Wednesday, February 2, 2022

Tirakat dalam Mendidik Anak

 


Secara bahasa, “tirakat” berasal dari kata bahasa Arab yaitu thariqah yang artinya jalan. Istilah “tirakat” secara istilah adalah latihan ibadah dalam rangka memerangi hawa nafsu untuk mencapai satu tujuan. Tirakat biasa dilakukan oleh seseorang yang memiliki haajat atau keinginan. Tradisi tirakat banyak dilakukan orang Jawa, baik dilakukan dengan puasa, tahajud, berdoa, dzikir dan lain lain. Contohnya adalah yang dilakukan KH Arwani Amran, pengasuh pondok pesantren Tahfidz Qur’an di Kudus. Dalam usaha untuk menghafal Al-Qur’an, Kyai Arwani menjalani tirakat datang satu jam lebih awal sebelum masa setor hafalan. Dengan cara itulah, Kyai Arwani diberikan kemudahan dan berkah dalam menghafal. Dan kini, pesantren tahfidz Quran yang digagasnya, berkembang pesat.

Praktek tiirakat sebenarnya sudah dilakukan sejak zaman Nabi Muhammad. Rasulullah dan para sahabatnya banyak menghabiskan waktu sianya dengan berpuasa, dan malam harinya untuk bermunajat. Mereka sedikit makan, minum dan mengurangi jam tidurnya.

Terkait mendidik anak, mungkin kita sering mendengar bagaimana orangtua zaman dahulu sering melakukan tirakat, demi kesuksesan anak anaknya. Jika kita amati orangtua zaman dahulu, dengan berbagai keterbatasan, tidak banyak pengetahuan parenting/pengasuhan yang dimilikinya, tapi ternyata anak cucunya banyak yang sukses dunia akhirat. Tentu faktor penyebabnya banyak, tapi mayoritas para orangtua ini, sangat ikhlas dan berjuang keras mendoakan anak anaknya.

Bandingkan dengan kondisi kita sebagai orangtua. Dengan adanya tsunami informasi tentang berbagai teori parenting, sampai kita bingung sendiri harus menentukan yang mana, tapi hasilnya tetap biasa saja. Kita rajin ikut webinar berbagai seminar parenting, baca buku dan berguru pada berbagai narasumber, tapi kita lupa bekal khusus yang ada dalam diri setiap orangtua dimanapun, yaitu kecintaan/keikhlasan dalam mendoakan anak anaknya.

Ada beberapa alternatif cara/tirakat yang dilakukan para orangtua, diantaranya :

1.      Memastikan harta yang halal saja yang masuk dalam perut anggota keluarga.

2.      Puasa hari kelahiran anak, walaupun hanya sebulan sekali

3.      Menjaga lisan

4.      Setiap memasak, bisa diiringi dengan banyak membaca basmalah, shalawat dan dzikir lain

5.      Tahajud

6.      Banyak sedekah

7.      Membaca Al-Qur’an

Dan masih banyak lagi alternatif yang bisa dilakukan para orangtua, selain tentu saja mencari ilmunya.

Saya jadi ingat, almarhumah ibu saya banyak sekali melakukan tirakat untuk kesuksesan dan kebaikan anak anaknya, diantaranya merutinkan tadarus setiap hari, sedekah ke berbagai pesantren dan guru ngaji, tahajud setiap hari, mendoakan dan menyebutkan anaknya satu persatu satu, dengan doa yang berbeda beda dan mungkin masih banyak amalan baik beliau yang tersembunyi. Semoga Allah memberi balasan yang lebih baik untuk setiap kebaikan yang dilakukannya. Aamiin

 

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit