yang jauh lebih tua, yang sudah bersekolah di TK dan SD. Herannya obrolan mereka masih nyambung aja.

Kembali ke rencana main lompat-lompatan, awalnya saya ingin “pecle”, main lompat-lompatan seperti saat saya kecil dulu, kayanya seru gitu sambil mengenalkan tulisan angka 1-10 dulu. Tapi ternyata “selera” bermain saya dan Eza berbeda, atau mungkin media yang saya siapkan kurang menarik. Memang saya merasa kurang kreatif membuat media simulasi permainan edukatif. Harus lebih banyak belajar lagi niih

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Semoga Bermanfaat

Rabu, 260717.14.00
#Day7
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day50

Tuesday, July 25, 2017

Day 6 Cinta Matematika : Menghitung Permen, Mengenal Sedikit dan Banyak



Kemarin, hari Senin, saya ajak Eza untuk mengikuti acara pelantikan dan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Serang, karena ART belum pulang setelah pernikahannya. Kami berangkat dari Serpong pukul 10 pagi, setelah melewati tol merak yang lumayan padat, akhirnya tiba di Serang tepat pukul 12 siang. Kami ber-14 orang menggunakan 2 mobil beserta pejabat kepegawaian kota Tangerang Selatan. Kami langsung menuju rumah makan untuk makan siang bersama.

Saat di perjalanan, saya sempatkan bermain simulasi matematika dengan menggunakan permen. Tak ada alasan lalai dari kewajiban sebagai fasilitator kelas bunda sayang. Walaupun tidak sedang di rumah dan riweuh dalam perjalanan bolak balik Serpong – Serang, saya tetap mengusahakan untuk bermain walau di dalam mobil. Kali ini media yang digunakan adalah permen.
Saya coba pisahkan dua macam permen di dua tangan Eza, satu berjumlah 3, satu lagi berjumlah 5. 

Saya coba diskusi ma Eza,

“Mas, ini permen yang hitam, jumlahnya lima, yuks kita hitung bersama”

“satu, dua, tiga, empat, lima. Iya bunda, ada 5.” Kata Eza

“Ok sekarang coba tebak, kalau permen hitam yang jumlahnya 5, dengan yang biru yang jumlahnya 3, kira-kira yang banyak yang mana? Yang hitam atau yang biru? Tanya saya

Monday, July 24, 2017

Day 5 Cinta Matematika : Bermain Bola



Hari Ahad kemarin, saya, Eza, suami dan beberapa teman menghadiri undangan dua orang alumni sekolah kami yang menikah muda saat berusia 19 tahun di Bandung. Kami berangkat pukul 5.30 setelah subuh karena ingin mampir dulu di alun-alun Bandung sebelum pergi ke resepsi pernikahan pukul 11 siang. Sudah lama saya ingin berfoto di alun-alun kota Bandung hehe dan tentu saja sudah saya siapkan rencana “Cinta Matematika” tetap berjalan walau sedang dalam perjalanan. Tak ada alasan lalai terhadap kewajiban sebagai fasilitator kelas bunda sayang.

Alhamdulillah perjalanan lancar, kami berhenti istirahat di rest area km 57 dan pukul setengah 9, kami sudah tiba di alun alun dan masjid agung Bandung. Eza langsung berlari-lari, saya langsung belikan bola dan kami pun bermain bola. Saya kenalkan bentuk lingkaran, Eza mengikuti saja kata “lingkaran” dan langsung bermain bola lagi hihi. Suami berperan sebagai fotografer sementara saya memilih bermain bola dengan Eza. Seru rasanya terlibat langsung bermain dengan anak, bahwa bermain bola bukan hanya monopoli milik laki-laki.

Sunday, July 23, 2017

Day 4 Cinta Matematika : Menghitung Uang dan Mengenal Celengan



Eza senang sekali jajan, terutama es krim, dari pagi siang sore kalau jajan, pasti mintanya es krim. Maka saya berusaha mengeremnya dengan cara mengajarkannya menabung. Saya belika dia celengan yang menarik, cukup uang receh saja hasil kembalian, itu sudah membuat dia senang banget.

Maka tiap kali kami memasukkan uang ke celengan, saya sambil mengenalkannya dengan nilai uang. Walaupun belum terlalu ngerti, yang penting dikenalkan saja dulu. Lalu, saya menyuruh dia menghitung ada berapa uang yang dimasukkan ke celengan. Eza pun semangat menghitung, satu dua tiga ... kadang saya sambil ngetes bilangan bahasa arab dan inggris nya.

Lucunya, kalau menghitung angka dalam bahasa inggris, dia suka bercanda dengan menyambungkannya ke huruf hijaiyah terutama ke huruf ‘ain, ghain, begini dia bilang
“one, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, (a’ain). GHAIN”

Saturday, July 22, 2017

Day 3 Cinta Matematika : Bermain Bersama Teman Teman



Saat ini Eza sudah berusia 3,5 tahun, tak terasa waktu semakin cepat berlalu. Kalau dulu saya harus selalu menemani Eza bermain, sekarang Eza sering didatangi teman-temannya dan mereka pun bermain bersama, kadang di rumah saya, atau main sepeda, atau di rumah temannya. Semaunya mereka saja bermain, ada sekitar 3-4 orang teman Eza yang sering bermain bersama, mayoritas mereka lebih tua dari Eza tapi entah kenapa Eza sering didatangi teman-temannya yang lebih tua. Semoga karena Eza adalah teman yang menyenangkan.

Saat bermain di rumah, apakah semuanya lancar dan rukun saja tanpa berantem? Oh tentu tidak sama sekali, tak jarang tiba-tiba suara tangis terdengar, saling jambak, saling rebutan mainan, Eza menghampiri saya sambil menangis karena dipukul temannya, wah pokonya rasanya nano nano deh. Namanya juga anak-anak, biarkan mereka berantem karena sebenarnya mereka sedang belajar memecahkan masalah mereka ala mereka sendiri.

Friday, July 21, 2017

Day 2 Cinta Matematika : Bermain Balok



Sejak Asisten Rumah Tangga menikah dan belum datang sampai saat ini, Eza sering didatangi teman-temannya yang tak jauh dari rumah. Mereka sering bermain bersama, entah itu main sepeda-sepedaan atau main mobil-mobilan dan lain-lain.

Kemarin, Eza mengajak temannya main balok. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya minta temannya yang sudah sekolah TK untuk menuliskan angka, lalu saya siapkan mangkok-mangkok, mereka bertanya tanya “mau ngapain?” saya bilang, kita bermain yaa.

Lalu saya tanya Eza tentang angka-angka yang dibuat temannya, dia belum ngeh, its oke yang penting Eza faham aplikasinya. Lalu saya simpan 3 mangkok, saya simpan kertas angka yang dibuat temannya secara acak, dan saya minta Eza memasukkan balok sesuai kertas angkanya.

“Bunda, ini diisi berapa?” tanya Eza

“Ini angka 4 ya mas, yuks kita isi empat balok. Kita hitung bareng-bareng yuks”

Eza pun semangat menghitung, “Satu, dua, tiga, empat”

Terus begitu secara acak dan bergantian Eza bermain balok sekaligus memasukkan balok berdasarkan kertas angkanya. Semoga kegiatan bermain balok ini, secara tak sadar sesungguhnya Eza sedang belajar banyak hal. Belajar bentuk, belajar warna dan belajar angka.

Matematika itu menyenangkannn...

Semoga Bermanfaat

Jumat, 210717.11.00
#Day2
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day45

Thursday, July 20, 2017

Day 1 Cinta Matematika : Mengenal Angka



Materi keenam ini adalah tentang matematika di sekitar kita. Seru dan menantang materi dan game nya. Sebenarnya Eza sudah lama dikenalkan dengan matematika, secara tidak sadar, kadang sambil naik motor saya ajak dia menghitung kerbau yang terlihat di jalan yang sering dilewati, menghitung mobil, belajar bentuk, dan lain-lain.

Saya seringkali mengajak dia naik motor baik jarak jauh maupun jarak dekat, sejak Eza berusia 2 tahun. Biasanya Eza ngantuk kalau dibawa bermotor ria dalam jarak waktu yang jauh. Maka saya sebisa mungkin mengajak dia ngobrol, memperdengarkan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, dan mengenalkan ia dengan angka-angka. Kadang saya perdengarkan angka 1-10 dalam bahasa Indonesia, di waktu lain dalam bahasa Arab dan juga bahasa Inggris. Awalnya saya iseng saja biar dia tidak ngantuk. Ternyata efeknya lumayan dahsyat, ia cepat hafal.

Kemarin pagi, seperti biasa kami lewat jalan yang sering menjadi lapangan tempat makannya para kerbau. Saya ajak dia menghitung kerbau,

“Mas, coba lihat, kerbaunya ada berapa?”

“Ada dua bunda”, jawabnya.

Saya cek kerbau yang ada di lapangan itu, memang benar hanya ada dua. Setiap hari jumlah kerbau yang ada memang berbeda-beda.

Saturday, July 15, 2017

Aliran Rasa Materi Membaca: Buku Versus Mainan



Materi kelima dari kelas bunda sayang adalah tentang literasi dan menstimulasi anak suka membaca. Tantangannya seru, membuat pohon literasi yang di dalamnya berisi buku-buku hasil bacaan Eza dan saya serta suami sebagai orang tuanya yang harus memberikan contoh agar tumbuh kebiasaan membaca pada Eza.

Tantangan pohon literasi ini bertepatan dengan puasa Ramadhan, lumayan kondusif dan berhasil hingga menjelang Ramadhan. Tetapi saat lebaran, tantangannya semakin besar. Berkumpulnya semua anggota keluarga membuat Eza lebih senang bermain bersama saudara sepupunya saat liburan dan lebaran. Bekal mudik yang saya bawa yaitu buku dan mainan, hanya disentuh sedikit sama Eza. Di mobil, Eza lebih senang melihat-lihat jalan dan tidur saking capenya karena harus menempuh perjalanan 4 provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Saat di Tasik, Eza bermain dengan kakak-kakak sepupunya, mulai main petak umpet, main lego, main balok, nonton, hingga bergulung-gulung di kasur dan seru-seruan. Nyaris buku tidak tersentuh sama sekali. Sementara di Kudus, mbah nya mengajak Eza jalan-jalan ke sawah untuk melihat kambing, sapi dan berbagai pemandangan. Juga memanjakannya dengan membelikan berbagai jenis mainan yang membuatnya anteng berjam jam bermain. Adik sepupunya yang usianya tak jauh beda, membuat Eza senang bermain mulai dari main sepeda, mengisi truk pasir, dan segala jenis permainan yang membuatnya anteng dan tak ingat dengan buku.

Berbagai agenda silaturahmi lebaran juga membuat kami sibuk dan lupa mengingatkan Eza untuk membaca buku. Target pun sedikit berubah, kami memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan Eza tentang adab bertamu, etika bersilaturahmi, menghadapi orang baru dan mengenalkan Eza dengan beberapa saudara dan teman serta sahabat yang bisa jadi baru ketemu. Alhamdulillah sejauh ini, saya dan suami puas dengan kemampuan Eza bersosialisasi, ia tak tak takut menghadapi orang baru, cepat akrab dengan keluarga bahkan anaknya teman-teman saya dan suami yang baru bertemu pun Eza tak segan segan, langsung bermain bersama. Setiap kali kami pergi bersilaturahmi, Eza selalu bertanya, “Ada temen aku ngga?” itu artinya ada temen seusia dia ngga yang bisa diajak bermain. Rasanya menyenangkan mengajak Eza berjalan-jalan, tak rewel dan tak susah makan. Peer saya dalam menstimulus anak membaca adalah saat dalam kondisi perjalanan dan berkumpul bersama orang lain.

Saturday, June 17, 2017

Pohon Literasi Day 10 : Wisata Al-Qur’an



Kali ini giliran si bunda yang membaca buku yang biasanya baru punya waktu tengah malam, saat yang lain sudah tidur. Buku yang dipilih untuk dibaca pada hari ke-21 puasa di bulan Ramadhan 1438 H ini adalah buku Wisata Al-Qur’an karya Ja’far Subhani.

Buku ini berisi tentang perumpamaan-perumpamaan (mitsal) yang digunakan beberapa ayat Al-Qur’an untuk menjelaskan suatu makna. Banyak perumpamaan yang menarik yang digunakan Al-Qur’an untuk mengemas suatu ayat sehingga maknanya lebih mendalam dan kemasannya sangat apik dan cantik.

Contohnya adalah dalam surat Ali Imran ayat 59-60 yang berbunyi:

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.
(Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.

Pada ayat tersebut, penciptaan Isa menggunakan perumpamaan penciptaan Adam. Hal ini untuk menjelaskan bahwa Isa adalah manusia, bukan Tuhan seperti sangkaan kaum nasrani. Keduanya sama-sama adalah seorang manusia tanpa ayah. Perumpaan dalam ayat ini disebut tasybih gharib bil gharib (penyerupaan yang kangka dengan yang lebih langka), agar lebih meyakinkan bagi pendebat dan lebih memastikan lagi bagi yang meragukan. (halaman 169)

Ada fenomena menarik pada kata “kun fayakun” pada ayat diatas. Kata fayakun adalah kata kerja jenis masa kini sementara penciptaan Adam dan Isa adalah sudah terjadi. Seharusnya kata kerja yang digunakan adalah bentuk lampau, bukan bentuk saat ini. Ternyata disinilah sisi menariknya, bahwa meletakkan kata kerja masa kini (fi’il mudhari) di tempat kata kerja bentuk lampau (fiil madhi) itu adalah dibolehkan untuk menegaskan bahwa penciptaan Adam itu adalah perkara yang terjadi secara bertahap, bukan secara langsung.

Friday, June 16, 2017

Pohon Literasi Day 9 : Akhirnya Melirik Buku Lain Juga



Hari kesembilan dalam rangka menumbuhkan pohon literasi di rumah kami, akhirnya membuahkan hasil. Setelah sebelumnya saya begitu putus asa karena Eza tak kunjung mau “move on” dari buku kesukaannya yang membuat saya bosan membacakannya, akhirnya saya berhasil juga membuat Eza berpaling ke buku lain.

Minggu-minggu ini adalah minggu yang hectic dan lumayan padat bagi saya, apalagi mba pengasuh pulang kampung untuk mempersiapkan pernikahannya, maka pikiran dan tenaga saya pun terbelah untuk beberapa urusan diantaranya, yang utama adalah pekerjaan saya sebagai istri, ibu dan guru sedangkan pekerjaan “sunnah” adalah sebagai fasilitator di kelas bunda sayang, manager keuangan nasional, pengurus koperasi dan menulis blog untuk melatih kemampuan menulis saya. Wah ternyata banyak juga ya, pantas saja hampir tiap hari rasanya 24 jam itu terasa kurang. Belum lagi target Ramadhan saya kali ini ingin mengkhatamkan 2 kali baca Al-Qur’an.

Maka agenda membacakan buku kepada Eza sering terlewat, apalagi dia tampak menikmati masa bermain bersama teman-temannya, terutama yang sifatnya outdoor seperti main sepeda, lari-larian dan lain-lain. Sementara si bunda harus menyelesaikan pekerjaan publik dan domestik seperti menyapu, ngepel, mencuci dan menyeterika pakaian. Beruntung ada mamah yang mengamankan urusan masak memasak.

Pagi hari, saya mengantar Mamah jalan dan berbelanja ke Pasar Modern. Setelah beres, pulang ke rumah menyelesaikan urusan setrikaan dan koperasi. Eza tak mau tidur siang, saat saya sedang diskusi via wa tentang pendirian koperasi IIP, Eza ingin main bersama saya, bukan memilih tidur bareng papanya, padahal papanya sudah menawarkan. Mungkin karena tadi pagi dia baru bangun jam 7.30 jadi sepertinya memang tidak ngantuk. Akhirnya saya ajak baca buku.

Saya mencari cara untuk menarik perhatian Eza pada buku “baru”, tidak pada buku favorit nya yang sudah dibaca berulang-ulang. Maka saya ambil buku Alam Kehidupan, Dari tetumbuhan sampai perlindungan kehidupan dari Tira Pustaka yang penampakannya seperti ini :


Thursday, June 15, 2017

Pohon Literasi Day 8 : Saat Kantuk Harus Berhadapan dengan Anak yang Minta Dibacakan



Sejak si mba yang ngasuh Eza mudik seminggu yang lalu, semua pekerjaan rumah praktis saya ambil alih. Alhamdulillah dibantu mamah yang menjaga Eza dan masak, jadi pekerjaan jauh lebih ringan. Tapi tetap saja, berbagai peran publik dan domestik yang harus saya jalankan, membuat jam istirahat saya berkurang. Setelah subuh, saya langsung beres-beres rumah, setelah itu bekerja. Siangnya kembali urusan organisasi dan koperasi menunggu untuk diselesaikan.

Untuk waktu membaca saya sendiri, saya harus mencari waktu khusus untuk membaca, saking padatnya jadwal dan pekerjaan yang harus diselesaikan. Kemarin malam, saya sempatkan membaca diatas jam 12 malam karena sudah tidur saat ngelonin Eza walau hanya dua jam. Setelah itu saya bereskan berbagai kerjaan organisasi dan koperasi dan ternyata tak terasa, waktu sudah menunjukkan waktu sahur.

Esoknya, mata saya terasa perih, mungkin karena kurang tidur. Agenda saya untuk memberikan stimulasi membaca untuk Eza juga, banyak keteteran. Siang hari, Eza lebih suka bermain dengan teman-temannya dibanding membaca. Mungkin karena orang tuanya (saya dan suami) juga jarang memberikan teladan untuk lebih banyak interaksi dengan buku. Saya dan suami memang sering bawa laptop, saya lebih banyak mengerjakan tugas koperasi dan organisasi sementara suami lebih sering download media pembelajaran dan mendengarkan berbagai ceramah. Suami saya lebih senang belajar melalui media audio dibanding membaca buku.

Semalam, saat saya ngelonin Eza, rasanya badan saya sudah remuk, mata saya sudah menuju terpejam, tiba-tiba Eza minta dibacakan buku. Wah anugerah sebenarnya, tapi Eza tuh kalau sudah minta dibacakan, bukunya ga pernah mau ganti. Paling buku Dusty si pesawat pembalap, dan buku ikan Nabi Yunus. Rasanya sudah bosan mulut ini membacakan puluhan kali buku yang sama, tapi herannya Eza tak pernah bosan dibacakan buku yang sama. Saya juga mendapat cerita dari para peserta bunda sayang, bahwa anaknya juga minta dibacakan buku yang sama puluhan kali dan ga mau ganti buku yang lain. Sama ternyata tantangannya.

Wednesday, June 14, 2017

Pohon Literasi Day 7 : Ayo Marah



Setelah peristiwa kemarin yang memancing kemarahan si bunda pada Eza dan papanya juga neneknya, si bunda merasa bersalah. Ia pun langsung melalap habis buku berjudul “Ayo Marah, Buku Komplit Manajemen Marah” karya Irawati Istadi yang diterbitkan tahun 2010. Seingat saya, sudah lama sekali buku ini dibeli tapi belum tergerak untuk membacanya, maka buku ini pun masih bersampul rapih, tersimpan utuh di lemari perpustakaan mini keluarga kami.

Buku ini bukan mengajarkan untuk marah, tapi untuk memahami penyebab kemarahan dan cara mengendalikan kemarahan itu seperti apa. Buku ini juga membolehkan kita marah jika penyebab dan caranya serta tujuannya jelas. Buku ini terbit dilatar belakangi pengalaman penulisnya yang trauma dengan anak sulungnya saat berusia 5 tahun yang menduplikasi cara ibunya marah. Sejak saat itulah, sang penulis bertekad untuk belajar cara mengatasi kemarahan dengan tepat.

Buku ini terdiri dari 7 bagian yaitu

Bagian 1          : Marah dan Kemarahan di Sekitar Kita
Bagian 2          : Munculnya Kebiasaan Marah
Bagian 3          : Cara Marah yang Benar dan Efektif
Bagian 4          : Meredakan Kemarahan Suami Istri
Bagian 5          : Mengatasi Kemarahan Orangtua kepada Anak
Bagian 6          : Lebih Positif di Tempat Kerja
Bagian 7          : Meminimalkan Kemarahan di Sekolah

Setelah minum kopi dan tak bisa tidur lagi, saya memanfaatkan waktu dengan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang sempat terbengkalai seperti membereskan pembukuan keuangan koperasi, menyelesaikan tugas bunda sayang sebagai fasilitator dan menyelesaikan buku yang biasanya agak sulit jika dilakukan siang hari yang padat aktivitas.

Alhamdulillah tak sampai satu jam, buku ini sudah saya lahap habis, saking besarnya keinginan saya untuk memperbaiki cara saya marah. Selain marah yang negatif, ternyata sang penulis melihat sisi lain diperbolehkannya marah yaitu saat marah menjadi satu-satunya cara untuk membuat seseorang menyadari kesalahannya. Sementara marah yang destruktif dengan membanting atau melibatkan aktivitas fisik, itu bukan cara yang baik untuk mengatasi kemarahan.

Pada bab satu dibahas tentang mengapa harus marah, efek negatif marah dan bahkan ternyata marah ini seperti “penyakit menular” yang bisa membuat anak meniru cara orangtuanya marah. Sementara pada bagian 2, dipaparkan tentang munculnya kebiasaan marah, bahwa ternyata marah itu bukan bersifat genetis, tapi merupakan dampak dari pola asuh. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua adalah pemeran utama yang patut disalahkan atas tumbuhnya kebiasaan marah pada anak (hal. 37) dan itu bermula dari 5 tahun pertama kehidupan sang anak yang dikenal dengan “Golden Age”. 

Kemauan dan kemampuan otak anak dalam menerima informasi di usianya yang masih balita ini ternyata jauh lebih hebat dari apa yang seringkali dibayangkan dan dipahami orang tuanya (hal. 39). Dan beberapa faktor pemicu kemarahan masa golden age yang harus difahami orang tua adalah Egosentrisme dan meniru orang lain.

Tuesday, June 13, 2017

Pohon Literasi Day 6 : Bunda Jangan Marah



Pada hari Sabtu kemarin tanggal 10 juni 2017, mamah datang berkunjung ke Serpong karena mba nya mudik di hari Jumat untuk mempersiapkan pernikahan. Hiks akhirnya hari itu datang juga, saat mba ART di rumah akan melangsungkan pernikahan, itu berarti saya harus siap-siap tak bergantung pada si mba, (bergantung harusnya pada Allah saja ya). Walaupun mba nya masih pengen tetap bekerja setelah menikah.

Mamah pun harus mengungsi dari Tasik ke Tangerang karena saya dan suami masih kerja sampai hari Sabtu besok. Hari Sabtu kemarin juga sekalian buka puasa bersama bareng keluarga besar di tempat saya di Serpong karena mamah sedang ada bersama saya. Setelah rempong dengan urusan buka bersama, hari Ahad nya saya ajak mamah jalan-jalan ke Lotte Mart untuk persiapan mudik ke Kudus, ke Parade Fo untuk membeli baju Eza dan ke ITC untuk membeli baju Eza dan membeli kerudung mamah.

Saat di lotte mart, Eza sudah mulai beraksi, pengen beli es krim, tidak saya ijinkan trus dia merayu mamah dan berhasil, mamah langsung membelikan es krim. Saya tahan tahan untuk tidak marah, saya sebenarnya pengen membuat Eza belajar menahan diri, tak langsung memenuhi semua keinginannya karena khawatir berdampak panjang hingga besar nanti. Di lotte mart saya tak berhasil, padahal saya sudah berikan pemahaman pada Eza yang masih berusia 3,4 tahun.

Di tempat berikutnya saat mencari baju di sebuah factory outlet, papanya memperlihatkan topeng, Eza pengen. Saya sudah jelaskan tujuan awal datang kesini adalah untuk membeli baju, bukan membeli topeng. Mulailah Eza beraksi lagi, merayu mamah dan suami agar mengabulkan keinginannya. Saya sudah berusaha melarang suami dan mamah untuk tak mengabulkan keinginannya, tapi mamah luluh juga, tak tega untuk membelikan topeng yang harganya “hanya” 60.000. Sebenarnya saya tak masalah dengan harganya, tapi saya tak suka dengan cara Eza yang meminta terus dan selalu pengen langsung dipenuhi keinginannya. Saat akhirnya topeng itu dibeli, saya MARAH, marah sekali. Entah marah pada Eza, pada suami atau pada mamah, saya kesal. 

Semua usaha saya untuk memberikan pemahaman pada Eza, merasa tak didukung dan harus berjuang sendiri. Anehnya Eza bisa tau dan merasakan bahwa saya marah, dia tak berani menatap saya, apalagi saat perjalanan dari factory outlet itu, saya bungkam, aksi tutup mulut saya jalankan, saya khawatir mengeluarkan kata-kata yang kasar dan tak bisa mengendalikan diri.

Monday, June 12, 2017

Pohon Literasi Day 5 : Aku Pengen Baca Quran



Setelah proyek Ramadhan keluarga Al Zayyan berjalan beberapa waktu, lama-lama yang datang makin sedikit hiks hiks. Begitulah fenomena ngaji saat ini, semangat di awal, lama-lama makin tergerus kesibukan, baik gurunya maupun muridnya. Peer besar deh jika ingin serius dengan proyek keluarga, harus sabar dan banyak ide dalam berinovasi. Ini mah jumlah yang datang sudah berkurang saja, sudah membunuh semangat yang sempat membara di awal.

Begitupula dengan semangat Eza mengaji, ia lebih senang belajar sambil menonton Diva the series yang belajar huruf hijaiyah. Eza hafal seluruh huruf hijaiyah saja, karena nonton dari video Diva the series. Tapi saat belajar dari buku Iqro, malah kabur-kaburan hihi. Sepertinya gaya belajar kinestetik Eza dominan dan si bunda harus mengumpulkan ide supaya Eza belajar iqro dengan lebih inovatif. Sementara ini cara saya mengajar masih ala jadul, dengan membaca buku iqro secara berurutan dari iqro 1. Dan Eza stag di huruf kho.

Hari Jumat lalu, si mbak mudik ke Banjarnegara untuk persiapan mudik. Alhamdulillah hari Sabtu mamah datang buat nemenin Eza. Jadi saat bunda dan papa harus kerja, ada mamah yang nemenin Eza. Nah mamah ini rajin mengajinya, baru tanggal 15 Ramadhan udah khatam aja tuh Al-Qur’an, si bunda malah kalah. Maka saat mamah tadarus, Eza ketularan deh pengen tadarus, dia minta dibawain Qur’an seperti mamah, kaya bener aja ngaji hihi. Yah pengkondisian awal lah untuk mengenal Al-Qur’an. Semoga datangnya mamah juga turut membawa perubahan positif pada Eza,  terutama dalam hal mengkondisikan iklim dan suasana akrab dengan Al-Qur’an.

Sunday, June 11, 2017

Pohon Literasi Day 4 : Membaca atau Melihat Gambar?



Hari Sabtu sore kemarin, keluarga besar saya mengadakan buka bersama di tempat saya di Serpong. Eza senang sekali bertemu sepupu-sepupunya, pada maen dan becanda terus. Alhamdulillah rejeki banget masih bisa kumpul bersama seperti ini. Sungguh saya bersyukur masih dikaruniai lengkpa keluarga sehat semuanya dan bergerak menuju pelayan umat.

Pertemuan ini sekaligus menjadi momentum untuk pengocokan arisan. Kakak saya ketiga, setelah kocok arisan malah langsung pulang dan tak ikut buka puasa bersama. Usut punya usut, dia tak mau ketinggalan shalat tarawih berjamaah di dekat rumahnya. Terharu sekali mendenagar alasannya. Satu sisi sedih karena dia tak ikut buka bersama, sisi lain senang karena lebih mementingkan pelayanan umat dibanding pemenuhan kebutuhan sendiri untuk berbuka puasa bareng keluarga besarnya.

Setelah keluarga besar pulang, Eza sedih karena rumah sepi, untungnya ada mamah yang tetap tinggal untuk menemani Eza dan bundanya karena si mbany pulang jelang pernikahannya. Kemaren sore hingga pagi ini kami cape sekali, tak sempat membaca buku. Setelah itu kami jalan untuk beli segala keperluan mudik. Baru sore hari tadi lah Eza sempat membuka buku. Daripada disuruh baca buku Dusty dan ikan Nabi Yunus yang membuat saya bosan macakannya. Kali ini saya berikan buku Rasulullah Sahabatku. Baru mau saya bacakan, Eza teriak saat melihat gambar unta di dalam buku ini. Jadilah agendanya bukan membacakan buku, tapi lihat gambar unta yang ada di buku tersebut. Yang penting Eza suka interaksi dengan buku dulu deh. Saya belum sukses menstimulus Eza agar hobi membaca buku. Ia masih senang bermain outdoor diluar bersama teman-temannya. Ya sudah dinimati aja. Semoga ini hanya masalah waktu.

Sementara si bunda hari ini juga masih di berkutat dengan tesisnya. Beberapa buku yang terkait, sudah saya pisahkan. Beberapa buku itu saya baca, sisanya ditumpuk untuk dijadikan bahan rujukan. Semoga besok sudah bisa move on dan beralih ke buku lain dengan genre yang berbeda.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 110617.22.15
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#Day4
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

#odopfor99days#semester2#day29

Saturday, June 10, 2017

Pohon Literasi Day 3 : Belajar Homeschooling



Dua hari yang lalu, hari Kamis, saya mengikuti workshop tentang homeschooling. Selain mendapat ilmu dari pemateri, goodie bag nya seru juga yaitu buku, pulpen dan pensil. Bukunya ini yang saya baca dan dimasukkan dalam pohon literasi si bunda. Sementara Eza bacaannya masih seputar mobil dan pesawat. Dia masih lebih suka bermain outdoor dibanding membaca buku di rumah, apalagi teman-temannya suka pada nyamperin ke rumah. Ya sudah memang usia segitu dunianya memang begitu. Perlu perjuangan keras lagi si bunda nih biar Eza antusias membaca buku.

Sementara si bunda, banyak tugas yang mengharuskannya membaca banyak buku. Minggu kemarin sedang disibukkan membuat tulisan untuk jurnal dan bertumpuk-tumpuk bukulah dibaca untuk menyelesaikan tulisan kejar tayang untuk jurnal internal di tempat kerja. Kalau ga dipaksa begitu, tumpukan buku di lemari perpustakaan mini keluarga kami, entah kapan selesai dibacanya.

Dalam buku homeschooling, banyak dibahas perbedaan homeschooling dengan flexi school. Kalau selama ini ada lembaga yang menyelenggarakan homeschooling, sebenarnya itu dinamakan flexi school, bukan homeschooling.  Dibahas juga dalam buku ini, apa saja yang harus diajarkan oleh orangtua muslim yang menerapkan homeschooling untuk anak-anaknya, mulai dari aqidah, pembiasaan ibadah melalui keteladanan, dan masih banyak lagi.

Friday, June 9, 2017

Pohon Literasi Day 2 : Dongeng Sebelum Tidur



Tantangan bagi anak laki-laki usia 3,5 tahun dalam mengajak membaca adalah lagi senang-senangnya bermain sama teman-temannya. Eza senang sekali bermain sama teman-temannya deket rumah, baik itu main sepeda, main mobil-mobilan atau sekedar pada ngumpul ga jelas juga sudah membuat mereka bahagia.

Dulu, Eza rutin tidur siang, jam satu siang pasti sudah merem. Sekarang, bisa tidur jam 2 siang itu udah bagus banget. Karena teman-temannya kadang datang ke rumah, trus ia lebih senang main bersama dibanding tidur. Padahal sorenya juga bermain. Kalau tidak tidur siang, biasanya sorenya jadi rewel. Maka walaupun cuma setengah jam, biasanya Eza sudah harus masuk rumah pukul 2 siang.

Setelah ashar, mereka main lagi. Lari-larian, petak umpet, sepedaan dan lain-lain. Satu sisi senang sih karena Eza bisa cepat bersosialisasi, lelaki sejati deh ga betah di rumah, maunya eksplorasi macam-macam. Tapi sisi lain, jadi harus berjuang keras untuk mengajaknya membaca. Gaya belajar kinestetik Eza memang masih dominan, maka dia tak betah kalau dibacain buku, diam duduk manis gitu. Berapa menit kemudian, pasti udah lari dan kabur haha.

Kesempatan yang sering saya manfaatkan adalah sebelum tidur, saya simpan beberapa jenis buku di kasur, sebelum tidur dia pasti melihat buku. Walaupun buku yang dipilih tetap sama, yaitu dusty trus kisah ikan Nabi Yunus (sampe bosen deh emaknya nyeritain), tapi yang penting tiap hari Eza harus berinteraksi sama buku. Baca nya baru bisa buku itu lagi itu lagi, mungkin karena emaknya mati gaya dalam mengenalkan buku jenis lain.

Dan perjuangan baru saja dimulai, hari ini hanya sempat membacakan buku yang dia sukai sebelum tidur, sedangkan emaknya masih mengkhatamkan buku Bunda Sayang hehe belum tamat tamat juga karena prakteknya tak semudah teorinya.

Suami juga ternyata type nya lebih seneng audio. Dia jarang baca buku tapi lebih sering download  ebook atau video ceramah sebagai bahan dia mencari ilmu. Buku masih numpuk di perpustakaan keluarga kami, tapi melumat habis semua buku ini, masih butuh perjuangan dan kerja keras. Jadi hari ini hanya Eza dan si bunda yang bisa nempel daun di pohon literasi. Semoga besok papanya Eza bisa ikut gabung.

Semoga Bermanfaat

Jumat, 090617.13.30
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#Day2
#KuliahBunsayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst

#odopfor99days#semester2#day27

Postingan Favorit