Saturday, June 3, 2017

Belajar dari Amien Rais dan A Agym



Saat saya menulis tulisan ini, publik sedang dihebohkan berita tentang tuduhan korupsi yang dialamatkan pada Amien Rais terkait aliran dana proyek alat kesehatan. Dikabarkan bahwa Amien Rais menerima aliran dana sebanyak 600 juta dari yayasan milik Sutrisno Bachir. Tentu mayoritas publik tak percaya, karena sosok Amien Rais terkenal dengan integritasnya. Tapi media tentu tergantung siapa pemiliknya. Motifnya sudah terlihat jelas, sangat politis dan mengalihkan isu besar. Semua tentu harus dibuktikan melalui proses pengadilan, jadi kita tunggu saja perkembangan selanjutnya.

Ada tulisan Hanum Salsabila Rais, putri Amien Rais yang sempat membuat saya menangis haru. Saya kutip lengkap dari facebooknya Hanum, agar saya bisa menyimpan utuh tulisannya untuk saya baca kembali suatu saat nanti. Berikut adalah tulisannya.
•Perisai Lahir Batin Amien Rais•
Saya sebenernya telah beresolusi akan mengurangi sosmed di bulan puasa ini (post terakhir tgl 21mei). Namun tuduhan yang dialamatkan pada Bapak akhir2 ini membuat banyak pesan pada saya, lewat WA, DM dll agar saya sebagai putrinya juga memberikan semacam klarifikasi.
Saya tidak akan memberikan klarifikasi terkait tuduhan tersebut, karena insyaAllah Bapak secara perwira akan menggelar konpers di kediaman JKT hari ini sebelum sholat Jum'at. Silahkan wartawan datang dan melansir jawaban beliau.
Saya hanya ingin berbagi bagaimana seorang Amien Rais menanggapi badai dan terjangan fitnah, deraan ujian, cobaan namun juga kebahagiaan. Mudah mudahan menjadi hikmah di bulan suci ini.
Terkembali kepada Anda yang menilai.
Di awal April 2017 lalu, Seorang Mantan jenderal yang duduk di posisi pemerintahan cukup strategis menemui Bapak. Ia mengatakan bahwa ia dikirim boss nya yang ingin bertemu Bapak. Ia ditugasi membuat titik temu & tempat. Bapak mengatakan "Monggo dengan senang hati, semua orang dari kalangan manapun saya temui, apalagi orang terhormat seperti bapak bos". Namun sang mantan jenderal mengatakan boss ingin bertemu di tempat rahasia, tidak tercium media, karena pembicaraan akan bersifat confidential. Bapak tercenung. Ini sesuatu yang aneh. Mengapa harus rahasia?
Singkat cerita Bapak menolak meski sang utusan berdalih: pertemuan penting yang tidak bisa jadi konsumsi publik. "Maaf, jika ingin bertemu silahkan tapi terbuka, biarkan media melansir, biarkan mereka tahu hasil pembicaraan, toh pasti terbaik untuk bangsa. Jika pertemuan rahasia, saya tahu, saya hanya akan jadi bangkai politik Anda".
Sang utusan mundur, pamit dalam kekecewaan. Saya mendengar dan melihatnya semua dari balik pintu di Joglo. Oh ini to Bapak Mantan Jenderal yang sering jadi penghubung itu.
Sepeninggal sang utusan, saya katakan pada Bapak. "Pak, beliau bos pasti akan tersinggung dengan jawaban Bapak. Dan it's just a matter of time, you'll be singled out. Hanya soal waktu Bapak akan diperkarakan entah bagaimana dan apa caranya."
Bapak mengangguk. Ia sangat paham.

Si Merah Datang : Program Hamil Pending di hari ke-18



Tepat pada pukul 11 pagi, si merah datang yang menunjukkan program hamil saya harus pending di hari ke-18 ini. Datangnya si merah ini tak membuat saya sedih, seperti saat sebelumnya yang membuat saya merasa gagal dengan program hamil 40 hari ini. Saya memang sudah menyiapkan mental dengan berbagai kondisi “terburuk” agar saya tak terlalu kecewa saat harapan tak sesuai keinginan.

Program hamil 40 hari ini adalah riyadhah ibadah untuk “memancing” kehamilan saya yang kedua. Saya sebelumnya sudah ikhtiar dengan program medis, tapi juga belum berhasil, maka program berikutnya adalah “merayu” Sang Maha Kuasa untuk membantu keinginan hambanya yang banyak dosa ini. Penasaran juga dengan program ini, karena konon katanya setelah 40 hari berjuang ibadah tak henti untuk meminta satu keinginan, keinginan kita akan terkabul. Periode pertama program hamil 40 hari saya gagal, saat beberapa item ibadah gagal saya penuhi, dan ditandai dengan datangnya si merah sebagai tanda bahwa saya belum diijinkan hamil.

Periode kedua ini, saya tak ingin mengenal kata “gagal”. Karena memang belum sampai 40 hari perjuangan ini saya lakukan. Maka saya gunakan kata pending atau tertunda di hari ke-18, sehingga setelah beres masa haid saya, saya akan teruskan kembali program ini dengan meneruskan hari ke-19. Semoga di periode berikutnya saya lebih bersemangat lagi berjuang, meluruskan niat selalu dalam beribadah dan mengalokasi waktu, tenaga dan harta untuk bersedekah sebagai ikhtiar penting dalam program 40 hari ini.

Friday, June 2, 2017

Upacara “Menghormati Hari Lahir Pancasila”




Hari ini adalah hari libur nasional yang ditetapkan pemerintah untuk menghormati hari lahirnya pancasila. Memang baru ditetapkan tahun ini, mungkin karena akhir-akhir ini banyak fenomena mengkhawatirkan terkait stabilitas negara. Maka pemerintah mengharuskan kami upacara walaupun ini tanggal merah, karena ada pesan yang ingin disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, melalui para pembina upacara pada sesi Amanat Pembina Upacara.

Diantara pesan pemerintah yang saya ingat adalah bahwa Pancasila adalah “payung” untuk melindungi keberagaman yang ada di Indonesia, maka seluruh rakyat Indonesia harus berupaya untuk menyelamatkan persatuan bangsa, dan meminimalisir perpecahan karena perbedaan ras, agama, bahasa atau yang lainnya.

Saya menangkap ada nada “ancaman” juga bagi seseorang atau gerakan tertentu yang akan memecah persatuan bangsa, menyebarkan radikalisme atau terorisme, juga komunisme yang terlarang di Indonesia. Tampaknya ini merupakan peringatan bagi beberapa pihak yang saling menonjolkan kepentingan kelompoknya, agamanya atau suku bangsan dan bahasanya. Hal ini sah sah saja, selama pemerintah memberikan perlakuan sama untuk semua gerakan, untuk semua agama dan golongan yang bertindak semena-mena. Kadangkala ada perlakuan berbeda yang diterima umat Islam dan umat lain saat melakukan hal yang tampaknya sama yaitu mempertahakankan kehormatan agamanya.

Postingan Favorit