Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts
Showing posts with label Ibu Ibu Profesional (IIP). Show all posts

Sunday, September 17, 2017

Memilih Jajanan



Materi tantangan level 8 ini adalah tentang cerdas finansial. Selain mengenalkan menabung, saya pun mulai mengenalkan Eza tentang jajan. Karena teman-temannya senang jajan, tak mungkin untuk mensterilkan Eza dari jajan, maka yang saya lakukan adalah mengajarkan Eza tentang memilih jajanan.

Eza semangat sekali jika diajak ke indomaret atau alfamart. Seringkali saya hanya menumpang transfer di indomaret, tapi kalau mengajak Eza, dia pasti minta jajan. Maka yang pertama saya lakukan adalah menanyakan sebelum pergi, nanti akan membeli apa. Agar tidak kalap saat sudah ada disana.

Kemarin, saat saya ajak ke indomaret, saya tanya Eza,
“Mas, mau beli apa?”

“Aku mau beli es krim,” jawab Eza.

“Kan mas baru makan es krim, beli makanan saja ya,” ujar saya

“oh baiklah”, katanya..

Saya beruntung punya anak seperti Eza, jarang tantrum, mudah dibilangin, dan selalu minta maaf kalau berbuat salah.

Akhirnya kami pun pergi ke indomaret, saya transfer ke atm, Eza pun memilih makanan. Awalnya dia memilih jajanan yang mahal, trus saya ajak ngobrol, dan menyuruh dia memilih makanan yang lain. Alhamdulillah dia nurut dan ga menangis. Saya ajak ke bagian makanan lain, dan dia pun memilih mie yang harganya 1.300 rupiah, saya oke kan walau jajanannya tidak sehat. Yang penting dia tahu bahwa dia boleh jajan, hanya harus dipilih jenis dan harga jajanannya...

Semoga Bermanfaat

Ahad, 170917.07.00
#Tantangan10HariLevel8
#day3
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day10

Saturday, September 16, 2017

Mengisi Celengan



Setelah kemarin membeli celengan, saatnya Eza mengisinya. Setiap hari, jika ada uang receh, Eza semangat sekali mengisi celengan. Sudah satu celengan yang penuh diisi, ini adalah celengan kedua Eza. Saat mengisi celengan, saya tanya Eza,

“Mas, ini uangnya untuk apa?”

“Untuk membeli mainan dan es krim,” jawabnya

Haha, jawaban khas anak kecil, yang jujur dan polos, yang tak terfikir tentang masa depan.
Akhirnya saya beri pemahaman bahwa kebutuhan kita di masa depan itu banyak. Untuk sekolah, untuk silaturahmi ke rumah nenek kakeknya di Tasik dan Kudus, dan lain-lain. Semoga sih Eza mengerti. Walau kalau sedang datang masa pengen jajan, tetap saja merengek minta uang jajan, kadang merayu dengan kata, “mohon, bunda”

Duh rayuannya itu bikin hati meleleh ... hingga membuat bapanya seringkali mengabulkan keinginannya. Akhirnya Eza lebih memilih bareng bapanya kalau pengen jajan... harus belajar kompak lagi nih dengan suami untuk mematuhi kesepatakan dengan anak, bersama-sama. Peernya masih banyak... Syemangaat...

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 160917.14.00
#Tantangan10HariLevel8
#day2
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
#odopfor99days#semester2#day8

Friday, September 15, 2017

Membeli Celengan



Tantangan level 8 dengan materi cerdas finansial ini, sebenarnya sudah lama saya lakukan bertahap pada Eza. Jika hanya membiasakan menabung, itu mudah sebenarnya. Tantangannya adalah saat suami membebaskan Eza untuk jajan, dan menahan rasa tega saat anak minta jajan dan mainan seperti teman-temannya.

Usia Eza yang baru menginjak 3,5 tahun, adalah usia senang bersosialisasi, pengen punya barang seperti temannya. Saat teman-temannya beli mobil-mobilan, ia pengen. Saat diajak ke indomaret, pengen beli es krim karena es krim adalah makanan favoritnya.

Kemarin, saat saya mengajak Eza jalan, saya tawarkan untuk membeli celengan karena celengan lama sudah penuh dengan uang receh, maka materi 8 ini adalah momen yang tepat untuk membeli celengan baru. Saya ajak Eza ke toko celengan, membiarkan dia memilih sendiri, ternyata dia antusias sekali. Dia memilih tokoh favoritnya yaitu Robocar Poli. Ga papa lah supaya dia semangat menabung.

Setibanya di rumah, Eza langsung meminta uang, dan semangat sekali memasukkannya ke dalam celengan. Saat temannya datang, ia langsung “pamer” celengan barunya. Euh dasar anak-anak. Semoga ga membuat temannya lapor untuk membeli celengan juga. Tapi jika semangat menabung nya menular, semoga menjadi hal positif.

Syemangaat...

Semoga Bermanfaat

Jumat, 150917.06.00
#Tantangan10HariLevel8
#day1
#KuliahBunSayIIP
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

#odopfor99days#semester2#day6

Wednesday, September 6, 2017

Aliran Rasa : Eza Sebagai Bintang Keluarga



Tantangan game level #7 ini semakin seru. Dengan tajuk semua anak adalah bintang, saya banyak sekali dapat pencerahan terkait materi parenting yang sangat penting dan berbobot. Diantaranya materi review game level 7 ini sangat mendalam. Bu Septi memberi judul review nya dengan “Discovering Ability”. Saya sajikan disini resume nya.

Ada 4 ranah yang dilakukan para ibu di kelas bunda sayang untuk melakukan proses pencarian potensi kecerdasan anak, yaitu:

      1.      Ranah Intrapersonal (konsep diri)
      Pada ranah ini, yang harus dikuatkan adalah : IMAN dan AKHLAK

      2.      Ranah Interpersonal (hubungan dengan sesama)
      Pada ranah ini, yang harus dikuatkan adalah : ADAB dan BICARA

      3.      Ranah Change Factor (hubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan)
      Anak harus sadar dengan peran dirinya dalam peradaban masa kini.

      4.      Ranah Spiritual (hubungan dengan Sang Pencipta-Nya)
      Spritualitas yang sesungguhnya adalah kemampuan setiap jiwa untuk hidup selaras dengan Sang         Pencipta, hidup sesuai dengan kehendak-Nya.

Saat diskusi review di grup fasilitator, kami disadarkan banyak hal oleh Bu Septi, bahwa tugas menjadi orangtua memang tidak mudah dan penuh tantangan. Para orang tua memang harus belajar dan terus memperbaiki diri agar mudah saat mendidik dan mendampingi anak.

Saturday, September 2, 2017

Day 15 Game Level 7 : Sensasi Memegang Sapi



Libur idul adha ini tak memberi saya dan keluarga kesempatan untuk berlibur. Saya dan suami menjadi panitia kegiatan idul adha di sekolah dan sekaligus kantor kami, ditambah pula saya piket asrama di minggu ini. Jadi lengkaplah sudah saya “terjebak” di kantor saat liburan. Dinikmati saja sekaligus sambil beristirahat di rumah.

Momen idul adha 1438 H ini juga sekaligus saya jadikan momentum untuk mengenalkan seluk beluk Idul Adha dan penyembelihan kurban. Eza senang banget saat diajak shalat Idul Adha dan menyaksikan prosesi penyembelihan hewan kurban. Saya fikir Eza akan takut melihat dan menyaksikan sapi dan kambing disembelih, ternyata malah ketawa ketiwi sama teman-temannya, ga ada takut sedikit pun.

Untuk tahun ini, alhamdulillah panitia mendapat amanah untuk mengelola penyembelihan hewan kurban sebanyak 5 sapi dan 26 kambing. Dan berkat kerjasama semua pihak, setelah shalat Jumat, daging kurban pun bisa dibagikan. Alhamdulillah semuanya beres setelah shalat ashar. Eza malah bermain sama teman-temannya entah kemana, sudah bisa kemana-mana sendiri. Alhamdulillah saya bisa leluasa all out di kepanitiaan kurban.

Kemarin, saat sapi datang pada H-2, saya ajak Eza dan temannya memegang sapi. Awalnya ga berani, tapi karena melihat temannya memegang, akhirnya dia berani juga memegang sapi. Bagi anak seusia Eza, aktivitas sederhana seperti itu sangat menyenangkan, mereka berjingkrak jingkrak saking senangnya. Bolak balik melihat sapi dan kambing, lari-lari, kadang ketakutan... ah semoga masa kecilmu menyenangkan dan dikenang selalu sebagai masa kecil yang indah dalam hidupmu, Eza...

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 020917.10.00
#Tantangan10HariLevel7
#day15
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day74

Friday, September 1, 2017

Day 14 Game Level 7 : Sang Bintang (Sok) Pandai Berimajinasi



Kemarin saat temannya Eza yang bernama Arkan main ke rumah, saya tawarkan beberapa buku. Arkan yang usianya jelang masuk SD, senang sekali diberi buku. Ia langsung membaca buku yang disodorkan, sambil melancarkan kemampuan membacanya, sepertinya.

Eza yang melihat temannya membaca buku, tak mau kalah. Ia membuka buku itu terus ia komat kamit seperti menceritakan isi buku. Saya yang awalnya sedang mengerjakan sesuatu di laptop, langsung tak menyia-nyiakan momen langka tersebut. Saya mendokumentasikannya, mulai dari memfoto hingga merekamnya dalam bentuk video. Kelak, jika sudah besar, ia pasti mengenangnya dengan penuh rasa malu dan menjadi bahan obrolan menarik yang lucu. 

Saya takjub dengan kemampuan Eza berimajinasi, ia hanya melihat gambar yang ada dalam buku, tapi kemampuannya mengarang cerita dari gambar, membuat saya terpana. Rasanya jauh lebih baik dia yang berimajinasi dalam menafsirkan gambar, daripada membaca perkata kata-kata yang ada dalam gambar tersebut. Daya imajinasinya akan berkembang, struktur berfikir logis dan sebab akibat terbangun, dan yang paling penting kemampuan mengaitkan satu peristiwa dengan peristiwa lain dalam berbagai gambar, juga terasah.

Saya tidak merencanakan semua ini. Saya hanya mengamati, mengikuti keinginan Eza bermain dan ternyata fithrah anak itu luar biasa. Orangtua tinggal mengarahkan dan mendampingi, potensi anak pasti berkembang dengan sempurna. Jangan banyak dilarang, ikuti saja gaya belajar dan bermainnya, nanti juga akan menemukan kejadian dan kemampuan luar biasa yang dimiliki setiap anak dan berpotensi menjadi bintang dalam kehidupannya. Semoga...

Semoga Bermanfaat

Jumat, 010917.00.10
#Tantangan10HariLevel7
#day14
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day73

Thursday, August 31, 2017

Day 13 Game Level 7 : Bermain Cat Air



Kemarin, setelah rapat panitia Idul Adha di sekolah, saya sempatkan main bareng Eza, kebetulan ada Arkan teman setianya yang sering main ke rumah. Saya sempat berfikir keras, media apa yang belum saya kenalkan pada Eza. Dulu saat kecil, rasanya sudah mengenalkan cat air, tapi sepertinya masih terhitung jarang. Akhirnya saya rencanakan Rabu kemarin saatnya bermain dengan cat air.

Alat yang dipersiapkan hanya cat air, garpu, kertas dan balok. Saya siapkan 3 warna saja yaitu merah, biru dan orange. Eza saya minta mengambil garpu dan kertas. Dia senang sekali diberi tanggung jawab, kalau disuruh, ia hanya menjawab, “baiklah”. Senangnya punya anak yang ringan tangan dan mudah disuruh.

Setelah saya siapkan cat air di tempat bekas coklat, saya beri contoh untuk mencelupkan garpu di cat airnya, lalu ditempelkan di kertas sehingga terlihatlah bentuk garpu sesuai warna cat nya. Setelah itu, saya minta Eza dan Arkan mempraktekannya. Wuah ternyata mereka senang sekali dengan permainan sederhana itu. Sungguh untuk membuat anak bahagia, ternyata tak sulit dan tak pakai ribet. Menurut kita yang orang dewasa, permainan seperti itu biasa-biasa saja, ternyata bagi anak-anak, itu seruu.

Setelah menggunakan media garpu, saya minta mereka mencelupkan balok berbentuk kubus dan lingkaran, dan ternyata Eza bisa. Bentuk kotaknya berwarna warni dari mulai biru, merah dan orange. Arkan malah lebih kreatif, ia campur beberapa warna itu, penasaran seperti apa jadinya jika beberapa warna itu dicampur. Setelah mereka tampak asyik, saya biarkan mereka bereksplorasi. Tugas saya berikutnya adalah mendokumentasikan momen-momen penting dalam kehidupan Eza.

Semoga Bermanfaat

Kamis, 310817.04.40
#Tantangan10HariLevel7
#day13
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day72

Wednesday, August 30, 2017

Day 12 Game Level 7 : Serunya Melihat Kepiting



Setelah kemarin memberi makan ikan, rencananya hari Selasa kemarin, Eza akan saya ajak ke Bogor untuk rapat IIP sekaligus main bersama anaknya teman saya. Tapi ternyata papanya Eza tak terlalu mengijinkan, khawatir kecapean katanya. Maka pagi-pagi sebelum berangkat, saya pun berpamitan. Awalnya Eza nangis pengen ikut, tapi setelah dibujuk dan ada temannya datang, sukses lah Eza anteng dengan teman barunya.

Sebelum saya pergi, saya amati Eza sedang bermain dengan temannya Fatih di depan rumah. Setelah saya dekati, ternyata mereka sedang berjingkrak jingkrak karena ada kepiting yang sedang berjalan. Saya pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ini momen yang tidak setiap saat datang, saya pun segera mendokumentasikannya. Eza terlihat senang karena baru melihat ada kepiting berjalan depan rumah. Ia mengamati sambil jongkok, mengikuti arah kepiting berjalan.

Mengenalkan hewan pada anak, bisa memupuk empati sang anak. Dulu saat Eza usianya 2 tahun, ada ayam depan rumah, kami memberi makan ayam dengan beras. Akhir-akhir ini, ada kucing yang sering datang ke rumah, saya ajak Eza beli makanan kucing, dan memberikannya saat kucing memperlihatkan tanda-tanda kelaparan. Fithrah anak itu menyukai kebaikan, maka kita sebagai orang tuanya lah yang harus mengajarkannya untuk menyayangi binatang.

Semoga Eza tumbuh menjadi anak yang menyayangi binatang, pecinta lingkungan dan menjadi orang yang bermanfaat bagi umat. Aamiin

Semoga Bermanfaat

Rabu, 300817.05.50
#Tantangan10HariLevel7
#day12
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga
#odopfor99days#semester2#day71

Tuesday, August 29, 2017

Day 11 Game Level 7 : Berbinar Saat Memberi Makan Ikan



Tantangan kelas bunda sayang level 7 ini, membuat saya harus kreatif memberikan aktivitas yang bervariasi pada Eza. Sebenarnya sejak mengikuti kelas bunda sayang, saya ditantang untuk banyak membuat aktivitas dan bermain bersama Eza, dan mendokumentasikannya. Semakin lama, jadi ketagihan deh membuat aktivitas untuk bermain bareng Eza.

Kemarin, saya ajak Eza dan temannya Arkan untuk bermain di dua tempat. Satu di Tandon Ciater untuk memberi makan ikan. Setelah itu diajak ke wahana bermain anak di daerah Taman Jajan BSD.
Saat saya ajak Eza dan temannya untuk memberi makan ikan, mereka senang sekali. Saya perhatikan, ternyata Eza senang sekali berteman, pergi bareng temannya, tidak seperti saya yang lebih suka menyendiri. Eza ini banyak mewarisi karakter papanya. Sudah berkali kali saya mengajak Eza memberi makan ikan dengan papanya, tapi saat kemarin mengajak temannya untuk ikut memberi makan ikan, wah terlihat sekali wajahnya tambah ceria dan rona bahagia pun terpancar dari wajahnya.

Setelah memberi makan ikan, saya mengajak mereka ke wahana bermain di daerah Taman Jajan. Ini lokasi favorit karena wahana ini bervariasi jenis mainannya dan terutama gratiis heuheu serasa mendapat durian runtuh emak emak mah kalau dapat yang gratisan tuh.

Saat kami tiba disana, ada beberapa orang yang sedang bermain akrobat sepeda (saya tak tahu namanya apa). Eza sama temannya awalnya hanya memperhatikan sambil duduk, takjub sepertinya melihat akrobat sepeda. Setelah itu, baru mereka bermain perosotan, lari-larian dll. Dan mereka pun saya tantang untuk naik batu ini... alhamdulillah mereka bisa naik ke atasnya, yang lumayan tinggi.


Anak selalu tertarik dengan berbagai aktivitas outdoor. Nikmatilah saat bermain mu, Mas Eza karena itu takkan berlangsung lama. Waktu berlalu begitu cepat dan perlahan, remaja dan dewasa akan segera menghampirimu. Bersiaplah ...

Semoga Bermanfaat

Selasa, 290817.22.15
#Tantangan10HariLevel7
#day11
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day70

Monday, August 28, 2017

Day 10 Game Level 7 : Sang Bintang si Pecinta Lingkungan



Mendidik anak itu butuh ilmu dan konsistensi yang kuat dari kita para orang tuanya. Kadang saya sebagai orang tua jenuh dan lelah hingga tak kuat untuk menerapkan disiplin secara konsisten, tapi bagaimana pun kondisinya, anak adalah bintang keluarga dan selalu menjadi hiburan saat jenuh melanda.

Seperti kemarin, saat saya ajak Eza ke atm, saya kaget, takjub sekaligus bangga saat saya menyaksikan Eza memungut kertas-kertas ATM yang berserakan lalu dia masukkan ke tempat sampah yang tersedia. Usia dia baru 3,5 tahun, tapi kemampuan dia beradaptasi, mencerna apa yang saya sosialisasikan, sangat bagus hingga saya tak sadar, doktrin positif apa saja yang sudah saya terapkan. Dulu, usia saya segitu tak sematang Eza yang sangat mencintai lingkungan, hingga memungut sampah tanpa saya suruh.

Saya hanya MEMBIASAKAN, agar Eza membuang sampah di tempatnya. Jika kami pergi ke suatu tempat dan Eza makan sesuatu trus ada bekasnya, lalu belum ada tempat sampah yang terlihat, saya hanya meminta Eza untuk menyimpannya terlebih dahulu dan nanti dibuang ke tempat sampah, jika sudah ada tempat sampahnya. Hanya sesederhana itu. Tapi saya tak menyangka efeknya dia akan memiliki kesadaran sehebat itu.

Saat saya ajak ke ATM, dan Eza melihat kertas-kertas ATM yang berserakan, dia bisa saja memilih diam dan tidak peduli dengan sampah-sampah itu. Tapi dia memilih mengambilnya lalu membuangnya ke tempat sampah secara sadar dan sukarela, untuk anak usia 3,5 tahun, bagi saya adalah hal yang luar biasa. Bintang pecinta lingkungan untuk bunda dan papanya.

Sunday, August 27, 2017

Day 9 Game Level 7 : Tak Nangis Saat Divaksin, Sang Bintang yang Tangguh



Pra kontra urusan vaksin ini tak membuat saya dan suami pusing, kami percaya sepenuhnya pada kebijakan pemerintah dan tentu saja para dokter yang sudah malang melintang di dunia per vaksinan. Bukan tak mempedulikan isu tak halal nya vaksin, tapi kami percaya bahwa pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal dan tentu saja kami sayang pada para ibu hamil yang ingin menjaga bayinya, jadi kami memutuskan tetap akan memberikan vaksin rubella pada Eza.

Awalnya kami ingin memvaksin Eza di bulan September nanti di puskesmas terdekat. Tapi saat Rabu malam kemarin, teman saya yang menjadi perawat di kantor kami, memberitahu bahwa ada sisa vaksin yang masih bisa dipakai, karena ada siswa yang sakit sehingga tak tak bisa divaksin sore tadi. Tapi waktunya harus malam itu juga karena vaksin yang sudah “dioplos” hanya bisa bertahan selama 6 jam. Saya yang saat itu sedang mengajar di asrama, langsung pulang untuk berdiskusi dengan suami. Kami pun sepakat untuk memvaksin saat itu.

Eza hanya diberitahu bahwa ia akan diobati oleh perawat di kantor kami, ia terus saja bertanya kenapa. Mungkin karena ia merasa tak sakit, ko harus diobati. Kami takut jika Eza diberitahu akan disuntik, ia akan menolak. Maka dengan dibekali tablet supaya anteng, kami pun membawa Eza ke poliklinik kantor, sambil deg-degan membayangkan Eza akan nangis dan meronta ronta saat disuntik nanti.

Tiba di poliklinik, perawat pun mempersiapkan jarum suntik dan tetek bengeknya. Saya dan suami membagi tugas secara otomatis. Saya mendampingi Eza, suami mendokumentasikan proses disuntiknya Eza. Perawat pun membujuk Eza dengan berbagai cara. Saya memegang tangan Eza, lalu membuka lengannya, sambil memberitahu Eza bahwa tangannya akan diobati. Eza anteng dengan tabletnya yang entah memutar video apa, video sumpah palapa kalo ga salah (haha)...

Daaan saat disuntik, ternyataaa Eza tak menangis saudara-saudara. Ia hanya kaget dan melihat tangannya, sempat mulutnya agak melebar ingin menangis, tapi ternyata hanya sampai hampir menangis, wajahnya sudah menunjukkan kesedihan tapi saya terus memeluknya, menguatkannya dan Eza pun tak jadi menangis. Saya dan suami kaget, ternyata Eza tak menangis, melebihi ekspetasi kami yang mengira bahwa Eza akan menolak untuk disuntik. Perawatnya juga heran, biasanya anak seumur Eza, menangis kencang dan meronta ronta saat disuntik, bahkan saya sudah menyiapkan tangan jika Eza meronta ronta, ternyata itu tak terjadi sama sekali. Berikut adalah video saat-saat Eza divaksin.



Duh senang dan bangganya menyaksikan Eza belajar menjadi pribadi tangguh, menahan rasa sakit, belajar tak cengeng di saat ia bisa menangis, sungguh kami sebagai orang tuanya yang menyaksikan tumbuh kembangnya sejak kecil, rasanya bangga sekali punya anak seperti Eza, tak susah minum obat, disuntik tak teriak, kalau jatuh pun kadang ia tak bilang, tak mau menunjukkan rasa sakit di depan kami, orang tuanya. Semoga ini adalah awal tumbuhnya ketangguhan dalam hatimu, nak... di masa depan nanti, akan banyak rasa sakit dan kecewa yang akan menerpamu, tapi semoga ketangguhanmu yang sudah dilatih sejak kecil, akan menjadi perisaimu saat dewasa nanti. Aamiin

Keterangan:
Foto diambil esok harinya, saat Eza tak mau melepas bekas plesternya.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 270817.00.40
#Tantangan10HariLevel7
#day9
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day68

Saturday, August 26, 2017

Day 8 Game Level 7 : Membaca Buku Berjamaah



Salah satu rejeki memiliki tetangga yang punya anak seumuran Eza adalah bisa mengajak teman-temannya untuk membaca buku yang dibeli Eza. Saat teman-temannya main, saya usahakan, saya usahakan mereka tidak nonton TV di rumah saya. Entah kalau Eza main di rumah teman-temannya. Seperti kemarin saat mereka ada di rumah saya, saya tawarkan beberapa buku untuk mereka baca. Alhamdulillah mereka antusias.

Bahkan mereka membuka dan membaca buku berjamaah, walaupun yang sudah baca baru satu orang yang memang sudah mau SD. Tapi Eza dan teman-temannya yang belum bisa membaca, antusias juga membuka-buka buku karena gambarnya memang menarik. Lucunya mereka seperti komat kamit baca buku, mencoba menerjemahkan gambar yang ada dalam buku tersebut.

Untuk membuat anak melek literasi, memang membutuhkan lingkungan dan pembiasaan yang konsisten. Tantangannya memang di konsistensi. Dulu saya rajin membacakan dongeng sebelum tidur, tapi lama-lama makin tidak konsisten. Lalu sekarang membelikan lagi buku-buku menarik buat Eza untuk menumbuhkan minat membaca supaya melek literasi. Dan salah satu strategi saya supaya Eza tertarik membaca buku adalah juga mengajak teman-temannya untuk mencintai buku.

Semoga bisa menjadi kebiasaan untuk selalu memiliki rasa ingin tahu, gemar membaca dan semangat menuntut ilmu sampai kapanpun. Tantangan juga memiliki anak laki-laki usia 3,5 tahun yang lagi senang bermain bareng teman-temannya, bermain sepeda, aktivitas outdoor untuk tak lupa menumbuhkan minat literasinya. Semoga kami sebagai orang tuanya juga bisa memberikan keteladanan untuk gemar berinteraksi dengan buku.

Semoga Bermanfaat

Sabtu, 260817.06.00
#Tantangan10HariLevel7
#day8
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day67

Friday, August 25, 2017

Day 7 Game Level 7 : Momen Spiritual yang Membanggakan



Keluarga kami tinggal di rumah dinas kantor saya dan suami yang memang bekerja di tempat yang sama. Alhamdulillah kami bersyukur sekali diberikan tetangga yang baik dan masih memiliki anak yang tidak jauh beda umurnya dengan Eza. Jadi mereka bisa bermain bersama kapanpun mereka mau. Rejeki sekali menemukan tetangga yang sudah dikenal baik, sevisi dalam mendidik anak dan kami saling menjaga anak-anak kami. Kadang Eza dan teman-temannya yang berjumlah 5 orang main di tempat saya, di waktu lain juga main di tempat temannya secara bergantian.

Saat Eza dan teman-temannya main di rumah saya, jika saya ada di rumah, saya berusaha menyediakan mainan edukatif yang bisa membuat mereka anteng bermain sekaligus belajar. Mulai dari buku, mobil-mobilan, kereta api atau crayon untuk mewarnai. Senang sekali melihat Eza tumbuh dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya. Kadang mereka saling merindukan saat tidak ada. Misalnya saat Eza ke Surabaya kemarin, kata mba nya, teman-temannya setiap hari datang ke rumah menanyakan kapan Eza pulang, lama sekali katanya. So sweet kan?

Kemarin, Eza dan teman-temannya main di rumah. Mulai dari baca buku hingga mengacak ngacak mainan hehe. Lucunya kadang mereka berantem, setelah itu main lagi. Tentu tangisan mah sesuatu yang tak terhindarkan. Tapi biarkan saja mereka belajar menemukan solusi dari masalah-masalah yang mereka hadapi. Resiko dari sebuah pertemanan adalah akan adanya benturan-benturan, rebutan mainan, berantem dll.

Thursday, August 24, 2017

Day 6 Game Level 7 : Tak Bosan Naik Kereta



Saat saya merencanakan untuk mengajak Eza ke Surabaya dalam rangka pelatihan koperasi, saya mempunyai misi untuk memberikan pengalaman pada Eza untuk berpetualang sambil belajar berbagai hal. Maka pilihan transportasi pergi dan pulang pun saya pertimbangkan. Saya ingin Eza merasakan dan menikmati berbagai pilihan transportasi untuk perjalanan jarak jauh. Maka saya pilih pergi dengan pesawat dan pulang dengan kereta.

Kisah petualangan pertama Eza dengan pesawat sudah saya ceritakan pada bagian sebelumnya. Sekarang saatnya menceritakan kebahagiaan Eza saat pulang dari Surabaya menuju Jakarta dengan menggunakan kereta. Saya memilih pulang di sore hari dengan menggunakan kereta kelas bisnis menuju stasiun Senen, dari Pasar Turi pukul 15.30 dan tiba di stasiun Senen diperkirakan pukul 02.30.

Sebenarnya Eza sudah sering melihat dan naik kereta saat di Serpong. Seringkali saya ajak Eza ke stasiun Rawabuntu untuk hanya sekedar melihat kereta atau bahkan naik kereta, baik itu ke Tanah Abang, Parungpanjang atau Ke Jurangmangu menuju BXC Bintaro. Saya fikir Eza akan bosan naik kereta karena sudah beberapa kali diajak melihat dan naik kereta, ternyata saat pulang dari Surabaya, ia tetap berbinar binar saat diberitahu akan pulang naik kereta.

Wednesday, August 23, 2017

Day 5 Game Level 7 : Serunya Eksplorasi Outdoor



Biasanya anak laki-laki itu dominan di kinestetik, begitu pula Eza. Dari sekian aktivitas, salah satu aktivitas favoritnya adalah aktivitas di tempat terbuka. Ia penyuka tantangan. Saat usianya belum sampe 2,5 tahun, ia sudah berani jalan diatas jembatan yang lumayan tinggi di museum kretek Kudus seperti dalam video berikut ini.


Saat pergi ke Surabaya kemarin, di hari terakhir dengan agenda city tour, saya ajak mamah dan Eza. Tempat pertama, kami diajak panitia mengunjungi pantai Kenjeran Surabaya. Awalnya Eza sudah gatal pengen berenang saat melihat pantai, untunglah lokasinya bukan lokasi pantai untuk berenang, jadi kami pun jalan-jalan sekitar area pantai dan betapa senangnya Eza saat melihat ada area bermain anak dengan berbagai wahana. Eza pun langsung antusias bermain, pertama main perosotan. Walau sempat kejedot, Eza tak nangis, ia tetap melanjutkan main. 

Selanjutnya, mencoba tantangan naik wahana ini.




Lucunya, saat naik ia semangat sekali, saat turun ga bisa dan nyaris nangis. Saya tak sempat mengabadikan momen ini karena Eza keburu nangis. Saya senang saat melihat wajahnya selalu berbinar binar saat bermain di aktivitas outdoor. Nikmatilah masa bermainmu, Eza ku sayang...
Semoga Bermanfaat

Rabu, 230817.06.20
#Tantangan10HariLevel7
#day5
#KuliahBunSayIIP
#BintangKeluarga

#odopfor99days#semester2#day64

Tuesday, August 22, 2017

Day 4 Game Level 7 : Senang Bersosialisasi



Perjalanan Eza menuju Surabaya ini membuat saya menyadari banyak potensi Eza yang belum dieksplor, terutama terkait ranah hubungan inter personel (hubungan antar sesama). Eza sepertinya tak mengikuti jejak saya terkait hal ini. Saya lebih senang menyendiri dari kecil. Saya tak suka suasana rame. Sementara suami, senang ngobrol dan ngumpul. Saya merasakan sendiri suasana kehangatan di keluarga suami dan mulai menikmatinya.

Maka saat Eza bermain, saya sering amati dia senang sekali bermain bersama teman-temannya. Dari kecil, saya biasakan Eza tidur siang, tapi seiring bertambahnya usia, Eza suka murung jika siang disuruh pulang ke rumah, berbeda jika mendengar suara teman-temannya, Eza langsung ceria dan terlihat berbinar binar. Ngantuk pun hilang. Semakin besar, tidur siang pun semakin jarang.

Hari terakhir kami di Surabaya kemarin, adalah saatnya city tour seputar wisata di Surabaya. Kami hanya mengunjungi 3 tempat yaitu pantai Klenjeran, Masjid Cheng Ho dan pusat oleh-oleh Surabaya, mulai dari Patata milik Oki Setiana Dewi hingga toko H. Rudy yang menjual aneka snack oleh-oleh khas Surabaya.

Saat kami pergi ke masjid Cheng Ho, lokasinya beberapa ratus meter dari jalan raya, Eza pengen digendong. Saya gendong sebentar, tiba-tiba ada bapa panitia baik hati yang menawarkan untuk menggendong Eza. Saya kira Eza ga mau karena baru kenal, ternyata mau juga, diajak ngobrol dan bercanda. Saya terpesona dengan perkembangan sosialisasi Eza saat bertemu orang baru dan asing, ternyata tak membuatnya takut dan sungkan.

Postingan Favorit