Sunday, January 30, 2022

Kajian Kitab Al Hikam

 


Setiap Jumat, saya menetapkan diri untuk belajar dari awal kitab Al Hikam, yang dikarang oleh Syaikh Ibnu Athaillah As Sakandari. Sebelum menelaah isinya, tentu kita harus mengenal siapa pengarang kitab nya. Ibnu Atha’illah lahir di Kota Iskandariah, Mesir pada tahun 648 H/1250 M dan wafat pada tahun 1309 M. Maka dari kota kelahirannya inilah, julukan as-Sakandari disematkan pada namanya. Di kota inilah hidupnya dihabiskan untuk mengajar fikih madzhab Imam Maliki di masjid Al Azhar dan sekaligus ia dikenal sebaga”master” /Syaikh besar ketiga di lingkungan tarekat sufi Syadziliyah.

Sejak kecil, Ibnu Athaillah dikenal gemar belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syaikh secara bertahap. Keluarganya adalah keluarga yang terdidik dalam lingkungan agama. Kakek dari jalur nasab ayahnya adalah seorang ulama fiqh pada masanya. Saat remaja, Ibnu sudah belajar pada ulama ulama besar di kota Iskandariyah.


Ibnu Athaillah telah melahirkan banyak karya dalam berbagai cabang ilmu. Ada kurang lebih 20 buku yang dihasilkannya, meliputi bidang tasawwuf, tafsir, aqidah, hadits, nahwu dan ushul fiqh. Beberapa kitab lainnya yang ditulis adalah Al Tanwir fi Isqath al Tadbir, Miftah al Falah, Al Hikam dan lain-lain. Dari beberapa karyanya, yang paling masyhur adalah Kitab al Hikam. Al Hikam merupakan jama’ dari kata “hikmah” yaitu kata kata yang mengandung ilmu yang bermanfaat. Maka isi kitab al Hikam adalah kumpulan kata-kata hikmah yang mengandung makna/hakikat ilmu tauhid dan tasawwuf.  Ada kurang lebih 264 kata-kata hikmah dalam kitab Al Hikam yang dikaji oleh berbagai kalangan di seluruh dunia. Corak pemikiran Ibnu Athaillah dalam bidang tasawuf sangat berbeda dengan para tokoh sufi lainnya. Ia menekankan nilai tasawwuf pada ma’rifat. Beberapa pemikirannya dalam kitab al Hikam adalah sebagai berikut:

      1.      Tidak dianjurkan para muridnya untuk meninggalkan profesi dunia mereka

      2.      Tidak mengabaikan penerapan syariat Islam

      3.      Zuhud tidak berarti harus menjauhi dunia karena pada dasarnya Zuhud adalah mengosongkan hati selain Allah.

      4.      Tidak ada halangan untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asal tidak bergantung pada harta yang dimilikinya.

      5.      Berusaha merespons apa yang sedang mengancam kehidupan umat, berusaha mengisi kekeringan spiritual yang dialami banyak orang.

      6.      Tasawwuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri sesuai dengan ketentuan Allah. Ada 4 aspek penting dalam tasawwuf yaitu berakhlak dengan akhlak Allah, senantiasa melaksanakan perintah-Nya, dapat menguasai hawa nafsunya serta berupaya selalu bersama dengan-Nya secara sungguh-sungguh.

      7.      Ma’rifat adalah salah satu tujuan dari tasawwuf yang diperoleh dengan 2 jalan yaitu mawahib (Tuhan memberikannya secara langsung) dan makasib (melalui usaha / berbagai latihan seperti dzikir, wudhu, puasa dll).

Demikian pengantar tentang profil pengarang Kitab al Hikam dan sekilas mengenal pemikiran utama dalam kitab yang masyhur ini.

Bagi yang ingin download kitab nya yang ada terjemah bahasa Indonesianya, klik disini

Insya Allah mulai minggu depan kita akan kaji penjelasan kitab Al Hikam ini dari berbagai narasumber.

Ahad, 30 Januari 2022, 08.30 (rumah dinas)

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit