Resensi Buku: The Post American World
Resensi Buku: The Post American World
Sekolah yang berkualitas adalah sekolah yang bukan hanya membuat
siswanya pandai secara akademik saja, tapi juga bisa tumbuh sebagai pribadi
yang matang secara emosi dan spiritual. Sekolah bukan hanya tempat untuk
mentransfer ilmu pengetahuan saja, tapi juga untuk menanamkan akhlak dan adab
yang baik dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Banyak sekolah yang
berhasil membuat siswanya menjadi pintar dan cerdas, tapi tantangan terbesarnya
adalah dalam hal membentuk siswanya menjadi siswa yang berakhlak dan memiliki
adab yang tinggi.
Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia yang didirikan sejak tahun
1996, sudah banyak meluluskan alumni nya ke berbagai perguruan tinggi
berkualitas baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Berkat adanya program
yang komprehensif dan kerjasama semua pihak di madrasah ini, sejatinya telah
berhasil membentuk karakter siswa siswi MAN Insan Cendekia Serpong, yang bukan
hanya pintar dan cerdas, tapi juga dikenal memiliki adab dan akhlak yang baik.
Pada tahun ini, LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) menetapkan MAN Insan Cendekia Serpong sebagai peringkat pertama sekolah berdasarkan rata-rata Nilai UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) untuk kategori SMA/Ma se Indonesia. Tentu ini adalah menjadi kebanggan bagi semua civitas MAN Insan Cendekia Serpong dan seluruh umat Islam, karena ternyata sekolah Islam bisa bersaing secara sehat dengan sekolah unggulan lain, yang biasanya didominasi oleh sekolah non Islam. Hal ini membuktikan bahwa sekolah berbasis madrasah, yang menyeimbangkan antara Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan Iman dan Takwa (IMTAK) ternyata bisa berprestasi secara nasional.
Eva Novita, MAN Insan Cendekia Serpong, novita@ic.sch.id
ABSTRACT
Kemampuan berbahasa setiap orang tentu
berbeda-beda. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, termasuk dalam
kemampuan berbahasa Arab sebagai bahasa asing atau bahasa kedua bagi siswa
madrasah. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah jenis kelamin atau gender.
Perbedaan gender dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar. Dari segi kemampuan verbal, dijelaskan bahwa perempuan lebih
baik dalam berbagai tugas-tugas verbal sejak awal perkembangannya, dan menjadi
superioritasnya yang terpelihara, sedangkan laki laki memiliki lebih banyak
masalah berbahasa daripada perempuan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah perbedaan kemampuan bahasa Arab siswa laki-laki dan
perempuan dalam pembelajaran Sharf. Responden penelitian ini siswa siswi kelas
X di MAN Insan Cendekia Serpong yang berjumlah 140 orang, yang terdiri dari 70
orang siswa laki-laki dan 70 orang siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif komparatif yaitu penelitian
yang menggambarkan atau menerangkan gejala dari variabel-variabel yang digunakan
untuk mengetahui perbedaan. Data yang dikomparasikan adalah kemampuan sharf
dalam bahasa Arab, yang diujikan melalui 2 tahap yaitu pretest dan postest.
Hasilnya adalah saat uji tahap pertama, kemampuan sharf siswa putra lebih baik
dari siswa putri, sementara pada uji tahap kedua, kemampuan sharf siswa putri
lebih baik dari siswa putri.
Everyone’s language skills are different.
There are several factors that influence it, including the ability to speak
arabic as a foreign languade or second language for Madrasah Aliyah students
(senior high school). One of the influencing factors is gender. Gender
differences are considered as one of the factors that can affect learning
achievement. In terms of verbal ability, it is explained that women are better
at various verbal tasks from the beginning of their development, and their
superiority is maintained, while men have more language problems than woman.
The goal to be achieved in this study is the difference in Arabic languade
skills of male and female students in learning Sharf. the respondent of this
study were students of class X at MAN Insan Cendekia Serpong, totaling 140
people, consisting of 70 male students and 70 female students. This study uses
a comparative descriptive design, namely research that describes or explains
the symptoms of the variables used to determine differences. The data being
compared is the ability to sharpen in Arabic, which is tested through 2 stages
namely pretest and posttest. The result is that druing the first stage of the test,
the sharpening ability of the male students was better than that of the female
students, while in the second stage of the test, the sharpening ability of the
female students was better than that of the female students.