Thursday, March 10, 2016
Edukasi Jajanan Halal dan Thoyyib pada Siswa MAN Melalui Keputrian
Pada Tanggal 8 Januari 2016,
alhamdulillah saya berhasil mengundang teman dan guru saya dari komunitas IIP
Tangerang Selatan, bu Titin untuk menjadi
narasumber dalam rangka sharing ilmu tentang makanan halal dan thayyib di depan
siswi kelas XII yang berjumlah 62 orang
dalam sesi kegiatan keputrian. Keputrian merupakan
kegiatan rutin mingguan yang
dilakukan untuk seluruh siswi putri, pada saat siswa putra nya melaksanakan
shalat jumat. Keputrian ini terdiri dari beberapa kegiatan, untuk semester ini
kelas XII fokus pada memasak, sementara kelas X dan XI boleh memilih satu
diantara beberapa keterampilan seperti menjahit, merajut, menyulam dan lain
lain.
Kali
ini, karena pentingnya informasi tentang makanan halal, maka kegiatan keputrian
perdana untuk kelas XII di semester 2
ini berupa sosialisasi tentang jajanan trend tapi halal dan thayyib. Acara
yang dimulai pukul 12 siang ini dimulai dengan disajikannya beberapa slide tentang beberapa jajanan remaja yang
lagi ngetrend dan membuat ngiler, seperti
sushi, spagehti, roti bakar, fried chicken dan lain lain. Sontak semua peserta berteriak senang, bikin laper aja
kata mereka. Tapi setelah itu narasumber mengingatkan untuk berhati hati
terhadap berbagai jajanan yang sedang marak akhir-akhir ini. Ancaman ketidak
halalan dari sisi kandungan zat nya maupun proses produksinya, ternyata begitu menakutkan. Maka
sebagai konsumen, dibutuhkan kejelian dan kecerdasan dalam mengamati komposisi
zat dan proses produksinya.
Narasumber
juga membawa contoh zat yang terlihat seperti cuka, (saya lupa namanya), yang sering digunakan
para pedagang nasi goreng, kwetiau, mie goreng dan lain lain. Ternyata zat
inilah yang sering dicampurkan pada jajanan yang biasanya sering kita konsumsi.
Makanan yang tadinya halal dan kita kenal baik, tapi karena dicampur dengan zat
ini, statusnya menjadi berubah. Yang luput dari perhatian kita juga adalah
adanya kuas yang diragukan kehalalannya, kuas yang biasanya dipakai saat meramu
roti bakar dan lainnya, ternyata jenis bulu yang dipakai nya ada yang dari
babi. Walaupun narasumber tak berani memastikan itu dari babi, minimal
statusnya adalah meragukan.
Acara
yang berlangsung selama 45 menit ini, tak terasa begitu cepat berlalu. Sesi
pertanyaan yang ternyata diminati peserta dari siswi kelas XII, membuat
semangat sang narasumber. Antusiasme peserta disambut dengan jawaban dari
narasumber yang panjang lebar dan sangat memuaskan. Tapi sayang sekali, karena
adanya keterbatasan waktu, sesi ini harus diakhiri karena siswa putra selesai
melaksanakan shalat jumat dan semuanya harus makan siang sebelum masuk kelas
kembali pukul 13.30. Alhamdulillah sesi sharing ini berakhir indah, walaupun
ada juga yang menjadi bingung harus jajan apa karena takut terjerumus pada
makanan haram yang tak disadari. Tapi semoga ini juga menjadi penyemangat buat
para siswi yang juga calon ibu, untuk belajar mengolah dan membuat sendiri
jajanan sehat dan halal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Postingan Favorit
-
Jika kita membaca al-Qur'an secara teliti, ada beberapa kata yang digunakan untuk menjelaskan suatu makna. Tentang penciptaan misalny...
-
Secara garis besar, kalam insya’i terbagi menjadi dua yaitu thalabi dan ghair thalabi . Definisi Insya Thalabi adalah yang kalimat ...
-
Nama Allah al-'Afuww,al-Ghafur dan al-Ghaffar jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, artinya sama yaitu Maha Pengampun. Tapi se...
No comments:
Post a Comment