Wednesday, May 3, 2017

Hari Ke-18 : Program Hamil 40 Hari: Gagal Tahajud Gara-Gara Drama Korea



Hari kedelapan belas adalah bertepatan dengan hari pendidikan nasional. Jadi hari ini upacara memperingati hari pendidikan nasional. Dari pukul 7 pagi hingga pukul 08.30, lumayan melatih fisik dan nasionalisme. Setelah itu, jalan-jalan naik motor dengan Eza sambil mengurus urusan koperasi.

Pukul 10.30 ada undangan rapat kelulusan kelas XII, saya dah siapkan amunisi dengan berwudhu supaya bisa shalat dhuhur berjamaah di masjid, alhamdulillah berhasil. Saking jarang ke masjid saat shalat dhuhur, ada siswi yang bertanya, “Ibu, ibu darimana? (tumben ke masjid, kira-kira begitulah makna sapaan sekaligus sindiran ini”. Saya pun menjawab, “abis rapat”.

Setelah dhuhur, saya dan rekan kerja di kantor menghadiri acara aqiqah putri kelima rekan kerja sekaligus sahabat saya di asrama. Lumayan, bisa makan sate kambing hihi. Setelah itu, ke saung untuk koordinasi masalah saung. Rasanya hari ini benar-benar padat, belum masalah koordinasi online tentang urusan IIP dan tetek bengeknya. Lumayan menguras fisik, energi dan pikiran.

Sebelum ashar, ada kejadian menghebohkan di sekolah kami, yaitu turun hujan sangat deras disertai angin kencang seperti puting beliung, banyak pohon tumbang dan banyak sarana rusak parah. Kejadiannya super sangat kilat, tak lebih dari 10 menit. Beginilah sebagian foto-fotonya sesaat setelah kejadian berlangsung.

Day 10 : Mengamati Gaya Belajar Eza



Tak terasa, sudah 10 hari pengamatan gaya belajar Eza dilakukan. Hari kesepuluh ini, si bunda mengajak Eza main di taman bermain di daerah Taman jajan BSD. Sepertinya ada wahana baru yang seru dan sudah dicat dengan penuh warna, jadi terasa lebih fresh. Sebelum ke tempat ini, paginya si bunda ngajak jalan Eza naik motor menuju pegadaian di ruko serpong park, lumayan jauh jaraknya, kasian juga Eza tapi saya usahakan selama masih bisa ngajak anak, saya akan ajak walau jauh.

Saat di motor, biar Eza ga ngantuk, saya perdengarkan angka 11-20, surat-surat pilihan di juz 30, doa setelah baca Al-Qur’an, mengajak ngobrol Eza, pokonya intinya supaya dia terus mengoceh atau mendengarkan sesuatu, karena kalau diam, biasanya akan ngantuk. Beginilah cara saya melatih auditori nya.

Setelah itu, bermain outdoor di taman bermain, mulai dari bermain ayunan, perosotan, lari-lari, itu sudah membuat dia senang banget. Beginilah cara saya melatih kinestetik nya. Sementara visualnya dan sekaligus melatih kemampuan verbalnya, saya jadwalkan di sore hari menjelang magrib, Eza nonton film anak-anak di RTV karena sore hari adalah jam kerja saya.

Walau hasilnya belum terlihat, tapi saat semua indera dan potensinya diberikan stimulus, alhamdulillah perkembangan psikologis Eza bagus. Secara emosi stabil, jarang bahkan hampir ga pernah tantrum karena semua kebutuhannya terpenuhi, mulai dari kebutuhan fisik, psikis berupa kasih sayang yang penuh dari keluarganya. Saya juga masih belum maksimal dalam memberikan aktivitas terjadwal pada Eza, tapi berkaca dari pengalaman para bunda-bunda yang lebih berpengalaman, usia 3-5 tahun memang tak terjadwal, dibiarkan bermain sebanyak-banyak, mengenal aneka jenis permainan, untuk melatih motorik halus dan kasarnya.

Semoga Bermanfaat

Rabu, 030517.17.00
#odopfor99days#part2#day90
#tantangan10hari
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#Day10
#KuliahBunsayIIP


Tuesday, May 2, 2017

Hari Ke-17 : Program Hamil 40 Hari: Tantangan Shalat Jamaah itu Bernama Berenang dan Hujan



Setelah sebelumnya berjuang keras untuk shalat jamaah di masjid, kemarin saat ke kolam renang, saya sudah dag dig dug, gimana caranya agar bisa shalat jamaah dhuhur di masjid. Kami pergi ke kolam renang jam 8, dan jam 10 anak-anak masih pada asyik berbasah basah ria di kolam renang. Diajak pulang, pada menolak semua. Si bunda pun mengalah. Setelah berenang, pada tertarik ke wahana bebek, yang lainnya pada naik bebek air, bunda dan papa plus Eza awalnya mau naik kereta api mini, tapi ternyata pas mau beli tiket, keretanya sedang tak bisa digunakan. Akhirnya malah berenang lagi.

Baru jam 11 lah, anak-anak “dipaksa” pulang dan menyudahi bermain-main di airnya. Ternyata untuk bilasnya, lumayan antri. Beberapa juga sudah pada mau pulang, pantas saja tadi Eza dan papa nya bilas mandinya lama. Akhirnya saya nekat nyoba wahana meluncur yang lumayan tinggi, sambil menunggu. Setelah beres meluncur pun, Eza dan papanya belum keliatan. Ternyata memang ngantri di toilet dan kamar bilasnya. Tepat jam 12 siang kami meninggalkan Pulo Saiji water adventure. Dan saya pun memendam kesedihan karena gagal shalat berjamaah di masjid. Walaupun tetap shalat dhuhur berjamaah sama suami di rumah.

Setelah dhuhur, langsung pada tepar semua karena kecapean berenang, saya memilih menghibur diri dengan nonton korea, walau akhirnya mata merem juga. Sore hari, alhamdulillah shalat ashar bisa berjamaah di masjid, suami masih tertidur dengan pulasnya saking capenya berenang plus menjadi supir.

Postingan Favorit