Friday, October 4, 2013

Belajar Memahami Takdir

Judul Buku                   : Qadha dan Qadar
Penulis                          : Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Penerjemah                  :  Abdul Ghaffar
Penerbit                        : Pustaka Azzam, Jakarta
TahunTerbit                  : 2004
Jumlah Halaman           : 696

Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah perdebatan yang sepertinya tak pernah usai antara faham Jabariyah dan Qadariyah tentang masalah takdir. Saat pengetahuan akan kebenaran dalam masalah qadha, qadar, hikmah dan ta’lil ini sudah sampai pada tahap yang sangat dibutuhkan, maka sang penulis (Ibnu Qayyim al-Jauziyyah) berusaha keras untuk menyusun buku ini. Buku yang judul aslinya adalah “Syifa’ul Alil Fii Masaailil Qadha wal Qadar wal Hikmah wat Ta’lil” ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga dapat memudahkan kita yang sulit memahami referensi berbahasa arab.


Buku ini terdiri dari 30 bab yang terdiri dari ulasan tuntas tentang takdir pertama sampai dengan kelima yaitu tentang takdir yaumiy (harian), takdir hauli (tahunan), takdir umri (umur), lailatul qadar, dan penetapan takdir sebelum penciptaan langit dan bumi; periode qadha dan qadar dari periode pertama sampai periode keempat dari mulai periode pengetahuan Allah, periode penulisan, kehendak Allah dan penciptaannya itu sendiri; tentang perbedaan kasb & jabr; tentang perdebatan antara Jabariah dan Qadariah; tentang pembagian qadha dan hikmahnya serta pembahasan berbagai hadits dan ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan masalah takdir.

Yang selalu menjadi pembicaraan menarik dalam ulasan tentang takdir adalah perdebatan antara faham Jabariyah dan faham Qadariyah. Jabariyah adalah paham yang menyebutkan bahwa segala perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh Qadha dan Qadar Allah. Maksudnya adalah bahwa setiap perbuatan yang dikerjakan manusia tidak berdasarkan kehendak manusia, tapi diciptakan oleh Tuhan,  di sini manusia tidak mempunyai kebebasan dalam berbuat, karena tidak memiliki kemampuan. Dengan kata lain, Jabariyah adalah aliran manusia menjadi wayang dan Tuhan sebagai dalangnya. Sedangkan orang-orang yang berpaham Qadariyah adalah mereka yang mengatakan bahwa manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kemampuan dalam melakukan perbuatan. Manusia mampu melakukan perbuatan, mencakup semua perbuatan, yakni baik dan buruk. Dalam buku ini, dibahas tuntas juga tentang perdebatan tersebut beserta penyanggahnya yakni kaum sunni. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca buku ini.

Sang Penulis bernama lengkap Abu ‘Abdullah Syamsuddin Muhammad Abu Bakr bin Ayyub bin Sa’d bin Huraiz bin Makk Zainuddin az-Zur’i ad-Dimasyqi dan dikenal dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah. Dia dilahirkan pada tanggal 7 Shafar tahun 691 H. Dia tumbuh dewasa dalam suasana ilmiah yang kondusif. Ayahnya adalah kepala sekolah al-Jauziyah di Dimasyq (Damaskus) selama beberapa tahun. Karena itulah, sang ayah digelari Qayyim al-Jauziyah. Sebab itu pula sang anak dikenal di kalangan ulama dengan nama Ibnu Qayyim al-Jauziyah.
Dalam usia yang relatif beliau, sekitar usia tujuh tahun, Imam Ibnu Qayyim telah memulai penyimakan hadits dan ilmu-ilmu lainnya di majlis-majlis para syaikh/guru beliau. Pada jenjang usia ini beliau telah menyimak beberapa juz tentang Ta’bir ar-Ruyaa (Tafsir mimpi) dari Syihabuddin al-‘Abir. Beliau telah mematangkan ilmu Nahwu dan ilmu-ilmu bahasa Arab lainnya pada syaikh beliau Abu al-Fath al-Ba’labakki, semisal Alfiyah Ibnu Malik dan selainnya.

Beliau belajar dari beberapa orang ulama dan pada akhirnya beliau benar-benar bermulazamah secara total (berguru secara intensif) kepada Ibnu Taimiyah sesudah kembalinya Ibnu Taimiyah dari Mesir tahun 712 H hingga wafatnya tahun 728 H. Pada masa itu, Ibnu Qayyim sedang pada awal masa-masa mudanya. Oleh karenanya beliau sempat betul-betul mereguk sumber mata ilmunya yang luas. Beliau dengarkan pendapat-pendapat Ibnu Taimiyah yang penuh kematangan dan tepat. Oleh karena itulah Ibnu Qayyim amat mencintainya, sampai-sampai beliau mengambil kebanyakan ijtihad-ijtihadnya dan memberikan pembelaan atasnya. Ibnu Qayyim yang menyebarluaskan ilmu Ibnu Taimiyah dengan cara menyusun karya-karyanya yang bagus dan dapat diterima. Ibnu Qayyim pernah dipenjara, dihina dan diarak berkeliling bersama Ibnu Taimiyah sambil didera dengan cambuk di atas seekor onta. Setelah Ibnu Taimiyah wafat, Ibnu Qayyim pun dilepaskan dari penjara.

Beberapa Karya Ibnu Qayyim adalah Tahdzib Sunan Abi Daud, I’lam al-Muwaqqi’in ‘an Rabbil ‘Alamin, Ighatsatul Lahfan fi Hukmi Thalaqil Ghadlban, Ighatsatul Lahfan fi Masha`id asy-Syaithan, Bada I’ul Fawa’id,  Amtsalul Qur’an,  At-Tibyan fi Aqsamil Qur’an, Madarijus Salikin baina manazil Iyyaka na’budu wa Iyyaka nasta’in, Al-Farqu bainal Khullah wal Mahabbah wa Munadhorotul Khalil li qaumihi,  Ath-Thuruqul Hikamiyyah, dan masih banyak lagi kitab-kitab serta karya-karya besar beliau yang digemari oleh berbagai pihak.

Ibnu Qoyyim meninggal dunia pada waktu isya’ tanggal 13 Rajab 751 H. Ia dishalatkan di Mesjid Jami’ Al-Umawi dan setelah itu di Masjid Jami’ Jarrah; kemudian dikuburkan di Pekuburan Babush Shagir. Demikian biografi Ibnu Qayyim al Jauziyyah.

Buku ini menarik karena mengupas tuntas masalah takdir. Takdir seringkali menjadi pembicaraan yang tak pernah usai karena pemahaman dan penafsiran yang berbeda terhadap teks hadits dan ayat al-Qur’an yang berbicara tentang takdir. Buku ini menjelaskan secara gamblang beberapa hadits dan ayat al-Qur’an yang menjadi sumber perdebatan kaum muslimin terkait dengan masalah takdir. Adapun yang menjadi kekurangan buku ini adalah adanya beberapa redaksi dan ejaan lama yang sedikit mengganggu saat kita membaca buku ini. Tapi jika kita lebih memprioritaskan isi bukunya, maka kekurangan dari sisi redaksi dan ejaan, tentu bukan hal utama. Walaupun buku setebal ini belum saya rampungkan seluruhnya, tapi saya yakin dengan kualitas isinya.

Dari berbagai sumber.

Semoga bermanfaat.

Wassalam
Eva  Novita Ungu
Jumat, 4 Oktober 2013 (yang seharusnya untuk hari Rabu, 18 September 2013)
Para ulama besar banyak belajar dari berbagai sumber dan beberapa guru … mari meneladaninya

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit