Friday, September 2, 2016

Keunikan Bahasa Arab (Bagian Keempat)




 

Keunikan bahasa Arab lainnya adalah sebagai berikut :

  • ·         Bisa selamat dan tidak salah membaca harokat gundul bahasa Arab


Mungkin ada yang bertanya, berarti agak susah juga kalau berbicara dalam bahasa Arab jika harus dipikirkan dulu I’rab/kedudukan tiap kata. Bagaimana juga orang-orang arab badui dan Para TKI/TKW bisa berbicara bahasa Arab?

Maka jawabannya adalah mereka menggunakan bahasa Arab Ammiyah/  atau bahasa Gaul menurut bahasa kita, dan kurang memperhatikan kaidah.

Dan ini yang lebih penting, supaya bisa selamat dan tidak salah membaca digunakan prinsip, [تجزم تشلم] “Tajzim taslam” artinya: “engkau jazm-kan  maka engkau selamat”.

Maksud menjazmkan adalah mensukunkan semua huruf akhirnya pada tiap kata, contohnya, [أحمد هو غائب لا يحضر في الفصل] “Ahmadu huwa ghaaibun laa yahduru fil fashli” artinya: Ahmad tidak hadir , tidak ada dikelas.

Maka boleh saja kita baca sukun semua tiap kata seperti “AhmaD Huwa GhaaiB laa yahdhuR fil faSHL”

Satu lagi yang menjadi isyarat yang cukup penting, bahwa dalam bahasa Arab kita bisa mengetahui kefasihan seseorang dalam berbahasa dan kemampuan yang sebenar-benarnya dengan melihat kemampuannya meng-i’rab. Kebanyakan orator dan tokoh penting mempunyai kemampuan dalam hal ini sehingga terkadang kata-katanya bisa seperti menyihir dan terdengar sangat indah bagi yang bisa memahami keindahannya [baca: tahu kaidah-kaidah bahasa Arab]. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang fasih bahasa Arabnya.


  • ·         Bahasa tertua yang tetap eksis dan tidak berubah


Berbeda dengan bahasa yang lain yang sudah punah atau hampir punah sebagaimana bahasa Ibrani yaitu bahasa Taurat dan Injil, Bahasa Sansekerta  dan berbagai bahasa lokal dan daerah di dunia. Inilah faktanya,

“Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa bidang Kebudayaan (UNESCO) menyatakan setiap satu bahasa punah setiap minggu. Pada akhir abad ini, diperkirakan dunia akan kehilangan separuh dari 6,700. Salah satu bangsa yang akan mengalamai hal itu adalah Kamboja. Di sana 19 bahasa lokalnya telah dinyatakan hampir punah, dan kemungkinan besar banyak di antaranya yang tidak akan bertahan dalam 90 tahun mendatang.” [Sumber: http://www.asiacalling.kbr68h.com/in/berita/cambodia/1076-a-5000-year-old-language-in-cambodia-on-extinction-list]

Thursday, September 1, 2016

The Traveller Eza : Bereksplorasi bareng Komunitas Pancar




Setelah Eza berumur 2 tahun, saya mulai mencari tempat bermain yang “serius” untuk Eza. Saya tak ingin meyebutnya sekolah, karena memang niatnya mencari teman supaya Eza bisa main bersama dan belajar bersosialisasi. Setelah mencari kesana kemari, akhirnya bertemulah dengan komunitas PANCAR. Komunitas untuk keluarga homeschooling ini didirikan untuk menjadi tempat play date bareng dan belajar serta bermain bareng secara lebih terorganisir.

Sejujurnya saya kenal komunitas ini karena sang pendirinya sudah saya kenal melalui komunitas IIP Tangsel. Beruntung saya bisa kenal dengan beberapa member komunitas ini yang sangat concern dengan pendidikan anak. Hingga akhirnya setelah ngobrol ngalor ngidul, saya pun resmi bergabung dengan komunitas PANCAR agar Eza kaya pengalaman dan terbiasa bersosialisasi dengan berbagai kalangan.

Pada hari Kamis tanggal 28 Juli 2016, akhirnya saya berhassil kopdar perdana dengan anggota komunitas PANCAR ini. Momen ini sekaligus dijadikan momen halal bihalal setelah lebaran dan liburan dijalani beberapa minggu sebelumnya. Alhamdulillah sambutannya sangat hangat dan Eza pun tampak menikmati berkenalan dan bermain bareng teman-teman barunya. Apalagi aktivitas main nya adalah membuat kapal-kapalan, main air yang emang udah jadi hobinya ... dan banyak makanannya pula hehe

Nonton Bareng Film The Beginning of Life





Pada hari Sabtu tanggal 27 Agustus 2016, akhirnya terlaksana juga rencana kami, komunitas Institut Ibu Profesional (IIP) kota Tangerang Selatan untuk nonton bareng film The Beginning of Life. Bertempat di mushola at-Taawun kompleks Griya Jakarta Pamulang, para peserta yang terdiri dari 18 orang ibu-ibu dan 2 orang bapa-bapa, acara nonton bareng ini berlangsung seru dan berkesan.

Selain area nonton untuk para orang tua yang hadir, panitia juga menyiapkan kids corner untuk anak-anak yang ikut hadir di acara ini. Dengan tujuan tak mengganggu konsentrasi orang tua nya untuk nonton, para bocah ini disuguhi berbagai mainan dan buku untuk membuat mereka anteng bermain. Walaupun tetap saja ada anak yang kabur untuk melihat orang tuanya, tapi secara umum acara ini berlangsung dengan lancar.

Acara nonton yang dimulai pukul 10 pagi ini, diakhiri dengan sesi diskusi yang dipandu oleh mba Ikhe, salah satu member dan pengurus komunitas ini. Pada sesi diskusi, pemandu membagi peserta menjadi 3 kelompok untuk mendiskusikan 3 tema yang berbeda. Setelah diundi, didapatlah 3 tema yang harus didiskusikan para peserta yaitu Apa yang perlu diperhatikan saat menjadi orang tua, Apa yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendampingan anak usia dini dan Pengaruh pengabaian, kekerasan dan stress pada anak usia dini. Format diskusi yang dibagi per kelompok ini menarik dan effektif karena mendapat berbagai feed back untuk beragam tema. Tak terasa sesi diskusi ini berlangsung hampir satu jam dan hampir melupakan sesi makan siang saking asyiknya berdiskusi. 

Postingan Favorit