Friday, June 2, 2017

Sedekah Tenaga Untuk Koperasi



Tak terasa, program hamil 40 hari saya memasuki hari ke-17, saya masih keteteran di urusan tahajud. Berharap sudah fokus di kualitas, ternyata kuantitas pun masih tertatih tatih, kadang bangun, kadang juga kelewat, bangun saat menjelang subuh. Saya sudah tak memakai sistem ceklis untuuk urusan program hamil 40 hari ini, berbagai kesibukan cukup bisa dijadikan alasan (pembenaran).

Hari ini saya menggantikan suami ngawas Ujian Akhir Sekolah, karena suami ada keperluan ke Jakarta. Biasanya momen ngawas ini saya jadikan kesempatan untuk mengerjakan berbagai tugas yang tertunda, dan menulis berbagai hal untuk mengabadikan moment tak terlupakan setiap harinya.

Tiba-tiba suami mengabarkan jelang pukul 10 kalau dia tidak jadi pergi ke Jakarta dan menawarkan untuk menggantikan saya mengawas. Saya langsung menyambutnya dengan antusias. Rencana saya untuk pergi ke bank nanti siang jelang UAS, bisa saya lakukan lebih awal sehingga saat Eza akan tidur siang, saya sudah datang untuk ngelonin dia tidur. Sebisa mungkin urusan saya selesai maksimal saat shalat dhuhur agar siang harinya saya bisa menemani Eza tidur siang.

Balada Kartu Kredit Saat Belanja Bingkisan Lebaran



Setiap tahun, tradisi di koperasi sekolah tempat saya bertugas adalah memberikan bingkisan lebaran untuk para anggotanya. Tahun kemarin dan tahun ini, karena saya diamanahkan menjadi pengurus, maka tugas saya dan teman-teman pengurus lah mencarikan bingkisan lebaran ini. Beberapa hari jelang Ramadhan, kami sudah saling bertukar informasi mengenai harga beberapa produk yang diunggulkan menjadi bingkisan lebaran, perbandingan harga dari beberapa toko retail, turut mewarnai perbincangan seru di grup pengurus.

Kemarin hari Senin, akhirnya saya bersama teman dan karyawan koperasi, berbelanja untuk mencari bingkisan lebaran di salah satu pusat perbelanjaan. Rencananya, saya memakai kartu kredit teman saya dan tidak membawa uang cash banyak. Sebelumnya, saya juga sudah memesan item barang pada salah satu karyawan yang beberapa hari yang lalu sempat survei ke koperasi. Jadi saat kami tiba disana, barang sudah siap, hanya tinggal menunggu satu item barang, jadi berharap tak menyita banyak waktu.

Singkat cerita saat semua barang sudah siap, kami pun transaksi di kasir. Total belanjaan kami saat itu, diatas 10 juta. Dengan pedenya, saya serahkan kartu kredit teman saya kepada kasir untuk membayar belanjaan saya. Ternyata menurut kasirnya jenis kartu kredit teman saya ini, tak diterima untuk transaksi disitu. Mulailah hati saya deg degan karena memang saya tak banyak membawa uang cash. Lalu saya sodorkan kartu kredit saya dari bank tertentu, seharusnya diterima, tapi ternyata kartu saya sudah expired bulan April lalu dan saya lupa mengecek jadi baru tau kalo expirednya sebulan lalu. Mulailah saya deg-degan harus membayar pakai apa.

Resensi Buku “Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan”



Judul Buku           : Mencari Ketenangan di Tengah Kesibukan
Penulis                  : Mohammad Fauzil Adhim
Penerbit                 : Pro-U Media, Yogyakarta
Tahun Terbit          : 2012
Jumlah Halaman    : 442

Buku ini saya beli saat berkunjung ke Islamic Book Fair di awal bulan ini. Tertarik dengan judul bukunya karena aktivitas saya akhir akhir ini rasanya menyita waktu dan tenaga serta pikiran saya, hingga rasanya tak sempat baca buku untuk sekedar memberi gizi bagi jiwa saya. Berharap dengan adanya buku ini, saya menjadi tenang dan tidak merasa bersalah dengan berbagai kesibukan.

Buku ini terdiri dari 5 bagian yang terdiri dari beberapa judul yang menarik. Bahkan pada bagian pengantarnya, saya sudah jatuh cinta pada paragraf ini,
“Kadang masjid yang megah, justru kosong dari hidayah. Kita sibuk memegahkan bangunannya, sementara tetangga masjid yang kekurangan justru mencari santunan kepada orang yang tidak seiman. Kadang zikir kita tak mengantarkan pada ketenangan, padahal seharusnya zikir menjadikan hati kita tenang sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an. Bukan Al-Qur’an yang salah memberikan perintah, tetapi kita yang tak mengingat bahwa iman harus kita sertai dengan amal saleh.”
Hm begitu tertampar saya dengan kalimat-kalimat yang indah di kata pengantar ini.

Bagian pertama diberi tema, Membuka Jalan ke Surga, terdiri dari beberapa tulisan, diantaranya, Menyempurnakan Nikmat, Memakmurkan Masjid dengan Menentang-Nya, Membayar Zakat Bukan Memberi, Belajar Mencintai Sesama Hamba dan lain-lain. Mayoritas tulisan pada bagian pertama ini, mengingatkan dan mengoreksi fenomena sosial yang terjadi di sekitar kita, misalnya pada bagian Memakmurkan Masjid dengan Menentang-Nya, mengkritisi fenomena mengemis bantuan pada orang-kafir untuk memakmurkan masjid. Dan masih banyak lagi fenomena menarik yang ditulis di bagian pertama.

Postingan Favorit