Wednesday, January 26, 2022

Parenting Nabawiyah

 


Hari Rabu ini, jadwal belajar saya adalah tentang pengasuhan/Parenting. Saya memilih untuk menyimak kajian Parenting Nabawiyah yang disampaikan oleh Ustadz Budi Ashari. Berikut adalah profil singkat Ustadz Budi Ashari.

Beliau lahir di Tulungagung tanggal 17 April 1975, memiliki seorang istri dan 4 orang anak. Lulusan Universitas Islam Madinah ini, merupakan pembina Yayasan Kuttab Al Faqih dan dikenal sebagai pakar sejarah Islam.

Tema parenting nabawiyah ini menarik untuk dikaji karena keberhasilan ajran Islam dalam menghasilkan generasi terbaik. Setiap umat, Allah utus seorang nabi dan Rasul yang membimbing dan perantara dalam menyampaikan ajaran Islam. Semua nabi memiliki profesi yang berbeda-beda, ada yang berprofesi sebagai petani, pedagang, penggembala dan lain-lain. Tapi ada profesi utama yang berlaku untuk semua nabi dan Rasul yaitu bahwa mereka adalah GURU yang bertugas mendidik generasi sesuai dengan wahyu yang diterima. Maka dalam sejarah peradaban Islam, gaji tertinggi sebuah profesi adalah GURU.

Pendidikan itu bukan bisnis, bukan untuk mencari uang. Pendidikan adalah pengabdian. Pendidikan yang ditujukan sebagai lahan bisnis, akan berbeda hasilnya dengan pendidikan yang diniatkan sebagai pengabdian.

Madrasah, dalam Islam, ditujukan untuk jenjang setelah jenjang dasar. Jenjang dasar disebut Kuttab (untuk usia 5-12 tahun) dan diatasnya adalah Madrasah (diatas 12 tahun). Maka kampus itu dulunya disebut Madrasah. Kampus pertama di muka bumi ini yang diakui UNESCO adalah Madrasah/Universitas Al Qarawiyyin di kota Maroko.

Parenting nabawiyah bermakna bahwa untuk mendidik generasi mengacu pada cara Rasul membina dan mendidik umat Islam saat itu, dimulai dari keluarga, sahabat hingga ke masyarakat. Dan Allah menurunkan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sampai akhir zaman.

Sejarah Shalat

 



Hari Selasa kemarin, saya belajar kajian tentang Fiqh, kali ini saya ambil tema tentang Sejarah Shalat dari Channel Youtube “Rumah Fiqh Indonesia” dengan narasumber Ust Ahmad Sarwat, Lc, MA. Siapakah sosok Ust Ahmad Sarwat ini? Berikut profil narasumber nya.

Ustadz Ahmad Sarwat lahir di Kairo tanggal 19 September 1969. Beliau menempuh pendidikan S-1 di Fakultas Syariah Jurusan Perbandingan Madzhab di LIPIA Jakarta, lalu melanjutkan magisternya di IIQ Jakarta dengan konsentrasi Ulumul Quran dan Ulumul Hadits serta meraih gelar Doktor dari IIQ Jakarta dengan Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Saat ini, menjadi Direktur Rumah Fiqih Indonesia, sebuah institusi nirlaba yang bertujuan melahirkan para kader ulama masa mendatang. Sekaligus menjadi inisiator lahirnya Sekolah Fiqh Indonesia, yang merupakan tempat belajar virtual segala hal tentang Fiqh. Bagi yang ingin belajar ilmu Fikih secara serius, silakan langsung meluncur ke link berikut Sekolah Fiqih.

Bahkan hebatnya, beliau banyak mewakafkan buku gratis dalam bentuk pdf pada website yang digagasnya yaitu ::Rumah Fiqih Indonesia | www.rumahfiqih.comm.

Silakan meluncur  dan nikmati lautan ilmu dari pemikiran beliau. Semoga amal jariahnya dicatat sebagai amal kebaikan beliau.

 

Monday, January 24, 2022

Merayakan Bahagia... Menjemput Makna


Menjadi pengurus koperasi di sekolah selama 2 periode, 6 tahun berturut-turut sejak tahun 2016-2022 menjadi pengalaman berharga dalam hidupku. Ditambah 2 tahun menjadi pengurus untuk periode 2007-2009, sehingga total 8 tahun sudah, Allah kasih laboatorium pembelajaran yang penuh dinamika dan banyak memberikan inspirasi, ilmu, serta networking yang sangat berharga. Rasanya sudah cukup saya belajar seluk beluk koperasi selama menjadi pengurus selama 8 tahun, sehingga tahun ini saya bersikeras sama diri sendiri untuk berhenti menjadi pengurus, dan sudah jauh-jauh hari saya menyiapkan kader untuk menggantikan posisi di bendahara. 

Maka ketika terpilih struktur pengurus baru, rasanya plong banget, dan lega sudah terlepas dari beratnya amanah mengelola dana dan aktivitas usaha koperasi. Bahagia banget sampai saya rayakan berkali kali dengan jalan jalan ke berbagai tempat, ke Pulau Tidung, ke Broadway Alam Sutera, ke Gunung Dago dan lain-lain, hanya untuk memberi ruang pada diri sendiri untuk berbahagia telah lepas dari amanah berat ini. Entah kenapa, tapi saya tidak suka menjadi pejabat itu, rasanya pertanggung jawaban nya begitu berat dan saya takut tak bisa mengemban amanah dengan baik. 

Setelah seminggu merasakan euforia kebebasan, akhirnya mulai hari ini saya bertekad akan memulai kehidupan baru, memperbaiki banyak hal, belajar banyak hal baru, sudah banyak rencana tersimpan dalam benak saya, termasuk setiap hari menuliskan diary kehidupan dan hikmah serta inspirasi yang didapat hari itu dari buku yang dibaca, video yang ditonton maupun orang yang ditemui. 

Pagi ini dimulai dengan olahraga pagi, kemudian membaca buku Lapis Lapis Keberkahan buah karya Salim A fillah, menonton video kajian dari Gus Baha, Program QMS (Quranic Management Serial) nya Rendy Syaputra dan tak lupa tugas utama sebagai guru yang mengajar dan menyebarkan ilmu. Hari ini pula berhasil menyusun jadwal belajar bagi diri saya pribadi, dan hasilnya harus diikat dengan menulisnya di blog pribadi. Blog yg sudah berdebu, mari kita bersihkan dan ramaikan kembali. Sebagai bagian dari proses bertumbuh dan peninggalan jejak jika sudah tak ada lagi di bumi ini. 

Berikut jadwal belajar yang saya rencanakan, semoga bisa konsisten 
Senin  :     Bisnis 
Selasa :     Fiqih 
Rabu :       Parenting/Pengasuhan 
Kamis :     Al-Quran 
Jumat :     Bahasa Arab 
Sabtu :      Sirah dan atau Pengembangan diri 
Ahad :       Travelling (yeay)

Jadi jika ada yang bertanya, setelah lepas dari koperasi, apa kesibukan saya? (haha geer banget bakalan ada yang tanya ini) Tuh jadwal saya tetap padat merayap hehe

 Trimakasih bagi yang berkenan membaca diary saya tahun 2022 ini. Hehe 

Senin, 24 Januari 2022, 16.23 (Sudut Kantor Wakamad Keasramaan)

Postingan Favorit