Thursday, April 20, 2017

Hari Ke-6 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : 4 Tahun Pernikahan



Tak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Rasanya baru kemarin saya protes dan menangis-nangis dalam doa saya, mengadu betapa lelahnya saya berpuluh puluh kali taaruf dan tak kunjung berujung di pernikahan. Rasanya belum lama saya mengirim surat pada orang tua sebagai bentuk protes saya saat orang tua menolak calon suami yang saya ajak ke rumah. Rasanya ... Rasanya ... Rasanya sungguh malu jika saya mengingat saat saat jahiliyah itu. Sekarang betapa bersyukurnya saya dengan kehidupan saat ini. Jika saja Allah mengabulkan keinginan saya saat itu, ah entah apa jadinya.

Tepat 4 tahun lalu, di tanggal inilah saya resmi melepas masa lajang dan resmi bersuamikan orang Kudus. Teman yang bertransformasi menjadi partner 24 jam dalam kehidupan, mewarnai seluruh kehidupan saya. Dan tepat setahun setelah pernikahan, kami resmi menjadi orang tua dari seorang cowo mungil nan lucu yang akhirnya kami beri nama Muhammad Zahid Al Zayyan, yang dalam kehidupan sehari-hari dipanggil Eza. Eza ini adalah singkatan dari nama saya dan suami yaitu EvaZAenuri.

Kehidupan pernikahan yang baru dijalani selama 4 tahun, tentu bukan tanpa masalah. Berbagai konflik dan tantangan pernikahan, telah kami lalui dengan mulus sejauh ini, alhamdulillah. Saya bersyukur sekali menikah dalam usia yang cukup matang, sehingga emosi sudah lebih terkelola, walau masih saja suka berapi api dan cemberut ga jelas pada suami hehe.

Hari Ke-5 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Pilkada DKI yang bersejarah



Hari ini, Rabu tanggal 19 April 2017, adalah hari bersejarah bagi warga DKI Jakarta karena akan memilih Gubernur yang akan memimpin Jakarta dalam 5 tahun ke depan. Pilkada kali ini sangat menghebohkan dan hampir mencuri perhatian seluruh masyarakat Indonesia, bukan hanya warga Jakarta saja. Kenapa ya? Bisa jadi karena ada pertarungan besar di belakang para calon gubernur ini. Pertarungan Ahok Djarot pasangan calon nomor 2 dengan Anies Sandi pasangan calon nomor 3, adalah pertarungan dua kekuatan besar yang akan membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Saat tulisan ini dibuat, hasil quick count menunjukkan bahwa pasangan Anies Sandi unggul atas pasangan Ahok Djarot. Dan dengan demikian Anies Sandi berhak memimpin ibukota Indonesia ini. Semoga Jakarta semakin baik ke depannya.

Hari kelima dalam program 40 hari kehamilan ini selain diisi dengan mengikuti berita pilkada, juga saya isi dengan membaca buku Rudy, kisah masa muda BJ. Habibie. Buku ini saya pinjam dari salah seorang siswi kelas X. Biasanya buku pinjaman ini saya selesaikan lebih cepat, karena harus saya kembalikan. Berbeda kalau buku sendiri, karena merasa milik sendiri dan tak perlu mengembalikan, justru biasanya bukunya malah tidak terbaca. Kadang saya sengaja meminjam buku agar selesai baca bukunya.

Sambutan Pa Direktur : Racikan Sejarah dan Kitab Klasik



Pada hari Kamis sampai Minggu tanggal 13 – 15 April 2017, saya dan rekan kerja sekantor ditugaskan mengikuti Konsolidasi Penyusunan & Evaluasi Program Madrasah yang bertempat di Padjadjaran Suites Resort & Convention Hotel, Bogor Jawa Barat. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bapak Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Prof. Dr. Phil. H. M. Nur Kholis Setiawan M.A.

Saya sering mendengar penuturan Bapak Direktur dalam beberapa acara kantor dan kementerian Agama. Kagum dengan isi sambutannya yang tidak biasa, mendalam dan sarat makna. Setiap saya mengikuti paparannya, isi nya selalu berbeda dan membuat saya terkagum kagum dengan keilmuan yang dimilikinya. Pemahamannya terhadap beberapa referensi kitab klasik dan aplikasinya dalam hidup berorganisasi dan pekerjaan, dikemas dengan sangat indah melalui berbagai cerita menarik.

Ada 4 referensi yang menjadi kemasan pembicaraan pa direktur yaitu :
      1.      Kisah Wali Songo, terutama Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga
      2.      Sejarah Cirebon
      3.      Kitab Alfiyah Ibnu Malik
      4.      Muqaddimah kitab I’ananuth Thalibin (اعانة الطاليبن)

Cerita pertama beliau menuturkan kisah Sunan Bonang yang merupakan putra Sunan Ampel. Sunan Bonang adalah putra keempat Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila putri Arya Teja, Bupati Tuban. Mendengar kenakalan Raden Sahid (Sunan Kalijaga), Sunan Bonang pun bertindak dengan caranya. Siapakah Raden Sahid ini?

Raden Sahid adalah putra Tumenggung Wilatikta, Bupati Tuban. Masa mudanya dikenal sebagai remaja nakal yang suka berjudi, mencuri hingga diusir dari rumahnya. Usai diusir, malah semakin nakal dengan menjadi perampok yang membuat kerusuhan di Hutan Jatiwangi hingga dikenal dengan sebutan Brandal Lokajaya. Konon Raden Sahid ini adalah perampok budiman karena ia mencuri harta orang kaya untuk dibagikan pada orang miskin. Kenakalan Raden Sahid ini pun menggugah hati Sunan Bonang.

Suatu hari, Raden Sahid melihat ada seorang berjubah putih lewat di hutan Jatiwangi. Raden Sahid mengincarnya karena lelaki berjubah putih itu membawa tongkat yang gagangnya berkilauan, Raden Sahid mengiranya itu adalah emas. Ternyata gagangnya itu terbuat dari kuningan yang berkilauan saat terkena sinar matahari. Lelaki berjubah putih itu adalah Sunan Bonang yang menyamar untuk menyadarkan Raden Sahid.

Postingan Favorit