Monday, April 17, 2017

Hari Ke-2 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Nyaris Gagal





Hari kedua dalam program 40 hari mencari si cinta ini, tantangannya mulai terlihat. Pagi hari pukul 7, teman saya datang. Anaknya yang perempuan, pengen belajar bahasa Arab. Dengan membawa perbekalan segudang, kami pun sarapan bareng. Setelah itu, suami mengajari anaknya bahasa Arab, saya ngobrol dengan teman saya dan suaminya. Pukul 08.30, mereka pulang. Karena hari ini ada undangan pernikahan alumni IC, saya dan Eza mandi sementara si papa, (ternyata) tidur lagi.

Pada pukul 10 pagi, saya, suami dan beberapa  orang guru IC, akhirnya berangkat untuk menghadiri perrnikahan alumni IC. Alhamdulillah lalu lintas lancar. Saat kami tiba disana pukul 11 kurang, akad nikah baru selesai dilaksanakan. Alumni IC ini menikah dengan wanita muallaf berasal dari Belanda ini. Menurut kabar yang beredar, wanita muallaf yang sudah menjadi istrinya ini, diangkat anak oleh Sang Master ESQ yaitu Bapak Ari Ginanjar. Itulah kenapa pernikahannya berlangsung di gedung ESQ, yang sering dikenal dengan nama Menara 165. Para undangan yang hadir, banyak yang merupakan tokoh atau selebrriti, diantaranya Sultan Djorghi dan Annisa Tri Hapsari. Dien Syamsudin, Hatta Rajasa dan lain lain. Acara hiburan, menampilkan grup nasyid Snada. Alhamdulillah sempat berfoto bersama dengan Snada.

Saturday, April 15, 2017

Hari Ke-1 : Program 40 Hari Mencari Si Cinta : Perkuat Niat dan Keyakinan







Setelah mendengar kajian Ust Yusuf Mansur beberapa tahun yang lalu tentang riyadhah (latihan) 40 hari agar hajat / keinginan cepat terkabul, saya sempat membagi tips ini pada siswa kelas X saat pertemuan wali asrama. Setelah saya renungkan, alangkah lebih baiknya jika saya juga mempraktekannya langsung tips ini, bukan hanya sekedar menceritakan tips dari Ust Yusuf Manshur. Maka saya pun mulai menyusun rencana hajat / keinginan apa yang paling saya idam-idamkan. Dan saya pun langsung teringat dengan program hamil anak kedua. Mengingat usia saya yang akan menjelang kepala 4, sepertinya keinginan ini yang akan saya jadikan prioritas proposal permohonan pada Allah.

Maka mulailah saya merencanakan, kapan program 40 hari mencari si cinta, atau si adek bayi kedua ini akan dimulai, ibadah apa saja yang akan dijadikan lahan riyadhah, ilmu atau buku apa saja yang dapat menambah keyakinan dan memperkuat niat untuk melanjutkan program ini. Seperti apakah program 40 hari ala Ust Yusuf Mansur ini??

Jadi, Ust Yusuf Mansur mengungkapkan bahwa jika kita punya satu keinginan kuat, daripada kita lelah berikhtiar, mending kita “merayu” Allah melalui ibadah rutin selama 40 hari untuk mengundang terkabulnya keinginan kita. Memang ini dalilnya tak akan ditemukan dimana pun karena didasarkan pada pengalaman pribadi sang ustadz. Jadi sangat empiris dan sudah terbukti keberhasilannya. Beliau sudah pernah mencoba dan hasilnya luar biasa. Menurutnya, pasti berbeda hasil dari orang yang rajin ibadah dengan yang tidak pernah ibadah. Dan janji Allah itu pasti. Allah berjanji akan mengabulkan siapapun yang memohon kepada Nya.

Friday, April 14, 2017

Menikmati Buku Mencari Senyum Tuhan






Sejak menikah, sudah lama saya tidak punya waktu sendiri yang bebas untuk melakukan apapun dalam waktu yang lama. Ada beberapa moment dimana saya bisa memiliki waktu sendiri tapi biasanya waktunya tak terlalu lama. Maka saat mengikuti rapat kerja di pertengahan bulan April ini, Eza tak diajak dan juga tak (boleh) sekamar dengan suami, justru inilah waktu emas dimana saya bisa punya banyak waktu untuk diri sendiri, terutama untuk membaca dan menulis, merenungi banyak hal yang membutuhkan konsentrasi penuh.

Apalagi saat berangkat raker ini, berangkatnya tak berbarengan dengan teman-teman karena saya dan suami harus piket di asrama untuk mengurus kepulangan siswa kelas XII setelah menyelesaikan Ujian Akhir Nasional. Satu bis disediakan panitia untuk peserta rapat kerja yang masih memiliki tugas di sekolah. Peserta lain berangkat resmi pada pukul 7 pagi sementara kami yang menyusul, berangkat pukul 13.30. Bis susulan ini ternyata kosong, jadi beberapa penumpang memanfaatkannya untuk selonjoran dan bersantai ria di bis. Selama perjalanan di bis, saya sudah siapkan satu buku berjudul Mencari Senyum Tuhan karya Miranda Risang Ayu untuk saya lahap dalam perjalanan menuju Hotel Padjadjaran Bogor.

Buku ini menceritakan kisah perjalanan spiritual penulisnya dan refleksi pengalamannya dalam memaknai kehidupan seorang pencari kebenaran. Dalam pengantarnya, sang penulis mengatakan bahwa, “Ketika seorang muslim menjawab kerinduan ilahiah yang terbit dalam hatinya sebagai panggilan untuk memulai perjalanan mendekatkan diri kepada Allah, Yang Awal dan Yang Akhir, maka perjalanan pun dimulai. Artinya sekali melangkah, tidak ada kata mundur. Jika ia lengah, Allah akan mengingatkan. Jika ia berpaling, Allah akan meluruskan. Jika ia jatuh Allah akan menegakkan. Bagaimana jika si pejalan malah ngambek, lantas tenggelam dalam kekecewaan dan penyesalan yang membuatnya meninggalkan semua amal baik yang telah dilakukannya? Allah akan memecutnya. Ya, tidak menghiburnya dengan lemah lembut lagi, tetapi memecutnya untuk tegak dan berjalan kembali. Niatnya untuk menjadi penempuh telah membuat mata hatinya menyaksikan bahwa Allah sesungguhnya selalu menarik hamba-Nya kembali kepada-Nya, dengan sukarela maupun terpaksa”.

Postingan Favorit