Wednesday, December 3, 2008

TAARUF KELIMA: TERBELENGGU MASA LALU

Suatu hari di bulan feb 2006, sepulang dari ibadah haji, temen kerjaku di tangerang, menawarkanku untuk taaruf. Walaupun masih lelah sepulang menunaikan ibadah haji, tapi aku teringat dengan doaku di tanah suci, mungkin inilah jalannya, fikirku.

Dan di hari jumat, 17 feb 2006, dia pun sms, ”assalamu’alaikum bu guru, gimana kabarnya? Saya soleh (kali ini nama sebenarnya, mudah2n orangnya ga baca blog ku). Mudah2n silaturahmi sms ini bermanfaat untuk sebuah persaudaraan”

Setelah kubalas dan kutanyakan tahap berikutnya, dia bilang ”terserah deh atur aja yah. Kita awali dengan sebuah persaudaraan dulu yah untuk saling mengenal dan mengetahui pribadi masing-masing”

Dan kami pun bertukar biodata, beliau lahir tahun 1975, orang Tegal, S1 bidang agama islam di sebuah sekolah tinggi, dan sekarang merintis bisnis percetakan. Katanya baru ditinggal nikah 2 minggu yang lalu, (saat itu tgl 18 feb 06). Anak ke-6 dari 10 bersaudara, pindah dari LIPIA karena berbeda faham. Dia aktivis PMII, organisasinya orang-orang NU. Punya aktivitas sosial yang biasa menangani kegiatan anak-anak yatim. Cool euy

Sebenarnya ada kesamaan antara kami, yaitu sama-sama trauma dengan proses pra nikah yang ga jadi. Tapi karena sama-sama terjebak kenangan masa lalu, kami pun menjalaninya dengan santai. Bahkan kami pun memutuskan untuk bertemu langsung daripada tukeran foto. Dan di hari Rabu 22 feb 06, tepat 5 hari setelah kami proses, kami pun bertemu di sebuah tempat di Ciputat. Dia ternyata pebisnis tulen, punya 6 karyawan, bahkan di sela-sela pembicaraan kami, beberapa kali dia menerima telfon bisnis, dan aku dicuekin, hehe

Begitulah pertemuan kami, setelah itu kami memutuskan untuk istikharah dan meminimalisir komunikasi (tepatnya mah loss contact). Hingga di hari kamis 2 maret 2006, proses itu pun berakhir, tepat hari ke-14. Sepertinya faktor trauma masa lalu, mendominasi fikiran kami masing-masing.

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit