Setelah mengunjungi makam Bung Karno di Blitar, kami
melanjutkan perjalanan ke kampung Coklat, masih di wilayah Blitar. Ternyata
kampung coklat ini luas sekali, berbagai oleh oleh berbahan coklat dan aneka
makanan dan minuman yang langsung bisa disantap di tempat, tentu berbahan utama
coklat, juga bisa ditemui disana. Bahkan ada area terapi ikan bagi yang tak
suka berburu coklat. Eza dan papaya sempat mencoba terapi ikan ini, walau
akhirnya Eza ternyata gak berani. Setelah lelah berkeliling, kami pun
meninggalkan Kota Blitar sekaligus berpamitan pada orang tua siswa yang telah
menyempatkan diri menyambut kami dengan begitu antusias.
Teepat jam lima sore, kami meninggalkan Blitar menuju
Batu Malang untuk menuju tempat penginapan. Rasanya tubuh ini memang sudah tak
sabar untuk ketemu si kasur untuk sekedar berleha leha dan beristirahat setelah
berlelah ria di perjalanan selama 2 hari. Beruntung, tempat penginapan kami
sangat luas dan nyaman bagi keluarga besar kami. Rumah besar dua tingkat yang
memiliki 9 kamar ini adalah rekomendasi seorang alumni asal Malang, yang
lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan tempat wisata di Batu,
Malang. Dengan uang sewa satu juta per malam, kami tak menyesal menghabiskan
uang dua juta untuk bermalam dua hari di tempat ini. Sangat nyaman dan
memuaskan.