Setelah sebelumnya keterlibatan si papa yang romantis, kali ini saya ingin menceritakan bagaimana serunya melibatkan anak dalam proyek keluarga. Sejak jauh-jauh hari sebelum proyek keluarga ini dieksekusi, Eza yang berusia 3 tahun sudah diberitahu bahwa nanti keluarga kami akan beberes buku dan berbagi pakaian. Tentu tak menggunakan bahasa “proyek”, karena ini hanya akan membuat pusing si anak hihi.
Saat melaksanakan proyek
berbagi pakaian, Eza semangat sekali membantu, mulai dari mengeluarkan pakaian
dari lemari, sampai memilih pakaian yang mau diberikan. Eza sering ditanya,
baju ini kecil atau masih muat. Dan dia benar menjawab, saat pakaian yang sudah
kecil, dia bilang ga muat. Saat ditunjukkan pakaian yang besar, dia pun bilang
masih muat. Setelah itu Eza memasukkan pakaian yang akan disumbangkan, ke dalam
plastik, juga semangat.
Saat proyek kedua
dieksekusi pada hali libur nyepi, Eza juga semangat membantu mengeluarkan buku
dari rak, setelah menyimpannya di lantai, Eza meminta lagi buku untuk diangkut.
Kadang dia simpen diatas kepalanya, seperti jualan kue. Penampakannya seperti
dalam foto ini...
Setelah buku dikeluarkan
dari lemari, memang resikonya jadi lebih berantakan karena dia menyimpannya
dengan melempar dan sembarang menyimpan. Awalnya kalau hanya mengeluarkan dari
lemari, rencananya saat dikeluarkan tetap disusun, tidak disimpan dengan
sembarang. Tapi rencana tinggal rencana, jika ingin melibatkan anak dalam
proyek keluarga, memang harus siap segalanya terjadi tak sesuai rencana. Yang penting
anak merasa dipercaya dan terlibat, itu sudah membuat kepercayaan dirinya
tumbuh.