Tuesday, May 30, 2017

Hari 14 Program Hamil 40 Hari: Sedekah Ilmu Sebagai Obat Kegagalan Program Hamil



Berhubung kesibukan mempersiapkan proyek Ramadhan Al Zayyan, saya pun sedikit terlupakan dengan program hamil 40 hari yang ternyata sudah menginjak hari 14. Rutinitas ibadah seperti biasa dilaksanakan, malah saya kebobolan di hari pertama Ramadhan kemarin. Awalnya saya ingin mempersilakan si mba di rumah untuk menikmati shalat tarawih pertama di masjid, tapi Eza tidak bobo siang, maka hampir dipastikan akan tidur lebih awal. Dan memang benar, jam 7 malam sudah tidur, padahal biasanya kalau siangnya tidur dulu, ia bisa tidur diatas jam 9 malam.

Maka saya pun merelakan diri untuk menjaga Eza di rumah, sementara suami dan mba nya ke masjid untuk tarawih. Setelah waktu berjalan, saya tiba-tiba sadar, bagaimana nasib sholat isya saya? Berjamaah dengan siapa? Kan semuanya ke masjid, waduuh saya sudah menyesal dan merasa sedih banget karena program hamil 40 hari saya akan berakhir, justru di awal Ramadhan. Duh gustii...

Tapi kesedihan saya segera terobati dengan proyek Ramadhan keluarga kami, keluarga Al Zayyan. Saya senang karena masih bisa berbagi di momen Ramadhan ini. Dan alhamdulillah berbagi ilmu menjadi bagian dari sedekah juga. Jika kita tak sanggup sedekah harta, bisa sedekah ilmu, sedekah tenaga, sedekah doa, bahkan dengan hanya tersenyum pun sudah merupakan sedekah.

Saya awalnya tak sadar bahwa sedekah juga harus merupakan bagian penting dari program hamil 40 hari. Dan sedekah bagi saya selama ini hanya terfokus pada sedekah harta, tak terbayang bahwa saya masih bisa sedekah yang lain dalam bentuk ilmu. Maka Proyek Ramadhan Al Zayyan ini, yang awalnya tidak direncanakan, malah secara alami menjadi proyek sedekah saya yang semoga bisa mendukung program hamil 40 hari, walaupun secara ibadah ritual, program hamil saya yang kedua ini sudah gugur dengan gagalnya saya shalat berjamaah Isya karena menjaga anak.

Tapi hei, bukankah menjaga anak juga adalah ibadah? Sejak kapan saya mengkotak-kotakkan ibadah ini. Tentu saya tidak sengaja ingin mangkir dari shalat isya berjamaah. Bukankah Rasulullah bersabda bahwa ibadah seorang ibu adalah melahirkan dan mendidik anak-anaknya? Mengapa fikiran saya masih terfokus bahwa ibadah adalah ibadah ritual? Mengapa tak menjadikan aktivitas menjaga anak juga sebagai bagian ibadah juga?

Pembukaan Proyek Ramadhan Al-Zayyan : Sedih yang Berakhir Indah



Pada hari Jumat kemarin, tepat sehari sebelum awal Ramadhan, setelah kami undang beberapa anak dan orangtuanya untuk datang ke rumah dinas kami, dan sekaligus munggahan atau menikmati waktu bersama menjelang bulan Ramadhan, serta berdoa bersama, akhirnya proyek keluarga kami terlaksana juga.

Pada pukul 4 sore sesuai dengan undangan yang kami sebar, awalnya belum ada yang datang. Kami waswas dan sedih, ko tidak ada yang memenuhi undangan kami. Padahal si mba sudah membuat pisang coklat untuk menyambut kedatangan tamu istimewa yang akan membantu terselenggaranya proyek keluarga kami di bulan Ramadhan. Tapi ternyata semakin sore, mulailah berdatangan teman-teman Eza bareng orang tuanya, dan tepat jam 5 ramailah situasi rumah kami dengan berbagai celotehan para bocah kecil, dengan berbagai aneka kuliner yang berasal dari para tetangga, wuah senangnya...

Sebagai pembukaan, suami menjelaskan tentang rencana proyek keluarga kami, anak-anak dan orangtua pun mendengarkan sambil menikmati hidangan yang telah disiapkan. Ada juga anak yang malah langsung bermain di bawah, tak betah berlama-lama duduk manis, salah satunya Eza haha malah ngajak naik sepeda temannya. Ga papa lah yang penting mereka happy.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan berdoa bersama menyambut Ramadhan. Suami memimpin doa, diiringi tingkah polah anak-anak yang kadang tak bisa diam. Usia anak-anak yang datang dan akan bergabung menyukseskan program Ramadhan kami, bervariasi, mulai dari usia TK hingga SD. Ada yang mengusulkan pengelompokan berdasarkan usia, ada juga yang mengusulkan berdasarkan tingkatan membaca Al-Qur’annya. Semuanya kami tampung dan akan dilihat perkembangannya esok hari yang menjadi hari perdana proyek kami di bulan Ramadhan ini.

Proyek Ramadhan seperti ini adalah investasi masa depan dan mengajarkan Eza untuk berbagi dan bersosialisasi dengan teman-temannya yang seusia atau dengan yang lebih tua. Juga menumbuhkan semangat mencari ilmu sedari dini agar kelak tumbuh menjadi pribadi yang gemar dengan ilmu pengetahuan dan menjadi sosok berilmu yang menebar manfaat bagi sesama. Aamiin

Proyek Ramadhan Al Zayyan




Alhamdulillah, bulan Ramadhan sudah datang. Terima kasih Allah karena masih mengijinkan kami untuk bertemu Ramadhan dalam kondisi sehat, tak kurang suatu apapun. Sungguh mahal anugerah Ramadhan ini, karena kita diperintahkan untuk berdoa bertemu Ramadhan ini sejak bulan Rajab. Banyak keutamaan di bulan Ramadhan ini, diantaranya dilipat gandakannya pahala kebaikan, balasan yang sebanding dengan pengorbanan puasa, dan ada malam Lailatul Qadar yang pahalanya lebih baik dari 1000 bulan. Maka berbuat baik di bulan ini harus dperbanyak.

Salah satu agenda proyek Ramadhan keluarga Al Zayyan (keluarga kami) adalah menjadi tempat basecamp belajar anak-anak yang ada di sekitar rumah. Latar belakangnya, masih banyak anak-anak yang dekat dengan rumah dinas kami, yang belum bisa ngaji, sering main bareng dan orangtua nya saling mengenal karena tinggal di dalam kompleks rumah dinas. Juga ada permintaan dari salah satu teman yang menjadi orangtua teman Eza, yang meminta adanya tempat mengaji di sekitar rumah kami, karena jika mengaji bareng-bareng, biasanya lebih bersemangat.

Postingan Favorit