Al-Qur’an adalah
kitab suci yang memiliki banyak fungsi. Selain sebagai petunjuk, obat, ia juga
adalah sumber ilmu, terutama terkait kehebatan dan kekayaan bahasa Arab yang tak
pernah habis dan usang untuk dikaji dan
dipelajari. Kata-kata yang digunakan dalam ayat-ayat Al-Qur’an sangat detail
dan teliti. Setiap jenis kata, walaupun artinya sama, tapi pasti mengandung
makna yang berbeda. Tidak mungkin dua jenis kata digunakan jika memiliki makna
sama. Inilah yang membuat Al-Qur’an menjadi mujizat hingga akhir zaman, karena
selalu ada temuan baru dalam setiap ayatnya.
Seperti
saat membicarakan turunnya Al-Qur’an, ada 3 kata yang biasanya digunakan yaitu nazzala
(نزل) / menurunkan, anzala
(أنزل) / menurunkan dan unzila
(أٌنزل) / diturunkan. Anzala dan
unzila memiliki bentuk yang sama, hanya yang satu aktif (menurunkan), dan
yang lainnya pasif / diturunkan. Mari kita cermati penggunaan ketiga kata tersebut
dalam ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam kitab
Mu’jam Mufahras Li Alfazh Al Qur’an, kata nazzala disebutkan
sebanyak 12 kali yaitu dalam surat al Baqarah ayat 176, Ali Imran ayat 3,
an-Nisa ayat 136 dan 140, al-A’raf ayat 71 dan 196, al-Furqan ayat 1, al-‘ankabut
ayat 63, az-Zumar ayat 23, az-Zukhruf ayat 11, Muhammad ayat 26 dan al-Mulk
ayat 9.
Sementara kata
anzala disebutkan sebanyak 63 kali, belum termasuk yang digabung dengan dhamir
atau kata gantinya, seperti anzalnaa (أنزلنا) yang
disebutkan sebanyak 40 kali dan anzalnaahu sebanyak 14 kali, sedangkan
kata unzila disebutkan sebanyak 49 kali, belum termasuk yang digabung
dengan kata gantinya.
Kita akan
membahas sedikit saja ayat-ayat tersebut, untuk melihat perbedaannya.
Dalam surat
Ali Imran ayat 3 yang berbunyi :
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ
يَدَيْهِ وَأَنْزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإنْجِيلَ
Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya;
membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan
Injil.
Kata yang
digunakan dalam ayat tersebut ada 2 yaitu nazzala saat menjelaskan turunnya
Al-Qur’an, dan anzala saat berbicara turunnya kitab Taurat dan Injil. Jika
diterjemahkan, artinya sama-sama “menurunkan”, tapi sebenarnya maknanya agak
berbeda.
Menurut kaidah
ilmu sharf (morfologi), kata dasarnya adalah nazala artinya
adalah turun, kata ini tak membutuhkan objek, lalu turunannya adalah nazzala
yang mengisyaratkan litaktsir yaitu menunjukkan peristiwa yang terjadi
secara berulang ulang.
Beberapa ulama
berpendapat, bahwa kata nazzala biasanya digunakan untuk menjelaskan
proses turunnya Al-Qur’an yang diturunkan secara berangsur-angsur. Sementara kata
anzala digunakan untuk menjelaskan diturunkannya secara sekaligus. Dalam
ayat tersebut, terlihat perbedaannya bahwa kitab Taurat dan Injil diturunkan
secara sekaligus, isyaratnya adalah dengan menggunakan kata anzala,
sementara Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur yang terlihat dari
penggunaan kata nazzala.
Tetapi kata
anzala ternyata digunakan juga saat menjelaskan tentang diturunkannya
Al-Qur’an seperti yang terdapat dalam surat al-Qadr ayat 1 berikut :
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam
kemuliaan.
Ada juga
yang mengungkapkan bahwa kata anzala digunakan jika terkait dengan waktu
dan tempat tertentu, sedangkan kata nazzala tidak dikaitkan dengan
waktu. Ayat lain yang menjelaskan hal tersebut, salah satunya adalah pada surat
al-Baqarah ayat 185 yang berbunyi :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ
وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ
فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ
أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak
dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur.
Pada ayat
tersebut, kata kerja yang menunjukkan diturunkannya Al-Qur’an menggunakan kata
kerja pasif unzila (أنزل) yang dikaitkan dengan waktu turunnya Al-Qur’an pada bulan
Ramadhan. Sebagaimana yang dijelaskan
diatas, kata anzala digunakan saat menjelaskan kitab yang diturunkan
secara sekaligus. Jadi, Al-Qur’an turun pada bulan Ramadhan ini secara
sekaligus. Hal ini berkaitan dengan tahapan diturunkannya Al-Qur’an.
Ada 3 tahap
turunnya Al-Qur’an yaitu:
1.
Tahap pertama yaitu Al-Qur’an ditempatkan
atau diturunkan di lauh mahfuzh yaitu suatu tempat gaib yang tak bisa
diketahui secara pasti. Hal ini dijelaskan dalam surat al-Buruuj ayat 21-22
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ
Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur'an yang mulia, yang
(tersimpan) dalam Lauhmahfuz.
Ayat tersebut menggunakan kata anzala yang
berarti bahwa proses pertama ini diturunkan secara sekaligus.
2.
Tahap kedua yaitu Al-Qur’an turun dari lauh
mahfuzh ke Baitul Izzah di langit dunia. Hal ini dijelaskan dalam surat
ad-Dukhan ayat 3, al Qadr ayat 1 dan al-Baqarah ayat 185.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا
مُنْذِرِينَ
sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi
dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. (ad-Dukhan
ayat 3)
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam
kemuliaan.
(al-Qadr ayat 1)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an (al-Baqarah
ayat 185)
Ketiga
ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan secara sekaligus pada satu
malam di bulan Ramadhan yaitu pada lailatul Qadar yang disifati dengan lailah
mubarakah (malam yang diberkahi).
3.
Tahap ketiga yaitu Al-Qur’an turun dari baitul
izzah di langit dunia, langsung kepada Nabi Muhammad Saw secara
berangsur-angsur. Hal ini dijelaskan oleh hadits berikut:
انزل القران جملة واحدة إلى سماء الدنيا في ليلة القدر ثم أنزل بعد
ذلك في عشرين سنة وقرأ (وقرأنا فرقناه لتقرأه على الناس على مكث)
“Al-Qur’an
diturunkan sekaligus ke langit dunia pada lailatul qadar, kemudian
setelah itu diturunkan kepada Rasul selama 20 tahun, dan ia membaca surat
al-Isra ayat 106”
(HR an-Nasai, as-Sunan al-Kubra, VI: 421 no
hadits 11.372)
Proses turunnya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad, dilakukan secara bertahap selama di Mekah (12 tahun 5 bulan 13 hari) dan Madinah (9 tahun 9 bulan 9 hari).
Demikianlah perbedaan penggunaan kata nazzala dan
anzala terkait dengan proses turunnya Al-Qur’an, dimana kata nazzala biasanya
digunakan saat menjelaskan tentang diturunkannya Al-Qur’an pada tahap ketiga
yaitu secara berangsur angsur kepada Nabi Muhammad Saw. Sementara kata anzala
digunakan saat menjelaskan proses turunnya Al-Qur’an pada tahap pertama (lauh
mahfuzh) dan kedua (baitul izzah).
Wallahu’alam
Dari berbagai sumber
Semoga bermanfaat
Wassalam
Serpong, Kamis,
31 Mei 2018 / 15
Ramadhan 1439 H, 19.00
#KolaborasiZaiNovi
#ProyekRamadhanAlZayyan
#AlZayyanHari15
#Karya5TahunPernikahan
#SerunyaBelajarBahasaArab