Thursday, March 16, 2017

Menginap di Hotel Syariah Sofyan Inn Tebet Jakarta



Pada hari Rabu tanggal 15 Maret 2017, saya berkesempatan menginap di hotel Syariah Inn Tebet Jakarta. Saya sengaja memilih tempat ini saat mengikuti pelatihan fiqh muamalah yang bertempat di hotel Amaris Jakarta. Mengapa tak memilih menginap di hotel Amaris, yang memang merupakan lokasi pelatihan? Karena saya ingin mencoba merasakan aroma hotel syariah.


Untuk menuju hotel Sofyan Inn, saya hanya berjalan kaki sekitar 400 m dari lokasi pelatihan. Sebelum tiba di hotel, ada pedagang bakwan malang dan saya pun tergoda dengan aromanya. Saya tiba di hotel pukul 6 malam,berbarengan dengan adzan magrib berkumandang. Untuk memesan kamar di hotel ini, saya sudah booking online sebelumnya, maka saat tiba di hotel, saya hanya menyerahkan bukti dan kode booking nya saja. Alhamdulillah langsung diberi nomor kamar 124, tak jauh dari tempat resepsionis hotel.


Setibanya di kamar, saya bingung cara makan bakso ini, saya pun menelpon coffee shop nya. Karena malu jika hanya meminjam piring dan sendok, saya pun memesan jus wortel. Ternyata harganya 27.000, padahal harga bakso nya hanya 11.000 saja. Saya pun senyum senyum sendiri. Tak lama kemudian, pesanan datang dan saya pun langsung menyantap bakso malang yang masih hangat ini.
Hotel bintang 3 yang berlokasi di Jalan Dr. Soepomo no 23 Jakarta Selatan ini, berdiri pada tahun 2013 dengan 2 lantai dan memiliki 101 kamar. Fasilitas hotelnya cukup oke, seperti wifi gratis, tempat makan yang beragam seperti Rasamala Coffee Shop yang menyajikan hidangan khas Indonesia, Oriental dan European Specialities serta fasilitas lain seperti laundry, Al-Qur’an, penyewaan mobil, mushola, ruang pertemuan dan lain-lain.


Dari sisi fasilitas kamar, yang berbeda hanyalah Al-Qur’an. Dan syarat administrasi, jika yang menginap adalah laki-laki dan perempuan, maka harus memperlihatkan akta menikah. Berbeda dengan hotel kebanyakan yang membebaskan siapapun yang ingin menggunakan hotelnya tanpa harus melampirkan akta menikah. Itu saja perbedaannya. Yang lainnya tak jauh berbeda fasilitasnya.
Pelayanannya cukup oke dan ramah. Menu sarapan paginya juga enak dan memuaskan. Tak menyesal saya memilih hotel syariah ini walau hanya sebentar. Check in pada pukul  6 malam dan check out pada pukul 8 pagi, sebenarnya kurang lama untuk menikmati layanan kamar dengan tarif 380.000 rupiah. Tapi karena memang kegiatan pelatihannya dua hari dari pagi hingga sore, kesempatan saya istirahat hanya di malam hari. Maka saya bersyukur masih bisa istirahat dan menikmati layanan hotel syariah, yang sejak dulu sudah saya impikan. Pengen tau aja gimana rasanya hotel syariah dibanding hotel biasa. Ternyata lebih tenang dan menentramkan.

Semoga Bermanfaat

Kamis, 160317.09.40

#odopfor99days#part2#day39

Training Fiqh Muamalah 2017



Pada hari Rabu dan Kamis 2017, saya mewakili koperasi mengikuti Training Fiqh Muamalah 2017 yang digagas oleh PPMKI (Pusat Pendidikan Manajer Koperasi Indonesia) yang bertempat di Hotel Amaris Tebet jakarta. Biaya trainingnya adalah 1.500.000 minus penginapan. Untuk penginapan, saya ingin mencoba menginap di Hotel Syariah, maka sejak seminggu yang lalu, saya sudah hunting hotel syariah yang dekat dengan lokasi pelatihan. Testimoninya disini.

Berangkat dari Serpong pukul 06.30 dengan menggunakan kereta KRL, ternyata padat sekali kereta pada jam jam sibuk begini. Saya nyaris didorong-dorong di dalam kereta saking penuhnya kereta menuju Tanah Abang ini. Dari Stasiun Tanah Abang, saya melanjutkan perjalanan melalui rute 3 menuju Depok dan langsung turun di Stasiun Tebet. Alhamdulillah sampai di stasiun Tebet pukul 07.30, sarapan dulu baru ke hote Amaris dengan menggunakan ojeg online yang bertarif hanya 12.000 saja.

Ada 8 materi yang disajikan dalam training ini, yaitu :

Jodoh Pasti Bertemu



Pada hari Sabtu tanggal 11 Maret 2017, saya sekeluarga pergi ke resepsi pernikahan adiknya teman di Bogor. Kami berangkat dari Serpong pukul 06.00 pagi, lalu lintas ramai lancar, kami tiba di tempat resepsi yang bertempat di gedung wanita Bogor. Selalu menakjubkan jika menyaksikan akad nikah, perjanjian dua orang d hadapan Allah. Hanya dalam hitungan detik, dua orang yang awalnya tidak saling mengenal dan tidak boleh bersentuhan, tiba-tiba dengan akad nikah sederhana, menjadi halal dan sah sebagai suami istri.

Adiknya teman saya ini baru menemukan jodohnya pada usia 40 tahun, begitu pula usia suaminya. Suaminya adalah seorang tentara yang berasal dari Maluku tapi sudah lama bekerja di Jakarta. Keduanya dipertemukan dalam sebuah perkenalan yang digagas teman sang istri. Saya selalu penasaran dan sering dibuat terkagum kagum oleh sebuah kata yang namanya JODOH.
Saat belum menikah, saya beberapa kali taaruf dengan berbagai jenis laki-laki. Rasanya melelahkan dan nyaris putus asa. Tak kuat rasanya melabuhkan harapan dari satu laki-laki ke laki-lain yang bertaaruf dengan saya. Berbagai tekanan sosial yang mengganggu melalui pertanyaan “Kapan?”, nyaris membuat saya malas untuk menghadiri pertemuan keluarga, pernikahan teman, reuni dan pertemuan-pertemuan lainnya.

Setelah menikah, saya berusaha berempati pada teman-teman yang belum menikah. Bagaimanapun, saya pernah berada pada posisi itu. Maka berusaha tak menanyakan “Kapan?”, adalah salah satu usaha saya dalam rangka berempati pada mereka. Maka saat mendengar adik nya temannya ini akan menikah pada usia matang, saya dan suami antusias untuk menghadirinya.

Postingan Favorit