Saturday, July 8, 2017

Ruang Bahagia Anak dan DUA Kakek Neneknya



Saat perjalanan pulang mudik dari Tasik dan Kudus, saya iseng bertanya pada Eza,

“Mas, enakan mana, pulang ke Tasik atau ke Kudus?”
Eza bilang, “Dua duanya. Tasik dan Kudus”

Suami langsung memuji jawabannya yang tak kita duga. Saya fikir dia akan memilih salah satunya, ternyata jawabannya sangat cerdas, memuaskan dan sesuai harapan kami, yaitu dia nyaman dan dekat kepada dua kakek neneknya..

Yang harus saya syukuri saat Eza lahir adalah dia masih memiliki kakek neneknya lengkap dari kedua belah pihak yaitu mbah ti dan mbah kus dari pihak suami dan mamah abah dari pihak saya. Eza memiliki keluarga lengkap adalah merupakan anugerah terindah yang akan dikenang sepanjang hidupnya.

Sejak awal, saya dan suami sepakat, kalau kami punya anak, maka ia harus memiliki kesempatan yang sama untuk dekat dengan kedua kakek neneknya. Tidak diberikan kesempatan yang lebih banyak untuk dekat pada salah satunya. Konsekuensinya memang biaya yang harus disiapkan untuk mudik, itu sangat banyak karena harus melintasi 4 provinsi yaitu Banten, DKI, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Perjalanan BSD Tangsel, Tasik dan Kudus bukanlah perjalanan dekat, tapi harus ditempuh dengan ratusan kilometer yang juga menuntut stamina prima, baik kami sebagai penumpang, apalagi suami sebagai supir.

Awalnya saya takut, Eza jadi kecapean dan sering sakit, tapi ternyata sebaliknya, niat silaturahmi yang kuat dibayar Allah dengan kuatnya badan Eza dan kami orang tuanya, hingga setiap tahun kami bisa meluangkan waktu untuk mudik ke Tasik dan Kudus secara bergantian. Kami memutuskan untuk bergiliran lebaran, tahun kemarin lebarran hari pertama di Kudus, maka tahun ini lebaran hari pertama nya di Tasik. Ini menggembirakan kakek neneknya karena punya kesempatan untuk dekat dengan cucunya dan silaturahmi ke saudara dan tetangga pada hari pertama dan kedua lebaran.


Kadangkala, sebagai pihak istri kita pengen anak kita lebih dekat pada keluarga kita, begitupun suami. Jika tidak bijak, ini akan memicu konflik yang melelahkan. Apalagi jika kampung orang tua dan mertua berjauhan seperti kami, harus melintasi beberapa provinsi. Syukur kalau orangtua dan mertua berdekatan jadi bisa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk kedua kakek neneknya.


Mengapa kita harus memberikan kesempatan yang sama pada anak untuk mengenal kedua kakek neneknya? Ini akan berpengaruh positif pada perkembangan jiwanya. Semakin anak kita mendapatkan kasih sayang positif dan berlimpah dari lingkungannya, maka anak akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan penyayang pada sesamanya.

Suami kita juga masih punya kewajiban untuk berbakti pada orangtua dan keluarganya. Jika suami dekat dengan keluarganya dan bahagia, ini juga akan berpengaruh positif pada kita, keluarganya.  Kadang ada beberapa istri yang tak memberikan ruang yang sama untuk suaminya agar dekat dengan keluarganya dengan berbagai alasan. Ini akan menjadi beban pikiran sendiri buat suami.

Semoga niat silaturahmi setiap mudik kita, berbuah keberkahan dalam keluarga kita. Semua biaya yang sudah dikeluarkan setiap perjalanan mudik, diniatkan sedekah dan tabungan kebaikan kita yang semoga mengundang rejeki yang lebih banyak lagi. Yakin saja bahwa setiap kebaikan itu takkan pernah disia siakan Allah dan ridha kedua orang tua akan mengundang keberkahan hidup yang luar biasa. Ini saya rasakan sekali berkah doa orang tua dalam kehidupan keluarga saya. Alhamdulillah jarang sakit dan tak ada masalah serius yang mengundang konflik berkepanjangan. Rasanya tenang, tentram dan alhamdulillah bahagia. Semoga kami masih punya waktu lebih banyak untuk berbakti kepada orang tua dan memberi ruang kebahagiaan untuk Eza dan kakek neneknya.

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 080717.06.30

#odopfor99days#semester2#day38

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit