Friday, February 3, 2017

Saat Suami Dikritik




Setelah ngobrol dengan suami beberapa waktu lalu secara mendalam, banyak uneg-uneg suami yang keluar dan terpendam lama. Sepertinya suami sangat berhati hati saat mau mengkritik saya, katanya takut saya marah. Memang bukan tanpa alasan suami bilang begitu, beberapa kali mengingatkan perilaku saya yang kurang baik dan harus diperbaiki, saya biasanya langsung cemberut dan intonasi langsung tinggi.

Maka setelah belajar materi komunikasi produktif, saya belajar MERESPON dengan intonasi biasa dan tetap ceria saat suami mengkritik saya. Maka terjadilah kemarin itu, saat suami nyaman ngobrol dengan saya, keluarlah semua yang terpendam selama ini. Ternyata oh ternyata dia menyimpan uneg unegnya selama ini untuk mencari waktu dan momen yang tepat untuk menyampaikannya.

Suatu hari, saat ngobrol santai di kamar bareng Eza, suami pegang hp. Eza tetap bermain di kasurnya, saya perhatikan suami yang ngobrol dengan saya sambil tetap pegang hp. Akhirnya saya bilang,

Thursday, February 2, 2017

Saat Marah pada Anak


Memiliki anak adalah sesuatu yang membahagiakan dan membanggakan, tapi terkadang tak selamanya perilaku anak itu menyenangkan. Kadang kita dibuat kesal oleh anak kita yang rewel, atau bisa jadi anak menjadi pelampiasan amarah kita, yang sebenarnya sumber masalahnya bukanlah si anak itu sendiri. Mungkin kita sebagai orang tua memiliki pengalaman buruk saat dimarahi orang tua kita di masa lalu, pernah dibentak, pernah dipukul dan lain lain yang akhirnya kita pun melakukan hal yang sama saat marah pada anak kita.

Ada istilah menarik dalam psikologi yang bisa menjelaskan hal tersebut yaitu “ghosts in the nursery”. Istilah tersebut bermakna bahwa anak bisa menjadi faktor penentu yang membangkitkan kemarahan yang terpendam dari masa kecil orang tuanya. Dan ternyata kondisi tersebut membuat para orang tua menunjukkan respon tertentu untuk “melawan” kemarahan tersebut.

Wednesday, February 1, 2017

Merencanakan Umroh untuk Mertua




Setelah mengaplikasikan ilmu komunikasi produktif, saya merasa komunikasi saya dengan suami makin berbobot dan berkualitas. Ada hasil positif dari obrolan kita, ga sekedar ngalor ngidul ga jelas. Dan ga seprti dulu, kalau lagi marah saya ga bisa ngobrol dengan suami, pasti bawaanya cemberut mulu dan bisa dipastikan suami bingung kenapa saya marah, haha khas ibu ibu banget, pengen ddimengerti… biasanya para istri pengen banget suami ngerti kalau kita marah, trus kita dipeluk disayang, padahal suami bingung kenapa kita diam karena kita ga ngomong…

Sore itu, sambil ngopi ditemani roti dan otak otak, di teras depan rumah, saya ngobrol dengan suami tentang rencana memberangkatkan umroh mertua di Kudus. Gayung bersambut, suami juga mendukung, dan kita bingung dana nya. Pengen banget bisa membahagiakan orang tua dan mertua. Karena orang tua saya sudah berangkat haji dan umroh, maka saya fokus ke mertua. Alhamdulillah daftar haji sudah, hanya berangkatnya tahun 2036, wuah masih lama banget kan. Mudah mudahan rejekinya ada dan dimudahkan untuk memberangkatkan umroh mertua.

Postingan Favorit