Monday, February 22, 2016

Weaning With Love : Menyapih Eza dengan Cinta (bagian 1)

 

Menjelang usia Eza dua tahun, saya sudah browsing tips tips menyapih dengan blog walking, belajar dari para ibu yang sudah lebih berpengalaman, melalui kisah pengalaman mereka di blognya. Juga belajar dari pengalaman kakak dan teman saya yang saya ajak ngobrol saat bertemu atau saya tanya via wa. Banyak tips yang sudah saya dapatkan, dari mulai pake plester, pake lipstick, diungsikan ke rumah neneknya, dan banyak juga yang mempraktekkan istilah wwl yang sedang booming yaitu menyapih dengan cinta.

 

Menyapih dengan cinta intinya mempersiapkan ibu dan anak, agar sama sama nyaman saat mengalami proses penyapihan. Anak tak perlu ditakut takuti dengan plester atau lipstick dan lain lain, tapi cukup dengan sering “mensosialisasikan” proses penyapihan ini kepada sang anak sejak jauh jauh hari sehingga anak ngga kaget saat akan disapih.

 

Wednesday, February 17, 2016

Resensi Buku : Kujemput Engkau di Sepertiga Malam

 

Judul                : Kujemput Engkau di Sepertiga Malam

Penulis             : Peggy Melati Sukma

Penerbit           : Noura Books

Terbit              : 2014

Tebal               : 394 halaman

 

Buku ini tak sengaja saya temukan di masjid sekolah lantai 2. Saya yakin tak pernah ada yang kebetulan, maka saya ambil buku ini. Biasanya saat saya menemukan sesuatu, atau saat saya harus bertemu dan ngobrol dengan seseorang, ada tujuan Allah untuk mengingatkan saya tentang sesuatu. Maka saat saya menemukan buku Peggy tentang tahajud, saya langsung jleb, sepertinya Allah tengah mengingatkan saya tentang tahajud. Jadi saya langsung menyambar buku ini. Entah punya siapa, saya hanya berniat membacanya dan langsung mengembalikannya saat sudah selesai membaca.

 

Peggy menceritakan pengalaman hidupnya dalam buku ini, termasuk kisah cintanya hingga kegagalan rumah tangganya. Kesuksesan dalam karier, terutama saat booming tokoh Peggy dengan jargon “pussiing” nya, membawa Peggy pada puncak kesuksesan. Ditambah dengan aktivitas Peggy di bidang sosial dan bisnis, yang mengantarkannya mengenal sosok (mantan) suaminya, juga menambah daftar kesibukan dan kesuksesannya. Tapi ternyata semua kesuksesan itu tak membuat semuanya baik baik saja. Kesehatannya terganggu karena kelelahan, rumah tangganya berantakan hingga ia berusaha menemukan pencerahan spiritual dari ibunya, yang sejak dulu selalu mengingatkannya untuk rutin shalat wajib dan jangan meninggalkan tahajud. Kombinasi kisah kehidupan dan ilmu tentang tahajud dalam buku ini, menambah sisi positif buku ini.

 

Jodoh yang Indah


Ini adalah kisah dari murid saya yang baru lulus tahun 2013 lalu. Saya menjadi wali asramanya selama 3 tahun, tahu persis bagaimana dinamika kehidupannya saat bertransformasi menjadi orang baik. Usai lulus dari MAN ini, ia melanjutkan kuliah di Jepang. Lama tak mendengar kabarnya, tiba tiba berita mengejutkan itu datang. Ia akan menikah di bulan Februari ini, dengan seorang imam masjid di Tokyo. Berita yang sangat membahagiakan, bahkan mungkin menggemparkan teman seangkatannya karena ia adalah orang pertama yang menikah dari seluruh teman se angkatannya yang berjumlah 120 orang. Saat teman temannya masih berjuang di semester 5, ia memutuskan menikah.

Perjalanannya dalam mendapatkan seorang imam masjid yang hafizh (penghafal Al-Qur’an) di Tokyo tentu membutuhkan perjuangan panjang. Baru menggeluti dunia hafalan Al-Qur’an sejak kuliah di Jepang, ia mantap memilih untuk menghafal Al-qur’an sambil kuliah, bahkan ia sempat cuti semester hanya untuk fokus menghafal Al-Quran. Perjuangannya ikut daurah, menghafal hingga ikut lomba Al-Qur’an, berbuah indah dengan tawaran taaruf dari ustadzahnya. Calon suaminya adalah laki laki asli Jepang, tapi sejak usia 12 tahun pindah ke Afrika Selatan. Dan dua tahun lalu, pindah ke Jepang dan menjadi imam masjid di Tokyo.

Postingan Favorit