Pada
tanggal 12 Maret 2016, koperasi di sekolah kami yang bernama KOPINMA (Koperasi
Insan Mandiri) baru menyelenggarakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) untuk tahun
buku 2015. Ada fenomena mengejutkan pada RAT kali ini, karena laporan pengurus
dan BPK (Badan Pengawas Koperasi) tentang adanya masalah di bidang keuangan.
Sayang sekali, kepengurusan yang telah berjalan 3 tahun ini berakhir dengan
situasi yang kurang mengenakkan.
Selain
laporan pengurus dan BPK, RAT kali ini juga diakhiri dengan pemilihan pengurus
baru untuk periode 3 tahun ke depan yaitu tahun 2016-2018. Lucunya, jabatan
sekretaris yang diungguli oleh salah seorang guru Biologi, diwarnai dengan
adanya surat pengunduran diri dari yang bersangkutan. Semuanya merasa terheran
heran dan terasa lucu karena bakal calon belum diumumkan, tapi yang
bersangkutan sudah mengetahui akan terpilih dan langsung memilih mundur.
Memang,
dilema tersendiri bagi kepengurusan mendatang. Adanya warisan masalah di bidang
keuangan yang mengagetkan semua pihak, memunculkan keengganan para anggota
untuk menjadi pengurus koperasi di periode mendatang. Keinginan anggota untuk
mendapatkan SHU (Sisa Hasil Usaha) yang tinggi, tak diimbangi dengan antusiasme
anggota untuk menjadi bagian dari barisan pengurus yang mau berjuang demi
kepentingan banyak orang.
Saya
sendiri harus rela dengan terpilihnya menjadi bendahara, walau hanya
mengantongi 17 suara dari sekitar 100 orang anggota koperasi. Berat sebenarnya
harus memperbaiki sistem keuangan di koperasi. Andai ingin berfikir aman dan
hanya memikirkan diri sendiri, rasanya mending jadi anggota yang tak perlu cape
memikirkan strategi bisnis di koperasi. Tapi saya melihat semuanya enggan
menjadi pengurus. Maka berbekal dari keyakinan bahwa selalu ada jalan bagi yang
mau berusaha, saya pun istikharah. Sudah beberapa minggu sebelum RAT, saya
dengar gosip gosip bahwa saya digadang gadang jadi bendahara. Sejak mendengar
gosip itulah, saya langsung shalat istikharah. Saya tidak mau memutuskan hanya
karena emosi pribadi. Saya ingin Allah yang memutuskan baiknya gimana, bukan
saya. Karena saya sungguh tak tahu yang terbaiknya itu harus bagaimana. Maka saya
pun meminta petunjuk lewat istikharah. Dilanjutkan dengan konsultasi suami. Suami
pada akhirnya menyerahkan keputusan itu pada saya sepenuhnya.
Berbekal
pengalaman menjadi bendahara koperasi ini pada tahun 2007-2008 yang saat itu
SHU nya alhamdulillah sangat fantastik, mungkin para anggota ingin mengulang
kejayaan masa lalu. Walau dengan tim yang berbeda, dan harus diiringi dengan
sulitnya mencari sekretaris yang mau berjuang, dengan mengucapkan bismillah
saya pun mengikuti saja kemana arus ini mengalir. Jika jabatan bendahara ini
baik untuk saya dan maslahat untuk yang lainnya, baiklah saya akan berjuang di
jalan ini. Hanya yakin dengan pertolongan Allah lah saya kuat dan mau menerima
amanah berat ini. Saat ada yang mengucapkan selamat atas jabatan ini, saya
malah mengatakan pada mereka, bahwa seharusnya kalimat “inna lillahi wa inna
ilaihi rajiun” lah yang seharusnya diucapkan. Karena sungguh, jabatan itu
amanah yang berat dan awal musibah bagi saya karena sangat berat pertanggung
jawabannya. Tapi saya berharap bahwa saya punya ladang amal yang bermanfaat
untuk sebanyak mungkin orang, walau dalam lingkup kecil bernama koperasi. Bantu
saya, bantu kami, Rab ...
#ODOPfor99days#day54
No comments:
Post a Comment