Saat kita
membaca Al-Qur’an, kita sering dibuat bertanya-tanya tentang penulisan beberapa
kata yang berbeda dengan cara membacanya. Bahkan ada beberapa kata yang
berkurang atau bertambah hurufnya. Semua fenomena tersebut membuat para ulama
dan ahli bahasa berrjuang keras untuk menemukan jawabannya. Didasari rasa
kepenasaranan intelektual yang tinggi, mereka meyakini bahwa semua huruf dan
semua kata dalam Al-Quran itu mengandung makna dan misteri yang harus kita
temukan jawabannya.
Dalam buku
Ensiklopedi Mujizat Al-Qur’an dan hadits, disebutkan bahwa Ibnu Al-Mubarak
mengutip ucapan gurunya Syaikh Abdul Aziz al-Dibagh yang berkata. “Tulisan
Al-Qur’an merupakan salah satu rahasia Allah yang bisa disaksikan dan
kesempurnaan yang bernilai tinggi. Tulisan tersebut bersumber dari Rasulullah
Saw yang beliau perintahkan kepada juru tulis wahyu dari kalangan sahabat. Mereka
menulisnya berdasarkan model tersebut tanpa menambah atau mengurangi ayat
Al-Qur’an yang mereka dengar dari Rasulullah Saw. Sahabat tidaklah bisa
menentukan penulisan Al-Qur’an. Ia bersifat tauqifi pada masa Nabi
Muhammad Saw. Beliau lah yang menyuruh sahabat untuk menulis mushaf Al-Qur’an
dengan cara seperti itu, baik dengan menambahkan huruf alif maupun
menguranginya karena sejumlah rahasia yang tak bisa dijangkau akal pikiran”. Tapi
menurut Al-Razi, setiap huruf, kata dan harakat dalam Al-Qur’an itu sangat
bermakna dan mengandung hikmah. Maka kita akan membahas beberapa hikmah yang
terkandung di dalamnya.
a.
Penghilangan huruf alif
pada kata باسم dan بسم
Hal ini sudah dibahas disini
b.
Penghilangan huruf alif
pada kata سموات
dan سموت
Kata سموت yang ditulis tanpa huruf alif
yang jelas, terulang sebanyak 189
kali dalam Al-Qur’an. Sementara kata سموات yang ditulis dengan tambahan huruf alif
terdapat hanya satu kali yaitu pada ayat 12 dalam surat Fushilat yang berbunyi
:
فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ
سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا
ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
Maka Dia menjadikannya
tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya.
Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami
memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa
lagi Maha Mengetahui.
Ayat tersebut membahas tentang penciptaan
langit dan bumi. Kata yang ditulis dengan model yang tidak seperti biasanya ini
untuk menunjukkan pentingnya mentadabburi makna-makna agung yang terkandung dalam
ayat tersebut dan yang sulit dipahami oleh sebagian orang.
Apalagi tentang
hitungan 6 hari, 2 hari (masa), tidak ada kepastian makna dari frasa tersebut,
hari-hari yang dimaksud bisa mengacu pada 2 hari penciptaan bumi seperti dalam
ayat diatas. Artinya penambahan huruf alif dalam kata سموات menuntut adanya perhatian lebih untuk
memikirkan fenomena menarik dalam ayat tersebut yaitu tentang penciptaan langit
dan bumi.
c.
Penghilangan huruf alif
pada kata الميعاد dan الميعد
Dalam Al-Qur’an, kata الميعاد yang ditulis dengan huruf alif settelah ain
disebutkan sebanyak 5 kali yaitu dalam surat Ali Imran ayat 9 dan 194, surat
Al-Ra’d ayat 31, surat Saba ayat 30 dan Al-Zumar ayat 20. Semua maknanya
terkait hari perjanjian (kiamat) yang memang dijanjikan Allah. Oleh karena itu,
kata tersebur ditulis dengan jelas dan tegas, tanpa ada penambahan atau
pengurangan huruf apapun. Sementara kata الميعد yang ditulis dengan mengurangi huruf alif
setelah nun, terdapat hanya satu kali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Al-Anfal
ayat 42 yang berbunyi sebagai berikut :
إِذْ أَنْتُمْ بِالْعُدْوَةِ الدُّنْيَا وَهُمْ بِالْعُدْوَةِ
الْقُصْوَى وَالرَّكْبُ أَسْفَلَ مِنْكُمْ وَلَوْ تَوَاعَدْتُمْ لاخْتَلَفْتُمْ
فِي الْمِيعَادِ وَلَكِنْ لِيَقْضِيَ اللَّهُ أَمْرًا كَانَ مَفْعُولا لِيَهْلِكَ
مَنْ هَلَكَ عَنْ بَيِّنَةٍ وَيَحْيَا مَنْ حَيَّ عَنْ بَيِّنَةٍ وَإِنَّ اللَّهَ
لَسَمِيعٌ عَلِيمٌ
(Yaitu di
hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di
pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu. Sekiranya
kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu
tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah
mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti
dilaksanakan, yaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang
nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata
(pula). Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
Kata ini ditulis berbeda karena dinisbahkan
kepada manusia.
d.
Penghilangan huruf alif
pada kata سعوا
dan سعو
Kata yang ditulis dengan bentuk biasa yaitu denngan
huruf alif di ujungnya, disebutkan sekali dalam Al-Qur’an yaitu dalam surat
Al-Hajj ayat 51 yang berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ أَصْحَابُ
الْجَحِيمِ
Dan
orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan
melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka.
Demikian juga dengan kata yang ditulis dengan menghilangkan huruf alif
di akhir, hanya terdapat sekali dalam Al-Qur’an yaitu di surat Saba ayat 5 yang
berbunyi :
وَالَّذِينَ سَعَوْا فِي آيَاتِنَا مُعَاجِزِينَ أُولَئِكَ لَهُمْ
عَذَابٌ مِنْ رِجْزٍ أَلِيمٌ
Dan
orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan
mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu memperoleh azab,
yaitu (jenis) azab yang pedih.
Kata ini menunjukkan usaha yang cepat sekali. Hal
ini berkaitan dengan suatu aktivitas yang mengingkari ayat-ayat Allah. Perbuatan
itulah yang menyebabkan orang-orang kafir mendapatkan siksaan yang pedih di
dunia, di samping siksaan neraka Jahannam yang akan mereka rasakan di akhirat.
bersambung
#ODOPfor99days
#day128
No comments:
Post a Comment