Setelah menghabiskan liburan ke Blitar, Kediri, Jombang, Solo dan
Jogyakarta, dari hari Minggu 25 Desember 2016 sampai Kamis tanggal 29 Desember,
maka hari berikutnya adalah hari istirahat dan beberes rumah... apalagi oleh
olehnya berupa Eza sakit demam dan batuk pilek karena kecapean.
Jadilah di hari Jumat dan Sabtu itu kami betah istirahat di rumah sambil
beberes dan mengerjakan banyak hal... nah saat malam tahun baru, saya sempat
meminta suami untuk download film dalamm rangka menghabiskan malam tahun baru
bersama di rumah, ceritanya sambil nunggu suami yang browse film dan
mendownload nya, saya pun menyalakan TV. dah hampir frustasi karena acaranya
banyak hura hura, tiba tiba channel JakTV menghadirkan acara menarik dan
berbeda yaitu Dzikir Nasional yang meliput langsung dari masjid At Tin , walau
hanya sebagian narasumber yang disiarkan secara live.
Tentu bukan hal yang kebetulan, jika saat saya menekan remote, dan channel
JakTv yang nongol, dan saat menonton bareng suami, ternyata yang sedang tampil adalah
Ridwan Hasan Saputra seorang trainer olimpiade matematika
internasional, yang sedang mengemukakan buah pemikirannya tentang agama dan
matematika. Beliau menyampaikan bahwa kesusahan itu harus direncanakan untuk mengundang kebahagiaan, karena
begitulah logika yang beliau sampaikan dari surat Al-Insyirah ayat 5-6 berikut:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا*إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Logika matematika nya, menurut beliau kalau ingin
mudah, maka harus susah dulu, dan jika sekarang senang yang mudah, maka itu
adalah persiapan menuju sulit. Contohnya umat muslim Indonesia, menurutnya
mengapa sekarang umat muslim terpuruk, karena dulunya senang dengan yang mudah
mudah, seperti pesta taun baru, ibadah dinomor sekiankan, syariat
dikesampingkan, dan lain lain. Beliau juga menunjukkan teori matematika lain
(yang belum terlalu saya fahami), tapi intinya jika ingin sukses, kuncinya
menjadikan Allah sebagai majikan, bukan yang lainnya. Ibadah dulu yang
diutamakan, maka kesuksesan hidup pun akan menghampiri, itulah mengapa ustadz
yang menonjolkan ajaran ibadah seperti sedekah dan dzikir, itu tetap mendapat posisi
terhormat di mata umatnya. Dan masih banyak lagi pemikirannya, yang membuat
saya dan suami terkagum kagum dan “njleb” banget menampar kami yang rencananya
akan “bersenang senang” dengan menonton film.
Saking kagumnya suami dengan sosok beliau, ia langsung
browse profil nya, website nya dan ternyata memang mengagumkan. Trainer olimpiade
matematika internasional ini, selalu mendahulukan aspek spirutual saat mengajar
dibanding teori matematika nya. Terbukti, prestasi anak didiknya meningkat dari
tahun ke tahun.
Sampai jelang tengah malam, saya dan suami menyaksikan
penampilan spektakuler sang Trainer ini, membuat kami terkesima, suami
mengangguk anggukan kepalanya sebagai tanda persetujuan atas apa yang
disampaikannya. Akhirnya kami meng”cancel” rencana menonton kami. Langsung mikir
dan merenung, sepertinya kami sengaja ditegur Allah lewat acara tadi, yang
lucunya setelah itu JakTv menyiarkan acara tahun baru di tempat lain, tak ada
lagi yang disiarkan dari masjid At Tiin. Jadi seolah olah pertunjukkan itu
adalah khusus peringatan untuk saya dan suami. Alhamdulillah masih diingatkan
untuk lebih baik lagi
Semoga Bermanfaat
Senin, 020117.14.16
#odopfor99days#part2#day1
No comments:
Post a Comment