Friday, March 24, 2017

Merencanakan Proyek Keluarga



Setelah mengikuti materi kuliah bunda sayang yang pertama dan kedua, tiba saatnya menuju materi sesi 3 yang lebih menantang yaitu meningkatkan kecerdasan anak. Dan tantangan game dalam level ini adalah membuat proyek keluarga. Awalnya tak pede saat membaca kisah bunda-bunda lain dengan proyeknya yang kece kece, tapi akhirnya menghibur diri sendiri bahwa setiap keluarga memiliki ceritanya sendiri-sendiri jadi saya pun mendiskusikan renccana proyek keluarga ini bersama suami.

Ada dua rencana proyek yang saya tawarkan pada suami yaitu Proyek Merapikan Perpustakaan Al Zayyan (nama gabungan keluarga kami) dan Proyek Sosial lewat Berbagi Baju.

Proyek 1 : Proyek Sosial Melalui Berbagi Pakaian
Latar belakang : kondisi lemari pakaian saya, papa dan Eza yang sudah tak beraturan, susah menyimpan baju saking banyaknya baju yang menumpuk di lemari. Mumpung ada kegiatan sosial sekolah yang diinisiasi para siswa lewat kegiatan I Care yang akan dilakukan minggu depan, maka pilihan menyortir pakaian untuk disumbangkan adalah prioritas utama agar lemari pakaian ini kembali rapi dan tak sesak lagi.

Puja Mandala : Bukti Kerukunan Antar Umat Beragama di Bali


Setelah puas menikmati beberapa tempat wisata di bali seperti Pantai Pandawa dan Uluwatu, waktu menunjukkan saatnya shalat dhuhur. Kedua murid ku pun langsung mengajak shalat dhuhur di Kompleks Puja Mandala, Nusa Dua. Betapa girangnya saya saat diajak ke tempat ini karena sebenarnya saat menuju kawasan Uluwatu, kami sempat melewati kompleks ini dan kedua muridku pun bercerita bahwa Raja Salman mengunjungi masjid ini saat berkunjung ke Bali beberapa minggu yang lalu. Awalnya saya kecewa pas diceritakan muridku dan hanya melewati kawasan ini, ternyata mereka punya rencana lain yaitu akan menghabiskan waktu dhuhur dengan singgah di kompleks ini.

Puja Mandala merupakan kompleks berdirinya 5 tempat ibadah dari 5 agama di Bali. Sebagai destinasi wisata para turis lokal maupun manca negara, membangun 5 tempat ibadah di Bali tentu sangat tepat diwujudkan untuk memfasilitasi kebutuhan beribadah para penganutnya. Maka berdirinya 5 tempat ibadah yaitu masjid, 2 gereja, pura dan vihara ini menjadi poin plus tersendiri bagi pariwisata Bali karena menjadi bukti adanya kerukunan umat beragama di Bali. Maka bukan menjadi sesuatu yang mengherankan lagi bila disana akan terdengar kumandang adzan disertai bunyi lonceng gereja dan kidung Hindu.

Pura Uluwatu yang Bersejarah




Setelah menikmati pesona pantai Pandawa Bali, saya diajak untuk menikmati keindahan Uluwatu yang memiliki nilai sejarah tinggi. Saat kami tiba disana dan membayar tiket seharga 20.000 per orang, kami diharuskan memakai selendang saat memasuki kawasan wisata ini. Pura ini terletak di desa Pecatu, kecamatan Kuta, Kabupaten Badung dan  berdiri megah di ketinggian sekitar 97 meter di atas permukaan laut. Inilah alasannya diberi nama Uluwatu yaitu Ulu berarti kepala dan watu artinya batu.

Pura uluwatu merupakan salah satu pura tertua di Bali dan menyimpan banyak keindahan pemandangan alam yang mempesona. Lautan yang terhampar luas di sepanjang kawasan Uluwatu ini, sukses membuat saya jatuh hati pada tempat ini. Rasanya seperti berada di luar negeri, ternyata Indonesia sungguh sangat kaya dan potensi alamnya luar biasa. Siapapun yang melihat ini, akan kagum pada kekuasaan Allah yang terhampar melalui pemandangan indah di Uluwatu ini.

Setiap sore, di tempat ini setiap wisatawan bisa menikmati tarian Pecak yang sakral dan atraktif yang dibawakan oleh 70 penari laki-laki bertelanjang dada dengan latar belakang sunset yang indah. Sayang saat saya kesana, waktu menunjukkan pukul 11 pagi sehingga tak bisa menyaksikan tarian khas budaya Bali ini. Tapi saya sangat puas dengan menikmati indahnya laut yang melatar belakangi Uluwatu ini.

Postingan Favorit