Saturday, November 24, 2012

Masjid Terbesar di Eropa Barat (Sebuah Surprise yang menyenangkan)


Menemukan sebuah masjid di negara kita yang mayoritas muslim, mungkin biasa-biasa saja. Bahkan karena jumlah masjid di negara ini sudah berlimpah, hati kita cenderung tak merasakan sensasi apapun. Tapi akan berbeda rasanya jika kita sedang berada di sebuah tempat yang mayoritas penduduknya bukan beragama Islam. Itulah yang kami (saya dan teman-teman) rasakan saat berada di Eropa awal Juli lalu.

Masjid itu bernama Essalam dan terletak di Rotterdam. Rotterdam, merupakan salah satu kota di Eropa yang paling ramah bagi muslim. Dengan jumlah presentase 40% dari 585,000 penduduk Rotterdam (data tahun 2009), Rotterdam bukan hanya dipimpin oleh Ahmed Aboutaleb (walikota muslim pertama di Rottherdam, beliau merupakan warga Belanda keturunan Maroko), tetapi telah menjadi kota imigran muslim terbesar di Belanda.

Trus kita harus bilang "WOW" gitu pada dunia?

Bergalau tentang dunia adalah kegelapan dalam dada. Bergelisah tentang akhirat adalah cahaya menerangi jiwa  (Utsman bin Affan)

Jika dunia dan kesenangannya sudah tak lagi menjanjikan kebahagiaan, mengapa tak mencoba mengubah orientasi kita kepada kehidupan akhirat? kita kerap TERPESONA dengan sesuatu yang sifatnya sementara; kecantikan dan ketampanan bukan agamanya, harta yang melimpah bukan halal dan baiknya, banyak menuntut bukan syukurnya, banyak mengeluh bukan sabarnya. Orientasi akhirat bersifat abadi!! Apakah kita harus selalu mengatakan "WOW" gitu untuk dunia?

 Berjuang, meniti jalan yang sudah dipilih adalah harga mati. Cinta dan ridho Ilahi tujuan pasti. Berat atau terjal tak masalah. Pahit getir tak bertepi tak apa, karena YAKIN semua ada solusi. jalan dari Yang Maha Kasih, Pertolongan nyata dari Yang Maha Berkuasa, maka GENTAR, PERGILAH, TAKUT, MENYINGKIRLAH! Ini aku sudah memilih, meniti jalan ini harga mati. meraih cinta dan ridho Ilahi tujuan pasti.

Dengan merangkan atau berjalan tertatih, aku sudah putuskan untuk berlari pada keluasan lautan sayang yang tak bertepi dari Al-WALIYY. Dalam sakit atau senang aku tak peduli. Raih cinta-Nya adalah harga mati.

(sms dari Kusdiniyah)

Friday, November 23, 2012

Bahkan Huruf al-Qur’an pun bisa “Berbicara” (Sebuah Resensi Sederhana)


Judul Buku                    : Mu’jizat Huruf-Huruf al-Qur’an
                                      (Memahami Makna al-Qur’an Melalui Kode & Tinjauan Sains)
Penulis                         : Didik Suharyo
Penerbit                       : Salima
Tahun Terbit               : 2012
Jumlah Halaman          : 386

Buku ini ditulis berawal dari kegelisahan sang penulis dan krisis batin yang dialaminya dalam hidup. Di tahun 1990-an, sang penulis mempertanyakan banyak hal dalam hidupnya, bahkan dia mencoba mencari ketenangan dengan mendatangi berbagai macam tempat ibadah, kadang ke vihara, kadang ke gereja, di lain waktu juga ke vihara, hanya untuk mencari obat bagi kegelisahan hidupnya. Hingga akhirnya dia memilih untuk kembali pada al-Qur’an, dia pun belajar Iqra di masa dewasanya, di saat usia menginjak angka 25-an.

Penulis yang merupakan alumni Fakultas Ekonomi, jurusan Management, Universitas Merdeka Malang ini, tidak pernah menempuh pendidikan agama secara akademik dan khusus, baik di Madrasah, maupun di pesantren. Walaupun begitu, keingin tahuannya terhadap al-Qur’an membuatnya selalu bertanya tentang kemu’jizatan al-Qur’an dari sisi sains dan teknologi. Dia pun mempertanyakan hal ini kepada beberapa orang tapi semua jawaban yang didapatnya, tidak ada yang memuaskan. Tidak ada satupun yang bisa menjelaskan secara detail kemujizatan al-Qur’an dari sisi sains dan teknologi. Akhirnya dia pun langsung bertanya pada Allah, yang menurunkan al-Qur’an nya dengan berdoa secara serius dan melakukan penelitian terhadap huruf-huruf dalam al-Qur’an.

Selama hampir setahun, setiap habis shalat, dia selalu berdoa begini, “Ya Allah, kalau memang al-Qur’an merupakan mu’jizat dan berisi banyak ilmu pengetahuan, tolong tunjukkan kepada saya dimana letaknya rumus fisika, kimia, elektronika, optic dan sebagainya?”.
Dan doa selama setahun itu pun berbuah juga. Hingga di suatu ketika, saat membaca surat al-Fatihah, tiba-tiba penulis merasakan sensasi luar biasa, huruf-huruf itu “hidup” dan keluar dari mushaf yang sedang dipegangnya. Huruf-huruf itu keluar begitu saja, seakan-akan memberitahu bahwa setiap huruf dalam rangkaian ayat memiliki “jiwa” masing-masing, memiliki kekuatan dan rahasianya sendiri-sendiri.

Setelah itu, selama lebih dari 10 tahun, sang penulis melakukan penelitian terhadap huruf-huruf al-Qur’an dan menguji penemuan ini dengan menggunakan hukum dan teori fisika, kimia, matematika, gametria dan sains lainnya untuk mengenali mu’jizat huruf dalam al-Qur’an.

Dan hasilnya, luar biasa. Buku ini mengupas secara tuntas tentang mujizat huruf-huruf dalam al-Qur’an dari sisi sains dan teknologi. Dimulai dari peta konsep setiaf huruf dari alif sampai ya, teori sains yang terdapat dari setiap hurufnya hingga pembahasan contoh-contoh kata dari setiap huruf dalam al-Qur’an dan contoh-contoh ayatnya.

Sebagai contoh, saat meneliti huruf sin, dia menguji puluhan bahkan ratusan huruf sin dalam berbagai ayat al-Qur’an. Dia pun menyimpulkan bahwa peta konsep huruf sin adalah radiasi, getaran, impuls, cahaya, spectrum sinar, pendar, suara atau bermakna sebuah pelaksanaan. Peta konsep ini dibuat dengan sangat hati-hati. Setiap kerumitan yang ditemuinya, dia langsung konsultasikan kepada Allah, dengan shalat dzikir dan doa, dia bermunajat agar Allah yang Maha Mengetahui selalu memberikan bimbingan dan pengetahuan.

Contoh kata yang mengandung huruf sin adalah “al-hasan” yang secara bahasa bermakna “baik”. Kata ini terdiri dari huruf alif lam, sin dan ha. Dari peta konsep yang dibuatnya, alif lam berarti “yang”, ha berarti “mendekatkan, mengarahkan” dan sin yang berarti “pelaksanaan”. Jadi dari sudut ilmu huruf ini, al-hasan adalah yang mengarahkan suatu pelaksanaan kepada ketentuannya (taat). Contoh lainnya adalah kata “al-waswas” (bisikan) yang menunjukkan getaran suara, “lisan” juga menunjukkan getaran suara dan “asy’syams” yang mengandung huruf sin di akhir kata, yang berarti “matahari” juga menunjukkan sesuatu yang memancar dan pancarannya sangat terang, sesuatu radiasi radioaktif yang berasal dari fusi dan fisi nuklir.
Contoh huruf lainnya adalah huruf “fa” yang secara peta konsep mengandung makna “simpangan maksimum, amplitude, struktur gelombang, berpikiran dan berwawasan luas.”, huruf “jim” mengandung makna “lensa cembung, segitiga, perspektif/sudut pandang, fokus”
Begitu juga dengan huruf lainnya yang dibahas secara tuntas dan mendalam dari huruf alif sampai huruf ya.

Kelebihan buku ini, menurut saya adalah dari proses penulisannya yang memakan waktu selama lebih dari 10 tahun karena harus melalui pengujian demi pengujian. Setelah selesai dengan peta konsep semua huruf, sang penulis bahkan mempersilakan para ahli bahasa Arab untuk menguji konsistensi makna huruf tersebut dalam perspektif nahwu dan sharaf, dan ternyata hasilnya diluar dugaannya, benar-benar menakjubkan. Bahkan dari testimoninya, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA mengungkapkan bahwa usaha penulis ini tidak bisa dianggap ringan karena langkah ini harus berhadapan dengan karya para ahli tafsir dan pakar ulumul Qur’an.

Kelebihan lain buku ini adalah isinya itu sendiri, peta konsepnya dikemas dengan berbagai tabel dan dilengkapi dengan berbagai gambar yang menarik, pointer-pointer yang jelas dan contoh-contoh ayat.

Kekurangan buku ini, kalau pun bisa disebut kekurangan, contoh-contoh ayat yang disajikan tidak dibahas satu persatu berdasarkan peta konsep yang dibuatnya. Sehingga peta konsep yang sangat banyak untuk setiap huruf, sepertinya memang akan membutuhkan kecerdasan pembaca untuk mengaplikasikannya dalam setiap ayat. Mungkin jika dibahas satu persatu, maka akan sangat tebal sekali jadinya buku ini. Ini saja sudah hampir 400 halaman.

Tapi bagi saya yang pernah sedikit belajar bahasa Arab, buku ini memang sangat luar biasa karena ditulis oleh penulis yang tidak memiliki latar belakang akademik dalam bidang keislaman (pesantren atau madrasah atau kuliah di jurusan bahasa Arab atau al-Qur’an). Jadi, ini bisa memotivasi yang lainnya bahwa untuk menemukan kemu’jizatan al-Qur’an ternyata tidak harus lulusan pesantren. Sepertinya saya memang harus bilang “waw” untuk buku ini.

Wassalam
Eva Novita
-untuk teman-teman IIQ angkatan 2008, kapan kita reunian? Ayo berkarya bersama-



Buku Mujizat Huruf Al-Qur'an

Postingan Favorit