أرِحْ نَفْسَكَ مِنَ التَّدْبِيْرِ فَمَا قَامَ بِهِ غَيْرُكَ عَنْكَ لاَ تَقُمْ بِهِ لِنَفْسِكَ
Istirahatkan
dirimu dari kesibukan mengurusi duniamu. Urusan yang telah diatur Allah tak
perlu kau sibuk ikut campur
Rest
yourself from self-direction, for what Someone else has carried out on your
behalf you must not yourself undertake to do it
Kajian kitab Hikmah yang keempat ini adalah tentang ikhtiar dan tawakkal. Bahwa kita sebagai manusia, harus memaksimalkan ikhtiar sebisa kita, tapi urusan hasilnya, kita serahkan kepada Allah Swt yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk kita. Inilah namanya tawakkal.
Mengisitirahatkan dari kesibukan dunia, bukan berarti berhenti berusaha atau meninggalkan tanggung jawab sesuai amanah masing-masing, tapi maknanya adalah agar kita tidak terlalu sibuk dalam urusan duniawi dan melupakan kehidupan akhirat yang abadi. Dunia ini hanyalah sarana, untuk mencapai tujuan akhir yaitu kehidupan akhirat. Urusan duniawi yang dimaksud adalah perhatian yang berlebihan terhadap usaha, bisnis, aktivitas sehari-hari, yang melalaikan dari aspek ibadah dan spiritual'
Allah adalah pengatur segala urusan, mulai dari rejeki, takdir, jodoh, semuanya sudah ada dalam pengetahuan Allah. Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha semampunya tapi tidak berlebihan hingga merasa bahwa kesuksesan dan keberhasilan dalam semua aspek kehidupan kita, adalah karena hasil jerih payah dan ikhtiar diri sendiri.
Yang dimaksud tadbir (mengatur diri sendiri) dalam hikmah ini adalah tadbir yang tidak diiringi dengan tafwidh (menyerahkan semua urusan kepada Allah Swt). Apabila tadbir ini dibarengi dengan tafwidh, maka itu diperbolehkan, bahkan sangat dianjurkan.
Maka pelajaran yang bisa kita ambil adalah kita harus menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat. Tidak boleh juga sama sekali meninggalkan ikhtiar di kehidupan dunia. Kehidupan dunia tetaplah penting sebagai jalan untuk mendapatkan kehidupan akhirat yang membahagiakan. Dan kita juga harus menjaga hati kita agar tidak merasa cemas dan khawatir berlebihan terhadap masa depan yang berada diluar kendali kita, dan semuanya kita serahkan pada Allah Sang Penguasa alam ini.
Jadi bagi yang sering merasa overthinking atau berpikir berlebihan dan anxiety atau cemas dan khawatir terhadap masa depan kita dan anak-anak kita, maka kita harus merenungi hikmah keempat dari kitab hikam ini yaitu Istirahatkan dirimu dari kesibukan mengurusi duniamu. Urusan yang telah diatur Allah tak perlu kau sibuk ikut campur.
Tugas kita hanya ikhtiar maksimal, dan tidak perlu sibuk ikut campur dalam urusan yang berada dalam kendali Allah Swt. Jika kita menyerahkan semua urusan kepada Allah, di tengah kemajuan zaman yang semakin kesini semakin kesana ini, maka kita akan lebih tenang dan tidak khawatir dengan apa yang akan terjadi di masa depan karena Allah lah sebaik-baik pembuat skenario terbaik dalam hidup kita. Yang kita butuhkan hanyalah kita YAKIN bahwa apapun yang Allah tetapkan dalam hidup kita, (menurut kita) baik atau buruk, maka itulah yang terbaik untuk kita...
Sumber foto : darisini
Semoga bermanfaat
No comments:
Post a Comment