Sunday, January 30, 2022

Esensi Belajar Sirah Nabawiyah

 


Hari Sabtu kemarin, jadwal belajar saya adalah tentang Sirah Nabawiyah. Tampaknya saya harus belajar lebih banyak lagi tentang Sirah Nabawiyah, maka saya khususkan hari Sabtu untuk mengkaji segala hal tentang Sirah Nabawiyah.

Kata “Sirah” berasal dari bahasa Arab yaitu “saara (سار)” yang artinya “perjalanan”. Maka Sirah Nabawiyah berarti perjalanan khidupan Nabi Muhammad Saw yaitu sejak lahir hingga wafatnya. Terminologi ini diperkenalkan pertama kali oleh Ibnu Syihab az Zuhri (wafat 124 H), seorang ulama Madinah yang merupakan pakar ilmu hadits. Berpuluh tahun kemudian, Ibnu Hisyam al-Bashri (wafat 218 H) melalui karya-karyanya memopulerkan istilah tersebut.[1]

Ada juga yang menyebutkan bahwa Sirah itu berarti tingkah laku, cerita/kisah, jalan atau cara dan biografi. Maka mempelajari Sirah Nabawiyah adalah suatu keharusan bagi seorang muslim karena Rasulullah adalah Sosok teladan dalam seluruh aspek kehidupan, dan menjadi tokoh paling berhasil dalam menciptakan peradaban Islam yang maju.

Sebelum mempelajari Sirah Nabawiyah secara khusus, kita juga harus memahami esensi belajar Sirah Nabawiyah. Mengapa kita harus belajar Sirah Nabawiyah? Adalah pertanyaan mendasar yang harus kita cari jawabannya agar kita lebih antusias untuk belajar Sirah Nabawiyah.


Berikut adalah beberapa manfaat dan alasan mengapa kita harus belajar Sirah Nabawiyah

1.      Menumbuhkan cinta kepada Nabi Muhammad Saw

2.      Memudahkan memahami Al-Qur’an

3.      Mempelajari Pola Pembinaan Generasi terbaik

4.      Menguatkan keimanan

5.      Merupakan sumber inspirasi

6.      Menjadi sumber hukum syariah, karena penulisannya menggunakan jalur sanad terpercaya

7.      Mempelajari agama secara keseluruhan.

Dan masih banyak lagi alasan dan manfaat mempelajari Sirah Nabawiyah.

Ada beberapa kitab yang masyhur menjadi rujukan atau referensi tentang Sirah Nabawiyah yaitu:

1.      Sirah Ibnu Hisyam yaitu Sirah Nabawiyah yang dianggap sebagai Sirah tertua serta masih tersedia saat ini.

2.      Ar-Rahiqul Makhtum karya al-Mubarakfurri, yaitu Sirah Nabawiyah yang memiliki kriteria kuat dalam penyusunannya dan hanya memasukkan riwayat yang benar-benar shahih. Kitab ini menjadi peringkat pertama dalam kompetisi penulisan Sirah Nabawiyah yang diselenggarakan oleh Rabithah Alam Islami.

3.      Sirah Ibnu Ishaq, kitab aslinya sayangnya telah hilang. Yang beredar sekarang adalah hasil saduran para ulama dari Sirah Ibnu Hisyam.

Ada juga beberapa kitab lain yang ditulis oleh ulama kontemporer. Banyaknya referensi tentang Sirah Nabawiyah ini semoga membuat kita semakin semangat mempelajari Sirah Nabawiyah ini sebagai bukti kecintaan kita kepada Allah.  Karena Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 31, yang artinya Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Mengapa bukti kecintaan kita kepada Allah harus dibuktikan dengan mengikuti Rasulullah Saw? Karena Rasulullah adalah sosok hebat yang mencintai dan dicintai Allah Swt. Dan kita tak perlu lagi mencari sosok teladan, karena kehidupan Rasulullan dengan para sahabatnya adalah prototipe atau model kehidupan sukses yang sudah terbukti.

Demikian pengantar bahasan tentang Sirah Nabawiyah. Berikutnya insya allah kita akan membahas detail kehidupan Nabi Muhammad Saw.

Ahad, 30 Januari 2022, 15.00 (rumah dinas)

2 comments:

Postingan Favorit