اِجْتِهَادُكَ
فِيْمَا ضُمِنَ لَكَ, وَتَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ دَلِيْلٌ عَلَى
اِنْطِمَاسِ الْبَصِيْرَةِ مِنْكَ
Kegigihanmu dalam
mencari apa yang telah dijamin untukmu dan kekuranganmu dalam melaksanakan apa
yang diminta darimu menjadi bukti butanya mata hatimu
Your
striving for what has already been guaranteed to you, and your remissness in
what is demanded of you are signs of the blurring of your intellect
Kajian kitab Hikmah yang kelima ini adalah tentang kesadaran akan kelemahan diri. Seorang hamba tidak boleh merasa sombong atas amalnya. Merasa diri kuat dalam ibadah justru bisa menjadi bentuk kesombongan spiritual.
Ibadah yang benar adalah yang dilakukan dengan rasa rendah hati, bukan karena ingin dipuji atau merasa lebih baik dari orang lain. Seorang hamba harus yakin bahwa semua pencapaiannya adalah karunia dari Allah, bukan semata-mata usahanya sendiri.
Amal yang diterima Allah adalah yang
paling ikhlas dan sadar dengan kelemahan diri, bukan yang paling banyak atau
paling berat. Keikhlasan dan rasa butuh kepada Allah adalah kunci diterimanya
amal.
Bashirah adalah pandangan batin/mata
hati yang tajam dan mampu membedakan antara kebenaran dan kebatilan. Bashirah
adalah anugerah dari Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang memiliki hati
yang bersih dan penuh dengan cahaya keimanan.
Dari hikmah kelima ini, kita diajurkan untuk yakin bahwa Allah sudah menjamin rejeki kita, maka kita tidak boleh terlalu sibuk mencari rejeki, sampai melupakan ibadah yang sebenarnya yaitu taat pada perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Kesibukan kita pada apa yang sudah dijamin Allah dan meninggalkan perintah Allah, adalah suatu kebodohan. Karena Allah sudah menjamin rejeki semua orang , termasuk orang kafir sekalipun, apalagi orang beriman dan taat pada Allah, sudah pasti rejekinya lebih dijamin lagi sama Allah.
Di redaksi hikmah kelima ini, ada istilah bashirah yang berarti pandangan mata hati yang tajam. Sekalipun orang bisa melihat ke beberapa negara, atau bisa menembus langit pun, jika masih bingung dalam kehidupan, maka bisa dikatakan bahwa bashirahnya sudah tertutup. Allah meminta kita untuk beribadah, maka jika tinggalkan perintah Allah ini dan sibuk dalam urusan yang sudah dijamin Allah, maka menurut redaksi hikmah kelima ini, disebut dengan bodoh atau buta mata hatinya.
Maka seseorang yang menyadari hakikat dirinya sebagai hamba yang lemah dan bergantung kepada Allah, berarti memiliki bashirah yang baik. Dan orang yang memiliki bashirah akan :
a. tidak akan tertipu oleh amalnya sendiri dan tetap rendah hati
b. Selalu ikhlas dalam beribadah dan tidak mencari pujian manusia
c. bisa membedakan antara dorongan nafsu dan cahaya petunjuk Allah
d. Melihat dunia sebagai ujian dan sarana, tujuan utamanya adalah akhirat yang lebih kekal
Sumber foto : darisini
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment