Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts
Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts

Monday, August 21, 2017

Day 3 Game Level 7 : Buku Membuatku Tak Menangis



Saat mengajak Eza ke Surabaya, saya persiapkan segala perlengkapan yang akan membuatnya anteng bermain, termasuk buku dan balok. Balok sepertinya sudah bosan dan tak menarik lagi untuk dieksplore. Sementara buku yang saya bawa adalah buku yang baru dibeli tentang transportasi dan tempat tempat umum seperti bandara dan stasiun. Karena buku baru dan “fresh from the oven”, maka Eza exited banget untuk mengeksplor bukunya.

Saat saya akan pergi untuk mengikuti materi pelatihan, saya simpan buku di kasur dan Eza pun langsung mengeksplor bukunya. Segala sesuatu yang baru, selalu membuatnya menarik dan tak bosan walau harus ditinggal bundanya pelatihan. Malah semalam, saat saya pulang dulu sebelum mengikuti materi berikutnya, mamah cerita bahwa Eza sudah menanyakan bundanya terus, bahkan hampir menangis karena kesal menunggu saya pulang, akhirnya mamah mengambil buku dan menceritakan isi dalam buku itu yang bertajuk “stasiun”. Langsung deh nangisnya hilang.

Ternyata Eza memang senang berpetualang, bundanya berharap juga bahwa kelak ia akan mencintai buku dan dunia literasi. Sepertinya agenda ke perpustakaan harus menjadi agenda rutin yang harus bunda masukkan dalam kegiatan harian Eza. Semoga bunda bisa mengenalkan lebih banyak hal menyenangkan dan membuat penasaran, lewat buku-buku pada Eza. Selamat berpetualang berikutnya Ezaku sayang.

Semoga Bermanfaat

Senin, 210817.05.50
#Tantangan10HariLevel7
#day3
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
#odopfor99days#semester2#day62

Sunday, August 20, 2017

Day 2 Game Level 7 : Berenang itu Seruu



Setelah tiba di Bandara Juanda Surabaya, saya dihadapkan pada beberapa pilihan untuk menuju hotel tempat kami menginap yaitu Hotel Fave Rungkut Surabaya. Ada jemputan dari hotel dengan tarif yang wow, dihitung nya per orang, ada taxi di bandara yang saya tak tahu biaya standarnya, dan ada yang murah meriah di kantong saya yaitu pesan grab. Saya memilih alternatif terakhir, saat saya order, banyak pengemudi yang cancel, hingga akhirnya ada juga yang menerima order itu, namanya mas Lukman Hakim yang mengantar kami tiba di hotel.

Setibanya di hotel, kami hanya menyimpan barang dan berhubung tak mendapat makan malam dari panitia, kami langsung jalan untuk mencari makan malam. Tempat yang terdekat dari hotel adalah Transmart. Kami cukup berjalan kaki kesana dan berkeliling lah kami mencari barang dan makanan yang kami butuhkan. Eza seperti biasa hanya mencari es krim. Mamah memilih ikan dan telur, lalu kami kembali ke hotel untuk makan dan istirahat. Untungnya Eza masih mau diajak mandi malam dengan air hangat.

Saturday, August 19, 2017

Day 1 Game Level 7 : Berbinar Binar Saat Naik Pesawat



Tantangan di level 7 ini makin menantang, harus lulus excellent. Harus lebih kerja keras lagi membersamai Eza dalam game level 7 ini yang bertajuk, “Semua Anak Adalah Bintang”. Ada 4 area yang harus dijelajahi potensinya yaitu

      1.      Ranah hubungan intra personal (konsep diri)
      2.      Ranah hubungan inter personel (hubungan sesama)
      3.      Ranah hubungan dengan change factor (melek perubahan)
      4.      Ranah hubungan dengan Tuhannya (melek spiritual).

Baik mari kita mulai dengan tantangan di hari pertama ini.

Hari Jumat kemarin adalah hari yang istimewa bagi Eza karena diajak bundanya untuk menemani pelatihan di Surabaya bareng mamah. Dan yang paling seru adalah karena berangkatnya pake pesawat dan ini adalah pertama kalinya Eza naik pesawat. Dari jauh-jauh hari, sudah di”sounding”sama Eza bahwa dia akan naik pesawat. Dan setiap hari dia nagih terus kapan naik pesawat. Karena setiap hari sering lewat pesawat di depan rumah, jika ada suara pesawat, Eza langsung melihat keatas.

Maka saat kemarin hari Jumat adalah waktu untuk berangkat ke Surabaya, Eza senang sekali. Usai main sama kawan-kawannya, ia tak sulit diajak mandi dan ganti pakaian. Senang sekali saat diberitahu bahwa ia akan naik pesawat sebentar lagi. Usai shalat jumat kemarin, papanya Eza mengantar kami hingga ke Bandara Halim. Kami akan naik pesawat citilink jam 5 sore. Papanya sudah mengingatkan bahwa nanti menunggunya terlalu lama kalau berangkat setelah shalat Jumat, tapi saya dan mamah khawatir akan macet maka lebih baik datang lebih cepat.

Benar saja, kami tiba disana pukul 2 lebih, masih lama sekali untuk menunggu berangkat pesawat pukul 5 sore. Tapi karena sudah sampai, kami jalan-jalan dan berfoto ria dulu, papanya Eza pulang usai mengantar kami. Saya dan Eza serta mamah langsung menuju pintu keberangkatan, check in, alhamdulillah lancar. Kami sudah tiba di gate keberangkatan pukul 3 sore. Mamah langsung ke toilet untuk bersiap siap shalat ashar, saya pun begitu. Lucunya saat di toilet, ada panggilan untuk keberangkatan menuju Surabaya. Saya tak melihat nomor pesawatnya, saya fikir itu adalah keberangkatan pesawat kami. Saya dan mamah pun buru-buru shalat ashar. Setelah shalat yang terburu-buru, saya menuju petugas citilink, ternyata itu yang berangkat pukul 15.30 dengan nomor 181, sementara kami no 183. Wuah menyesal sekali tadi shalat ashar terburu-buru.

Sambil menunggu, saya ajak Eza melihat pesawat yang bertebaran di depan gate keberangkatan kami. Wuah antusias sekali dia melihat pesawat, kadang terlihat ngomong sendiri saking senangnya, berdrama ria bikin dialog sendiri. Daan akhirnya tiba juga saatnya kami naik pesawat. Pukul 5 kurang, kami naik pesawat dan inilah aksi Eza saat di pesawat. Senang sekali dan berbinar binar matanya mengeksplorasi bagian pesawat, melihat keluar lewat jendela.


Ternyata pengalaman baru apapun bagi Eza selalu menyenangkan dan membuat matanya berbinar-binar. Eza ternyata senang berpetualang apapun. Saya sebagai bundanya harus lebih banyak lagi mengenalkan petualangan baru untuk membuat potensinya makin bersinar. Nantikan petualangan Eza berikutnya.

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 190817.05.40
#Tantangan10HariLevel7
#day1
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
#odopfor99days#semester2#day60

Saturday, August 12, 2017

Aliran Rasa Mengenalkan Matematika pada Eza



Dulu, saya belajar matematika tak pake metode macem-macem, dengan para guru di desa, dengan cara tradisional, belajar bab baru dijelaskan oleh guru, lalu latihan dari buku, selesai. Hasilnya? Beberapa konsep sederhana berhasil saya fahami. Sementara untuk konsep yang agak rumit bagi saya yang masih usia sd saat itu, seperti konsep jam, itu saya bingung sekali, bahkan saya takut sekali kalau ditanya guru perihal jam.

Game level 6 ini terkait dengan matematika di sekitar kita. Untuk Eza yang masih berusia 3,5 tahun, saya masih mengenalkan konsep sederhana, seperti bunyi bilangan 1-10 dalam 3 bahasa yaitu Arab, Indonesia dan Inggris. Itupun tak ada target khusus harus hafal dalam waktu sekian hari misalnya. Ini saya perkenalkan pada Eza saat kami jalan bersama naik motor, naik mobil, naik kereta dan lain-lain. Kadang sambil jalan-jalan melihat kereta di stasiun kereta, saya ajak Eza menghitung kereta yang lewat. Intinya dengan cara yang menyenangkan hingga membuat Eza tak sadar bahwa sesungguhnya dia sedang belajar.

Untuk bangun ruang, saya memakai media balok dan domino, sering juga menggunakan alam semesta sebagai ruang belajarnya, misalnya saat kami undangan ke pernikahan dua orang murid kami di Bandung, disempatkan main ke alun-alun kota Bandung dan bermain bola disana. Sambil saya perkenalkan bentuk lingkaran. Main bola ini juga sering saya lakukan di depan rumah saat Eza bosan bermain yang lain.

Saturday, July 29, 2017

Day 10 Cinta Matematika : Belajar Menggunting (Bangun Ruang)



Setelah berbagai permainan dilakukan bareng Eza untuk mengenal matematika, kemarin saatnya melatih motorik halusnya. Saat di rumah, dan melihat ada gunting nganggur, saya langsung punya ide, bikin gambar bangun ruang di kertas, trus Eza belajar menggunting sesuai garis yang ada di gambar.

Saya siapkan kertas dan spidol, trus saya gambar 3 bentuk bangun ruang, yaitu segitiga, lingkaran dan segi empat. Lalu saya bilang sama Eza,

“mas, ini namanya segitiga, ini namanya lingkaran, ini namanya segi empat, coba mas tebak ini namanya apa (sambil saya tunjuk bentuk lingkaran)”

“lingkaran,” jawab Eza

“kalau ini? (sambil saya tunjuk segiempat)”

Eza mulai kelihatan bingung, iyalah usia segitu belum saatnya juga memahami bangun ruang, niat saya hanya akan memperkenalkannya.

Lalu saya ulangi lagi, ini segiempat, ini segitiga sambil saya tunjuk gambar segitiga.

Friday, July 28, 2017

Day 9 Cinta Matematika : Melihat Kereta, Mengenal Panjang dan Pendek




Akhir-akhir ini saya sibuk sekali dengan berbagai urusan koperasi, mulai dengan rapat pengurus koperasi dengan pengawas, lalu koordinasi pengurus dengan para karyawan koperasi, mengurus buku dan seragam, sampai rasanya kaki ini dah keriting deh karena bolak balik kesana kemari. Untungnya tiap hari saya sempatkan ajak Eza keluar untuk main, entah itu untuk naik perosotan, atau hanya melihat-lihat kereta di stasiun Rawabuntu atau hanya sekedar jalan bermotor ria.

Kemarin saya ajak Eza ke stasiun Rawa Buntu untuk melihat-lihat kereta, senangnya minta ampun, walau saat difoto tetap saja cemberut hihi. Sambil Eza melihat dan mengamati kereta yang lewat, saya tanya

“mas, kereta itu panjang atau pendek?”

“panjang” jawabnya...

“Yeah betul, kalo pendek kaya apa?”

Sambil saya contohkan dengan isyarat tangan, pendek itu segini, kalau panjang itu tangan lebar seperti kereta panjanng...

Alhamdulillah Eza sudah faham konsep panjang dan pendek. Setelah itu saya ajak dia main perosotan dan ayunan. Sayangnya ga sempet mengabadikan momen saat di perosotan karena Eza minta ditemenin main ayunan dan didorong kencang ayunannya. Itu saja main segitu, sudah membuat Eza seneng banget. Padahal menurut saya main segitu ga ada seru serunya. Inilah yang menjadikan standar seru menurut anak dan menurut orang tua itu berbeda. Maka yang harus ngalah adalah yang gede, kita harus memposisikan jika kita harus menjadi anak kecil, maka mainan seperti apakah yang bikin seru? Nah ittulah yang harus dieksekusi. Baiklah... bunda siap bermain...

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Jumat, 280717.05.35
#Day9
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day52

Thursday, July 27, 2017

Day 8 Cinta Matematika : Bermain Domino



Tak terasa, Eza sudah berusia 3,5 tahun, sudah bisa bermain sendiri atau bareng teman-temannya. Seringkali temannya berkunjung ke rumah dan tau tau mereka sudah bermain seru, entah di dalam rumah, atau main sepeda-sepedaan. Kemarin, tetangga Eza yang sudah sekolah di TK main ke rumah, namanya Arkan. Arkan ini senang sekali main sama Eza, padahal usianya hampir terpaut 3 tahun.
Ada lagi temannya Razqa, anaknya teman yang rumahnya beberapa ratus meter dari rumah, tapi juga sering ngajak main Eza. Caranya lucu sekali, dia hanya membunyikan sepeda, Eza sudah tau kalau itu Razqa, ga keluar kata-kata, cukup dengan bahasa isyarat dan bahasa kalbu hehe.

Saat Arkan main ke rumah, saya kenalkan permainan domino punya Eza yang baru dibeli bulan Ramadhan kemarin. Sambil bermain, saya perkenalkan bentuk dominonya yang persegi panjang. Domino ini seru, menghubung-hubungkan beberapa gambar yang terputus menjadi rangkaian gambar unik yang utuh. Eza sebenarnya belum terlalu tertantang untuk bermain domino ini, tapi saat Arkan anteng memainkannya, akhirnya Eza tertarik juga gabung ma Arkan untuk memainkannya.

Permainan domino ternyata mengasah logika juga plus ketelitian. Logika bagaimana mencari gambar yang sesuai dari satu gambar dengan gambar lain yang tersebar, lalu merangkainya menjadi satu gambar yang utuh. Dan secara tak sadar, mereka sedang belajar matematika logis melalui permainan domino. Kalau sudah kompak main berdua begini, kaya adik kakak aja. Dan alhamdulillah banget sejauh ini mereka jarang berantem, mungkin karena ada yang lebih tua, kadang mengalah. Sisi lain Eza jadi tumbuh lebih dewasa. Tadi saja pas beli es krim, Eza bilang “Bunda, nanti aku bagi buat Arkan ya...”... nyess rasanya. God Job gantengku sayang... sepertinya emang Eza udah harus punya adek nih... hehe

Kode kerasss haha

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Semoga Bermanfaat

Kamis, 270717.20.40
#Day8
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day51

Wednesday, July 26, 2017

Day 7 Cinta Matematika : Lompat Yuks



Hari ini saya dengan Eza bermain lompat-lompatan. Saya menyiapkan pensil warna, membuat lingkaran di halaman depan rumah, menulis angka 1 dilingkari, angka 2dan 3 juga. Lalu saya meminta Eza lompat ke tulisan angka 1 yang sudah dilingkari, terus secara acak saya minta Eza melompat pada angka yang saya tunjuk. Awalnya saya fikir ini akan berhasil ternyata oh ternyata, dia malah melompat kesana kemari, lalu mengambil pensil warna yang sedang saya pakai dan ia mencoret coret apa saja yang ia mau tulis seperti yang terlihat dalam foto berikut:


Setelah itu, saya ajak Eza main bola, ya wis lah mas, yang penting kita main bersama saja ya, sambil kembali mengenalkan bentuk lingkaran, lanjut lagi main bola dan lain-lain. Eza memang lebih senang kegiatan outdoor, sepertinya kinestetik dia memang dominan, maka saya coba mencari aktivitas diluar dan sering saya ajak main di playground yang dekat dengan rumah. Yang penting tubuh dia bergerak dan bergerak. Bermain sepeda adalah hobinya. Ia sering didatangi teman-temannya yang jauh lebih tua, yang sudah bersekolah di TK dan SD. Herannya obrolan mereka masih nyambung aja.

Kembali ke rencana main lompat-lompatan, awalnya saya ingin “pecle”, main lompat-lompatan seperti saat saya kecil dulu, kayanya seru gitu sambil mengenalkan tulisan angka 1-10 dulu. Tapi ternyata “selera” bermain saya dan Eza berbeda, atau mungkin media yang saya siapkan kurang menarik. Memang saya merasa kurang kreatif membuat media simulasi permainan edukatif. Harus lebih banyak belajar lagi niih

Karena matematika itu menyenangkan dan mari belajar matematika dengan bermain...

Semoga Bermanfaat

Rabu, 260717.14.00
#Day7
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day50

Tuesday, July 25, 2017

Day 6 Cinta Matematika : Menghitung Permen, Mengenal Sedikit dan Banyak



Kemarin, hari Senin, saya ajak Eza untuk mengikuti acara pelantikan dan sumpah PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Serang, karena ART belum pulang setelah pernikahannya. Kami berangkat dari Serpong pukul 10 pagi, setelah melewati tol merak yang lumayan padat, akhirnya tiba di Serang tepat pukul 12 siang. Kami ber-14 orang menggunakan 2 mobil beserta pejabat kepegawaian kota Tangerang Selatan. Kami langsung menuju rumah makan untuk makan siang bersama.

Saat di perjalanan, saya sempatkan bermain simulasi matematika dengan menggunakan permen. Tak ada alasan lalai dari kewajiban sebagai fasilitator kelas bunda sayang. Walaupun tidak sedang di rumah dan riweuh dalam perjalanan bolak balik Serpong – Serang, saya tetap mengusahakan untuk bermain walau di dalam mobil. Kali ini media yang digunakan adalah permen.
Saya coba pisahkan dua macam permen di dua tangan Eza, satu berjumlah 3, satu lagi berjumlah 5. 

Saya coba diskusi ma Eza,

“Mas, ini permen yang hitam, jumlahnya lima, yuks kita hitung bersama”

“satu, dua, tiga, empat, lima. Iya bunda, ada 5.” Kata Eza

“Ok sekarang coba tebak, kalau permen hitam yang jumlahnya 5, dengan yang biru yang jumlahnya 3, kira-kira yang banyak yang mana? Yang hitam atau yang biru? Tanya saya

Monday, July 24, 2017

Day 5 Cinta Matematika : Bermain Bola



Hari Ahad kemarin, saya, Eza, suami dan beberapa teman menghadiri undangan dua orang alumni sekolah kami yang menikah muda saat berusia 19 tahun di Bandung. Kami berangkat pukul 5.30 setelah subuh karena ingin mampir dulu di alun-alun Bandung sebelum pergi ke resepsi pernikahan pukul 11 siang. Sudah lama saya ingin berfoto di alun-alun kota Bandung hehe dan tentu saja sudah saya siapkan rencana “Cinta Matematika” tetap berjalan walau sedang dalam perjalanan. Tak ada alasan lalai terhadap kewajiban sebagai fasilitator kelas bunda sayang.

Alhamdulillah perjalanan lancar, kami berhenti istirahat di rest area km 57 dan pukul setengah 9, kami sudah tiba di alun alun dan masjid agung Bandung. Eza langsung berlari-lari, saya langsung belikan bola dan kami pun bermain bola. Saya kenalkan bentuk lingkaran, Eza mengikuti saja kata “lingkaran” dan langsung bermain bola lagi hihi. Suami berperan sebagai fotografer sementara saya memilih bermain bola dengan Eza. Seru rasanya terlibat langsung bermain dengan anak, bahwa bermain bola bukan hanya monopoli milik laki-laki.

Sunday, July 23, 2017

Day 4 Cinta Matematika : Menghitung Uang dan Mengenal Celengan



Eza senang sekali jajan, terutama es krim, dari pagi siang sore kalau jajan, pasti mintanya es krim. Maka saya berusaha mengeremnya dengan cara mengajarkannya menabung. Saya belika dia celengan yang menarik, cukup uang receh saja hasil kembalian, itu sudah membuat dia senang banget.

Maka tiap kali kami memasukkan uang ke celengan, saya sambil mengenalkannya dengan nilai uang. Walaupun belum terlalu ngerti, yang penting dikenalkan saja dulu. Lalu, saya menyuruh dia menghitung ada berapa uang yang dimasukkan ke celengan. Eza pun semangat menghitung, satu dua tiga ... kadang saya sambil ngetes bilangan bahasa arab dan inggris nya.

Lucunya, kalau menghitung angka dalam bahasa inggris, dia suka bercanda dengan menyambungkannya ke huruf hijaiyah terutama ke huruf ‘ain, ghain, begini dia bilang
“one, two, three, four, five, six, seven, eight, nine, (a’ain). GHAIN”

Saturday, July 22, 2017

Day 3 Cinta Matematika : Bermain Bersama Teman Teman



Saat ini Eza sudah berusia 3,5 tahun, tak terasa waktu semakin cepat berlalu. Kalau dulu saya harus selalu menemani Eza bermain, sekarang Eza sering didatangi teman-temannya dan mereka pun bermain bersama, kadang di rumah saya, atau main sepeda, atau di rumah temannya. Semaunya mereka saja bermain, ada sekitar 3-4 orang teman Eza yang sering bermain bersama, mayoritas mereka lebih tua dari Eza tapi entah kenapa Eza sering didatangi teman-temannya yang lebih tua. Semoga karena Eza adalah teman yang menyenangkan.

Saat bermain di rumah, apakah semuanya lancar dan rukun saja tanpa berantem? Oh tentu tidak sama sekali, tak jarang tiba-tiba suara tangis terdengar, saling jambak, saling rebutan mainan, Eza menghampiri saya sambil menangis karena dipukul temannya, wah pokonya rasanya nano nano deh. Namanya juga anak-anak, biarkan mereka berantem karena sebenarnya mereka sedang belajar memecahkan masalah mereka ala mereka sendiri.

Friday, July 21, 2017

Day 2 Cinta Matematika : Bermain Balok



Sejak Asisten Rumah Tangga menikah dan belum datang sampai saat ini, Eza sering didatangi teman-temannya yang tak jauh dari rumah. Mereka sering bermain bersama, entah itu main sepeda-sepedaan atau main mobil-mobilan dan lain-lain.

Kemarin, Eza mengajak temannya main balok. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Saya minta temannya yang sudah sekolah TK untuk menuliskan angka, lalu saya siapkan mangkok-mangkok, mereka bertanya tanya “mau ngapain?” saya bilang, kita bermain yaa.

Lalu saya tanya Eza tentang angka-angka yang dibuat temannya, dia belum ngeh, its oke yang penting Eza faham aplikasinya. Lalu saya simpan 3 mangkok, saya simpan kertas angka yang dibuat temannya secara acak, dan saya minta Eza memasukkan balok sesuai kertas angkanya.

“Bunda, ini diisi berapa?” tanya Eza

“Ini angka 4 ya mas, yuks kita isi empat balok. Kita hitung bareng-bareng yuks”

Eza pun semangat menghitung, “Satu, dua, tiga, empat”

Terus begitu secara acak dan bergantian Eza bermain balok sekaligus memasukkan balok berdasarkan kertas angkanya. Semoga kegiatan bermain balok ini, secara tak sadar sesungguhnya Eza sedang belajar banyak hal. Belajar bentuk, belajar warna dan belajar angka.

Matematika itu menyenangkannn...

Semoga Bermanfaat

Jumat, 210717.11.00
#Day2
#GameLevel6
#Tantangan10Hari
#KuliahBunsayIIP
#IloveMath
#MathAroundUs
#odopfor99days#semester2#day45

Thursday, July 20, 2017

Day 1 Cinta Matematika : Mengenal Angka



Materi keenam ini adalah tentang matematika di sekitar kita. Seru dan menantang materi dan game nya. Sebenarnya Eza sudah lama dikenalkan dengan matematika, secara tidak sadar, kadang sambil naik motor saya ajak dia menghitung kerbau yang terlihat di jalan yang sering dilewati, menghitung mobil, belajar bentuk, dan lain-lain.

Saya seringkali mengajak dia naik motor baik jarak jauh maupun jarak dekat, sejak Eza berusia 2 tahun. Biasanya Eza ngantuk kalau dibawa bermotor ria dalam jarak waktu yang jauh. Maka saya sebisa mungkin mengajak dia ngobrol, memperdengarkan surat-surat pendek dalam Al-Qur’an, dan mengenalkan ia dengan angka-angka. Kadang saya perdengarkan angka 1-10 dalam bahasa Indonesia, di waktu lain dalam bahasa Arab dan juga bahasa Inggris. Awalnya saya iseng saja biar dia tidak ngantuk. Ternyata efeknya lumayan dahsyat, ia cepat hafal.

Kemarin pagi, seperti biasa kami lewat jalan yang sering menjadi lapangan tempat makannya para kerbau. Saya ajak dia menghitung kerbau,

“Mas, coba lihat, kerbaunya ada berapa?”

“Ada dua bunda”, jawabnya.

Saya cek kerbau yang ada di lapangan itu, memang benar hanya ada dua. Setiap hari jumlah kerbau yang ada memang berbeda-beda.

Saturday, July 15, 2017

Aliran Rasa Materi Membaca: Buku Versus Mainan



Materi kelima dari kelas bunda sayang adalah tentang literasi dan menstimulasi anak suka membaca. Tantangannya seru, membuat pohon literasi yang di dalamnya berisi buku-buku hasil bacaan Eza dan saya serta suami sebagai orang tuanya yang harus memberikan contoh agar tumbuh kebiasaan membaca pada Eza.

Tantangan pohon literasi ini bertepatan dengan puasa Ramadhan, lumayan kondusif dan berhasil hingga menjelang Ramadhan. Tetapi saat lebaran, tantangannya semakin besar. Berkumpulnya semua anggota keluarga membuat Eza lebih senang bermain bersama saudara sepupunya saat liburan dan lebaran. Bekal mudik yang saya bawa yaitu buku dan mainan, hanya disentuh sedikit sama Eza. Di mobil, Eza lebih senang melihat-lihat jalan dan tidur saking capenya karena harus menempuh perjalanan 4 provinsi yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Saat di Tasik, Eza bermain dengan kakak-kakak sepupunya, mulai main petak umpet, main lego, main balok, nonton, hingga bergulung-gulung di kasur dan seru-seruan. Nyaris buku tidak tersentuh sama sekali. Sementara di Kudus, mbah nya mengajak Eza jalan-jalan ke sawah untuk melihat kambing, sapi dan berbagai pemandangan. Juga memanjakannya dengan membelikan berbagai jenis mainan yang membuatnya anteng berjam jam bermain. Adik sepupunya yang usianya tak jauh beda, membuat Eza senang bermain mulai dari main sepeda, mengisi truk pasir, dan segala jenis permainan yang membuatnya anteng dan tak ingat dengan buku.

Berbagai agenda silaturahmi lebaran juga membuat kami sibuk dan lupa mengingatkan Eza untuk membaca buku. Target pun sedikit berubah, kami memanfaatkan momen ini untuk mengajarkan Eza tentang adab bertamu, etika bersilaturahmi, menghadapi orang baru dan mengenalkan Eza dengan beberapa saudara dan teman serta sahabat yang bisa jadi baru ketemu. Alhamdulillah sejauh ini, saya dan suami puas dengan kemampuan Eza bersosialisasi, ia tak tak takut menghadapi orang baru, cepat akrab dengan keluarga bahkan anaknya teman-teman saya dan suami yang baru bertemu pun Eza tak segan segan, langsung bermain bersama. Setiap kali kami pergi bersilaturahmi, Eza selalu bertanya, “Ada temen aku ngga?” itu artinya ada temen seusia dia ngga yang bisa diajak bermain. Rasanya menyenangkan mengajak Eza berjalan-jalan, tak rewel dan tak susah makan. Peer saya dalam menstimulus anak membaca adalah saat dalam kondisi perjalanan dan berkumpul bersama orang lain.

Selamat Hari Koperasi, Nostalgia Koperasi, Tersesat di Jalan yang Benar



Hari Rabu kemarin adalah hari peringatan berdirinya koperasi. Saya nyaris lupa jika saja tak bergabung dengan grup wa koperasi, yaitu grup para manajer dan pejuang koperasi yang mendiskusikan berbagai hal terkait koperasi. Tahun ini peringatan hari koperasi yang ke-70 sudah dilaksanakan pada tanggal 12-15 Juli 2017 di Makasar dengan tema “Koperasi Menuju Pemerataan Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan untuk Memperkokoh NKRI."

Saya jadi terkenang kembali perjalanan saya hingga akhirnya “dipaksa” berkecimpung di dunia koperasi. Awalnya saya mengenal koperasi saat saya mesantren di MTs sebuah pesantren di Balaraja Tangerang puluhan tahun lalu (jadi berasa tua hehe). Saat itu hanya menjadi anggota saja sebagai pengguna jasa koperasi di sekolah. Menginjak SMA, saya ga berkecimpung dunia perkoperasian, menikmati masa remaja yang sering galau haha.

Saat kuliah, juga saya mengenal koperasi saat menjadi anggota koperasi mahasiswa di kampus tempat saya belajar. Tak banyak aktivitas koperasi yang saya ikuti. Saat bekerja setelah lulus kuliah lah, saya mangenal lebih dekat seluk beluk koperasi ini. Awalnya saya menjadi anggota koperasi pegawai di tempat saya bekerja sejak tahun 2004.

Bahkan, saya “dipaksa”menjadi pengurus koperasi di tahun 2007, walau sudah berusaha menghindar dengan cara mudik ke Tasik supaya tak tersentuh hiruk pikuk  pemilihan pengurus. Saya juga tak berminat sama sekali menjadi pengurus. Ternyata takdir berkata lain, anggota sepakat membolehkan memilih pengurus walau tak hadir di tempat. Ya sudah saat amanah tertancap di pundak, saya harus mencoba menunaikannya. Pasti ada rencana terbaik Allah di baliknya.

Saya mulai belajar otodidik tentang perkoperasian, terutama masalah akuntansi. Saya mulai membaca buku tentang asset, neraca, penyusutan dan istilah istilah lain yang baru saya dengar dan harus saya fahami dalam waktu singkat. Belum lagi kejadian traumatik menimpa terkait kinerja saya di koperasi. Saya mengalami tekanan psikologis yang melelahkan dan menyakitkan. Mental saya ternyata belum siap menghadapi tekanan pekerjaan dan psikologis sekaligus.

Selama dua tahun kepengurusan dari tahun 2007 hingga 2009, katanya anggota puas karena SHU (Sisa Hasil Usaha) meningkat dari tahun-tahun sebelumnya, ini berkat kerja tim pengurus yang kompak dan mau berjuang keras untuk kesejahteraan anggotanya. Tapi saat anggota meminta saya kembali menjadi pengurus, saya menolak. Saya ingin menyembuhkan luka psikologis dulu demi kesehatan mental saya. Saya pun memohon ijin untuk tak menjadi pengurus kembali dengan alasan mau melanjutkan kuliah ke S2.

Waktu pun berlalu, 7 tahun saya tak terlibat di kepengurusan, ternyata berita menghebohkan datang. Koperasi dilanda masalah mis manajemen keuangan yang merugikan anggota. Saya pun terpanggil kembali. Saya kembali terpilih menjadi pengurus di tahun 2016, semoga mental saya sudah siap menghadapi segala kondisi terburuk. Hanya saja kondisi saya yang sudah punya suami dan anak, tentu berbeda dengan kondisi sebelumnya yang full tenaga. Sekarang saya harus membagi pikiran dan tenaga untuk berbagai hal.

Alhamdulillah 6 bulan menjadi pengurus, saat pembagian SHU anggota pun senang karena nominalnya meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya. Dua tahun kepengurusan masih tersisa, saya mulai kenal berbagai komunitas koperasi, mengikuti berbagai pelatihan, bahkan program koperasi ini menjadi program unggulan saat saya melamar menjadi Manager Keuangan IIP (Institut Ibu Profesional).

Semoga berbagai amanah ini membuat saya lebih menebar manfaat dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat. Saya mengikuti saja skenario Allah dalam hidup saya. Koperasi mengajarkan saya banyak hal dan membuat saya bertumbuh. Ternyata saya harus dipaksa untuk belajar. Dipaksa sambil praktek. Belajar keuangan setelah menjadi bendahara, lebih terasa sensasinya karena harus langsung diaplikasikan.
Jayalah koperasi, semoga semakin berkibar dalam memberikan kesejahteraan pada anggota dan rakyat Indonesia. Salam koperasi.
Semoga Bermanfaat

Sabtu, 150717.08.25

#odopfor99days#semester2#day39

Saturday, May 20, 2017

Hari 5 Program Hamil 40 Hari: Nyaris Tidak Tahajud



Hari kelima program hamil 40 hari ini nyaris membuat saya sedih karena hampir ketinggalan tahajud. Gara-garanya saya semalam  begadang karena mengerjakan proyek seragam dari koperasi yang kejar tayang. Baru tidur diatas jam 12 malam, tentu berlebihan jika saya berharap masih dibangunkan Allah untuk tahajud karena tubuh ini pasti menuntut hak nya. Tapi alhamdulillah, bangun jam setengah 5, saya masih bisa melaksanakan shalat tahajud dan shalat hajat.

Hari kelima ini saya coba berpuasa sunnah, walaupun ga sempat sahur. Hari ini juga saya coba bantu teman saya untuk mencetak kartu ujian siswa melalui mail merge. Niatnya membantu, ternyata hasilnya setelah diprint, salah semua haha. Memang niat membantu ini harus diiringi dengan ilmu yang mumpuni, ternyata...

Saya juga mencoba mengurus adminitrasi umroh tentang surat rekomendasi untuk keperluan pembuatan pasport. Pusing juga ternyata mengurus banyak hal dalam waktu yang bersamaan. Tapi jika kita membantu orang lain, insya allah urusan kita akan dimudahkan. Suami saya bahkan mengingatkan bahwa saya memprioritaskan hablum minan nas (relasi dengan manusia) dibanding hablum minallah (hubungan dengan Allah). Kita harus memiliki hubungan yang baik dengan manusia, sering membantu orang lain, tak berkonflik dengan sesama dibanding hanya duduk manis di masjid untuk beribadah. Tentu idealnya kita baik dalam keduanya, baik relasinya dengan sesama dan istimewa saat ibadah kepada Allah.

Hari ini juga saya masih mengurus seragam siswa dengan pergi ke Serpong untuk membeli bahan dalaman kerudung. Setelah itu saya memperhatikan kedua teman saya saat menyusun design untuk dalaman jilbab. Urusan koperasi ini memang membuat saya belajar banyak hal, dari mulai urusan bisnis, keuangan, konveksi, usaha galon, ekonomi syariah dan lain-lain. Bersyukurlah saya masih diberi kesempatan belajar gratis sambil praktek sebagai praktisi bisnis. Walaupun kepala dah nyut nyut dengan bejibunnya urusan, mulai dari koperasi, IIP, umroh dan llain-lain, tapi semoga usaha saya untuk mengelola urusan umat ini, dijadikan ladang pahala. Tantangannya memang dalam niat, ikhlas tidak saya melakukan ini. Rab, lindungi saya dari niat lain selain Engkau dan murnikan hati saya dalam mengerjakan sesuatu hanya untuk-Mu. Aamin

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 190517.06.00
#odopfor99days#semester2#day7
#ProgramHamil40Hari#part2#day5

Tuesday, May 9, 2017

Aliran Rasa Tantangan Gaya Belajar



Setelah mendapatkan materi tentang Gaya Belajar dan mengaplikasikannya melalui tantangan 10 hari Mengamati Gaya Belajar Eza, saya sebagai orangtua cenderung terlalu cepat menyimpulkan bahwa gaya belajar Eza adalah kinestetik, karena dia senang bergerak dan cepat belajar melalui praktek. Sehingga akhirnya stimulus yang dilakukan dominan dengan kesimpulan yang kita ambil. Padahal untuk seusia Eza, yang harus dilakukan adalah memberikan stimulus sebanyak banyaknya untuk semua jenis gaya belajar Eza agar semua potensinya berkembang.

Saya berusaha juga memberikan stimulus untuk merangsang potensi visual dan auditorinya, tapi memang tidak sebanyak kinestetik. Visual Eza dirangsang melalui tontonan film anak seperti Diva the Series, itu juga Eza belajar banyak tentang huruf hijaiyah dan lumayan cepat menyerap, saat teman-teman seusianya belum mengenal sepenuhnya huruf hijaiyah, Eza mampu menyebutkan seluruh huruf hijaiyah dan bisa menjawab saat sebuah huruf ditunjukkan. Auditorinya Eza, saya perkenalkan saat di motor dengan memperdengarkan berbagai hal seperti angka, surat surat pilihan dan doa-doa.

Berbagai kesibukan sebagai pengurus koperasi dan Manager Keuangan IIP saat proses matrikulasi berlangsung, membuat saya tak maksimal membuat list pengamatan gaya belajar Eza. Rencana-rencana spontan saja yang dijalankan, semoga tak mengurangi semangat saya untuk membuat tantangan di kelas Bunda Sayang ini terus berjalan. Rasanya sudah ngos ngosan untuk mengejar setoran tantangan game di kelas bunda sayang, sambil juga harus berperan sebagai fasilitator kelas bunda sayang di kelas Bogor 2. Tapi alhamdulillah walau tertatih-tatih, berusaha menjalani semua peran ini dengan optimal.

Semangatttt...

Semoga Bermanfaat

Ahad, 080517.06.00

#odopfor99days#semester2#day2

Wednesday, May 3, 2017

Day 10 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Tak terasa, sudah 10 hari pengamatan gaya belajar Eza dilakukan. Hari kesepuluh ini, si bunda mengajak Eza main di taman bermain di daerah Taman jajan BSD. Sepertinya ada wahana baru yang seru dan sudah dicat dengan penuh warna, jadi terasa lebih fresh. Sebelum ke tempat ini, paginya si bunda ngajak jalan Eza naik motor menuju pegadaian di ruko serpong park, lumayan jauh jaraknya, kasian juga Eza tapi saya usahakan selama masih bisa ngajak anak, saya akan ajak walau jauh.

Saat di motor, biar Eza ga ngantuk, saya perdengarkan angka 11-20, surat-surat pilihan di juz 30, doa setelah baca Al-Qur’an, mengajak ngobrol Eza, pokonya intinya supaya dia terus mengoceh atau mendengarkan sesuatu, karena kalau diam, biasanya akan ngantuk. Beginilah cara saya melatih auditori nya.

Setelah itu, bermain outdoor di taman bermain, mulai dari bermain ayunan, perosotan, lari-lari, itu sudah membuat dia senang banget. Beginilah cara saya melatih kinestetik nya. Sementara visualnya dan sekaligus melatih kemampuan verbalnya, saya jadwalkan di sore hari menjelang magrib, Eza nonton film anak-anak di RTV karena sore hari adalah jam kerja saya.

Walau hasilnya belum terlihat, tapi saat semua indera dan potensinya diberikan stimulus, alhamdulillah perkembangan psikologis Eza bagus. Secara emosi stabil, jarang bahkan hampir ga pernah tantrum karena semua kebutuhannya terpenuhi, mulai dari kebutuhan fisik, psikis berupa kasih sayang yang penuh dari keluarganya. Saya juga masih belum maksimal dalam memberikan aktivitas terjadwal pada Eza, tapi berkaca dari pengalaman para bunda-bunda yang lebih berpengalaman, usia 3-5 tahun memang tak terjadwal, dibiarkan bermain sebanyak-banyak, mengenal aneka jenis permainan, untuk melatih motorik halus dan kasarnya.

Semoga Bermanfaat

Rabu, 030517.17.00
#odopfor99days#part2#day90
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day10
#KuliahBunsayIIP


Postingan Favorit