Wednesday, May 4, 2016

Filosofi Isim Fiil Harf : Point of Distingtif





Pada hari Senin 25 April kemarin hingga Rabu besok, saya ditugaskan sekolah untuk mengikuti rapat koordinasi persiapan tes seleksi siswa baru di hotel Atria BSD. Ini merupakan pertemuan Insan Cendekia dari berbagai wilayah se-Indonesia , baik dari pihak kanwil maupun dari pihak sekolahnya. Dari sekolah saya di Serpong, kami berangkat 5 orang termasuk saya karena merupakan panitia verifikasi.

Kami berangkat dari Serpong jelang magrib, karena dekat , kami tiba di lokasi 40 menit kemudian, langsung daftar ulang, sholat dan makan. Acara pembukaan dilakukan setelah shalat isya dan dihadiri pa direktur, pa Nurkholis. Saat menyampaikan petuahnya, ada hal menarik yang disampaikan dari pa direktur yaitu tentang poin of distingtif. Ternyata beliau mengutip kitab alfiyah yang terkait dengan filosofi grammar bahasa Arab, bahwa setiap kata itu memiliki ciri dan indikatornya yang berbeda dan unik untuk setiap katanya. Filosofi ini dapat diimplementasikan di kehidupan sehari-hari bahwa segala sesuatu dalam hidup ini harus jelas, tak ada yang abu-abu, seperti halnya isim, fiil dan harf yang memiliki ciri yang membedakan satu sama lain, maka institusi sekolah atau bahkan diri kita, juga harus memiliki faktor pembeda atau point of distingtif yang akan turut mengundang kesuksesan di kemudian hari.

Saat Suami jadi MC Syukuran Nikah




 


Pada hari Minggu, 17 April kemarin, saya diundang teman saya saat beraktivitas di Karisma Salman ITB untuk menghadiri syukuran nikah adiknya di salah satu restoran di BSD. Dua hari sebelum hari H, teman saya ini lagi kebingungan juga mencari ustadz pengisi tausiah untuk syukuran nikahnya. Awalnya minta suami saya untuk mengisi tausiah, tapi suami biasanya keberatan kalau diminta mendadak, maka saya pun menawarkan teman saya untuk menjadi ustadz pengisi tausiah. Ternyata, teman saya ini juga membutuhkan mc yang bisa berbahasa Inggris karena adik iparnya orang Pakistan, jadi semua keluarganya tak bisa berbahasa Indonesia. Ia juga membutuhkan pembaca Al-Quran untuk membuka acaranya. Saya pun berjanji akan membawa murid saya untuk mengisi acara. Dan ternyata pada akhirnya ia butuh juga mc yang berbahasa Indonesianya, jadilah saya menawarkan suami saya untuk menjadi mc, dan disetujui. Lucu juga, serba mendadak tapi akhirnya malah saya menawarkan semua petugas pengisi acara, awalnya karena ingin membantu teman saja...

Singkat cerita, saking semangatnya, saya menghubungi teman saya untuk mengisi acara ini pada hari Sabtu malam. Berhubung saya piket di asrama, saya ga ikut, suami saya berangkat sama siswa, sementara teman saya yang bertugas sebagai pengisi tausiahnya, pergi sendiri nyusul kesana. Setibanya di restoran, suami telfon, sepertinya tidak ada acara syukuran nikah, suami pun bertanya siapa nama pengantin, keluarga mempelai dll, saya telfon teman saya dan suaminya, ga diangkat, saya pun mencium sesuatu tak beres. Lalu saya curhat di grup wa alumni karisma, barulah ada teman mengingatkan bahwa acaranya bukan hari Sabtu, tapi hari Ahad sambil memperlihatkan broad cast undangannya. Gubrag, saya pun kontak suami, minta maaf ma teman pengisi tausiah atas kesalahan waktu, untung dia tak masalah. Hanya saya harus menahan malu saja karena sudah salah mengundang. Haha ada ada saja, heboh emak emak dengan berbagai wa malah jadi salah fokus.

Tuesday, May 3, 2016

Resensi eBook: 24 Cara Menjadi Milyarder




Judul                : 24 Cara Menjadi Milyarder

Penulis             : Tung Desem Waringin

 

Adanya kewajiban dalam islam untuk bersedekah dan zakat, sesungguhnya merupakan perintah tersirat agar orang islam itu menjadi orang kaya dan tidak menjadi orang miskin. Buku ini merupakan salah satu buku yang membahas tips dan trik menjadi milyarder yang memaparkan 24 cara menjadi milyarder.

 

24 cara untuk menjadi milyarder menurut penulis buku ini adalah :

1.      Selalu mempunyai nilai tambah

Kita harus selalu mempunyai nilai tambah dalam hidup. Apapun bidang yang kita jalani, kita harus memberikan pelayanan terbaik pada siapapun

 

2.      Gunakan faktor kali

Yang dimaksud faktor kali adalah sesuatu hal yang sekali kita sentuh akan berefek multiplier. Orang kaya memiliki nilai tambah dan dikalikan sehingga banyak orang yang merasakan nilai tambah tersebut.

 

3.      Peluang ada dimana mana

Apa yng kita lihat, sebenarnya bisa menghasilkan uang baik buat kita maupun bagi orang lain, jadi harus peka dan buka mata terhadap peluang apapun yang ada di hadapan kita.

 

4.      Be, Do, Have

Menjadi, melakukan dan mempunyai. Jadilah mempunyai sikap, watak dan cara berfikir orang kaya, kemudian lakukan tindakan dan kebiasaaan orang kaya, maka baru kita bisa memiliki kekayaan dengan aman dan terus berkembang.

 

5.      Belajar, bukan menyalahkan (BEJ)

B adalah blame atau menyalahkan orang lain, E adalah excuse atau mencari alasan untuk setiap kegagalan dan J adalah menghakimi atau membenarkan kesalahan,

Orang sukses adalah orang yang selalu ingin belajar, bukan yang memiliki sifat dan sikap BEJ.

 

6.      Alam semesta itu berlimpah, tidak ada kekurangan, kecuali di dalam pikiran sendiri

Berlimpahnya sumber daya yang ada di alam semesta kita ini seharusnya membuat kita banyak berfikir untuk mengolah yang ada menjadi sesuatu yang menghasilkan.

7.      Yang memberi, pasti menerima

Semakin banyak memberi, maka semakin banyak menerima. Maka semakin banyak kita memberikan nilai tambah pada diri kita, apalagi dikalikan, maka kita akan semakin kaya dengan cepat.

Postingan Favorit