Akhir-akhir ini saya sering membaca dan menonton
berita yang mengisahkan beberapa orang yang berhasil mewujudkan mimpinya. Ada
beberapa catatan tentang keberhasilan mereka mewujudkan mimpinya. Salah satunya
seorang profesor IT yang mengharumkan nama Indonesia di Jepang dengan penemuan
4G LTE, teknologi paling canggih saat ini. Ia mengatakan bahwa modal terbesar
seseorang agar menjadi besar dan bertumbuh adalah SABAR. Kesuksesan yang
diraihnya merupakan gabungan kerja keras, kesabaran dan doa yang tak pernah
putus pada Allah.
Dari kisah lainnya yang berhasil mewujudkan
mimpinya, ia mengirimkan semangat berupa pesan bahwa bermimpi itu gratis,
jangan pernah ragu untuk menulis mimpi setinggi mungkin karena mimpi itu tak
berbayar. Pengorbanan dan kesulitan pasti ada, semua kesuksesan akan melewati
berbagai rintangan dan kendala, hanya saja setiap orang yang menghadapi
rintangan biasanya akan terbentur pada 2 pilihan : maju terus atau menyerah. Dan
orang yang berhasil mewujudkan mimpinya pastilah orang yang memilih tak
menyerah pada berbagai kesulitan yang dihadapinya.
Ada kisah tentang keluarga Roebling yang
berhasil mewujudkan mimpinya untuk membangun jembatan Brooklyn Bridge di kota
New York. Pada tahun 1883, seorang insinyur cerdas bernama John Roebling
tertantang untuk membangun jembatan spektakuler yang dapat menghubungkan kota
New York dengan Long Island. Banyak ahli pada zaman tersebut yang merasa ide
itu sangat gila dan meminta John untuk melupakannya.
Namun, John tak peduli dengan omongan
orang-orang sekitarnya karena ia yakin dengan visinya. Bahkan ia berhasil
meyakinkan anaknya yang bernama Washington untuk membantunya menyelesaikan
proyek dahsyat itu. Awalnya pembangunan jembatan itu berjalan mulus dan setiap
orang dalam tim tersebut sangat bersemangat mewujudkannya.
Namun, setelah beberapa bulan, kecelakaan
tragis terjadi dan merenggut nyawa ayahnya. Washington terluka dan mengalami
kerusakan otak yang membuat ia tak mampu berbicara dan berjalan, bahkan
bergerak pun sulit.
Teman dan masyarakat yang dulu mengejek impiannya,
semakin menjadi jadi berkomentar sinis tentang impiannya. Tapi Washington
semakin tertantang untuk mewujudkan mimpinya. Maka ia pun memanggil istrinya
dan mengajarinya tentang bahasa isyarat dengan satu jari. Lalu ia pun meminta
istrinya menjelaskan kepada para insinyur yang lain tentang tahapan langkah
untuk mewujudkan mimpinya. Selama 13 tahun, Washington dengan sabar memberikan
isyarat kepada istrinya yang lalu disampaikan kepada para insinyur sampai akhirnya
jembatan itu berdiri dengan megahnya.
Melalui proses yang panjang dan berbagai
kesulitan dan tantangan yang dihadapinya, Washington Roebling berhasil
mengalahkan kondisi terburuk yang dialaminya. Tanpa keyakinan yang kuat dan
keinginan yang menggebu-gebu, tentu generasi sekarang tak bisa menikmati
indahnya jembatan tersebut.
Setiap orang memiliki latar belakang kehidupan
yang berbeda. Impian bagi seseorang belum tentu menjadi impian bagi orang lain.
Maka kita harus menentukan mimpi kita sendiri yang sesuai dengan kondisi kita
dan dapat membuat semangat kita berkobar saat mengerjakannya serta membuat mata
kita berbinar binar saat meniti tangga untuk mewujudkannya. Yang paling utama,
tentu saja kita harus menitipkan proposal mimpi kita melalui doa doa kita pada
Sang Maha Kuasa dan biarkan Dia yang membantu mewujudkannya, karena hal inilah
yang membedakan keyakinan terwujudnya mimpi kita sebagai umat muslim dengan
umat lain.
sumber gambar : catatanuntukdiri.wordpress.com
#ODOPfor99days
#day119
No comments:
Post a Comment