Pada hari Senin tanggal 26 Desember 2016, akhirnya
saya bisa menginjakkan kaki juga di tanah Blitar, tepat nya di makam Bung
Karno, Sang Proklamator Indonesia. Butuh waktu 16 tahun bagi saya dan keluarga
untuk bisa sampai tempat ini. Banyak tantangan dan kendala yang menghiasi
perjalanan panjang ini. Saya dan keluarga besar ibu saya yang berjumlah 24
orang, akhirnya bisa berziarah dan berwisata bersama setelah menanti selama 16
tahun. Gimana ceritanya? Yuks mari kita lanjutkan ceritanya.
Berpuluh tahun lalu, ibu saya (mamah) dulu sempat mengucapkan
nazar atau janji jika anak anaknya selesai kuliah semua, dia akan mengajak anak
dan cucunya untuk ziarah ke makam Bung Karno di Blitar. Pada tahun 2000,
sebenarnya saya dan kaka kaka saya, akhirnya berhasil menyelesaikan amanah
kuliah kami. Tapi ternyata setelah usai wisuda kami, tak serta merta urusannya
menjadi lancar bagi mamah untuk menunaikan nazar nya. Bertahun-tahun pun
terlalui tanpa sempat menunaikan nazar tersebut.
Setiap tahun, kami anak anaknya selalu mengingatkan
mamah untuk segera menunaikan amanahnya, tapi memang selalu ada kendala, baik
kendala dana maupun kendala teknis seperti waktu, kesibukan dan lain lain. Beberapa
bulan lalu, akhirnya kami sedikit memaksa mamah untuk segera merealisasikan
nazar itu di tahun ini. Setelah beberapa kali rapat keluarga, akhirnya kami menetapkan
waktu keberangkatan untuk ziarah sekaligus wisata keluarga ini pada hari Ahad
25 Desember hingga Kamis 29 Desember
2016. Walau beberapa orang ga bisa ikut karena berbagai alasan, seperti kuliah
dan bekerja, alhamdulillah akhirnya nazar tersebut tertunaikan juga.
Pada hari Ahad tanggal 25 Desember 2016, kami
berangkat dengan menggunakan bis kecil Big Bird. Tepat setelah shalat shubuh,
kami meninggalkan kota Tangerang menuju Kediri, tujuan pertama kami. Sempat berhenti
beberapa kali untuk istirahat dan shalat, akhirnya kami mampir di Pekalongan
agak lama, untuk membeli Batik sebagai oleh oleh. Belum sampai tempat tujuan,
tapi kami sudah membeli oleh-oleh Batik khas Pekalongan. Hal ini dilakukan
karena pulangnya nanti akan melalui jalur Selatan sehingga takkan sempat lagi
mampir di Pekalongan.
Setelah puas berbelanja di Pekalongan, kami pun
melanjutkan perjalanan ke Kediri. Perkiraan kami bahwa jalanan akan macet,
ternyata meleset, jalanan sangat lancar dan tak ada halangan. Kami tiba di Kediri
pukul 3 pagi, dua jam lebih awal dari perkiraan kami. Akhirnya kami pun isitirahat
sambil menanti waktu shubuh. Setelah shalat shubuh, kami pun jalan jalan di
sekitar alun alun Kediri sambil menunggu orang tua siswa yang akan menemui kami.
Tepat jam 7, mulai bermunculan orang tua siswa dan siswa kelas X yang memang
berasal dari Kediri. Kami pun terkaget kaget dengan penyambutan mereka, yang
membawa berbagai oleh oleh beserta catering untuk makan pagi. Setelah itu, kami
pun jalan-jalan ke Gumul dan Kampung Anggrek, tempat wisata khas Kediri.
Dari Kediri, kami pun melanjutkan perjalanan ke
Blitar, tujuan utama kami yaitu Makam Bung Karno. Rasanya ada rasa yang
bercampur aduk saat tiba di Makam Sang Proklamator Indonesia. Rasanya senang,
terharu, plong karena tertunaikan sudah nazar Mamah yang penuh perjuangan ini. Ternyata
area makam mantan presiden ini ramai dikunjungi orang, ga ekslusif bagi
masyarakat yang ingin mengunjunginya. Kami pun disana disambut oleh orang tua
siswa kelas X dan orang tua alumni, yang sudah lama tak ketemu. Wah alhamdulillah
rejeki silaturahmi memang tak pernah salah. Sungguh saya tak menyangka kalo
sambutannya akan seheboh dan sehebat ini... semoga amal baik mereka dibalas
dengan yang lebih baik. Hikmahnya pokonya jangan pernah lelah berbuat baik dan
sering sering lah silaturahmi...
Semoga Bermanfaat
Senin, 090117.13.35
#odopfor99days#part2#day3
No comments:
Post a Comment