Thursday, February 4, 2016

Saat (Terpaksa) Harus Meruqyah


Akhir akhir ini, fenomena Ruqyah menjamur dimana mana. Istilah kesurupan, kemasukan jin dan lain-lain memang bukan kali ini saja terjadi, dari zaman dahulu kala pun sudah sering terjadi. Hanya saja cara mengobati yang terkena gangguan jin, makin kesini makin bagus penanganannya. Saya sebenarnya antara percaya tak percaya dengan fenomena ini. Dulu saat bibi saya sering menceritakan hal ini sambil menyodorkan bukti bukti, seperti kiriman rambut dan telur, saya tetap tak percaya. Tapi seiring waktu berjalan, ada beberapa kejadian yang terjadi di depan mata, yang akhirnya membuat saya tak bisa menafikan bahwa fenomena ini memang ada dan banyak terjadi.

Beberapa tahun yang lalu, saat saya menjadi wali asrama kelas X di tempat saya mengajar, ada seorang siswi yang terkena gangguan jin. Siswi ini memang memiliki masalah yang cukup berat di keluarganya. Saat kondisi mentalnya lemah, jin pun masuk dan mengganggu nya. Pernah saya bawa ke kamar saya untuk diruqyah oleh teman saya. Saat disuruh wudhu ke kamar mandi, itu tak bisa, gayungnya terjatuh terus dan dia bilang panas panas. Dan memang saat proses ruqyah berlangsung, reaksinya terlihat keras dan sepertinya itu memang bukan dia yang saya kenal. Akhirnya dengan berbagai alasan, siswi ini pun mengundurkan diri dan tak sanggup meneruskan pendidikannya di sekolah kami.

Wednesday, February 3, 2016

Insiden Saat akan Menonton Film Ketika Mas Gagah Pergi


Sebenarnya keinginan menonton film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) ini sudah lama. Tapi berbagai kesibukan akhirnya berhasil menjadi kambing hitam, hingga saat teman saya browse tentang jadwal tayang film ini di Tangerang, ternyata hanya ada di satu tempat yaitu di AEON Mall. Rencana pun disusun, dan pada hari inilah kami merencanakan untuk menonton film ini. Sebenarnya saya tidak terlalu ngebet banget pengen menonton film ini, tapi karena demi solidaritas untuk meramaikan film bernuansa islam, dan karena ada temennya juga, maka jadilah hari ini saya habiskan waktu sekian jam untuk menonton film ini.

Jadwal tayang tercepat adalah pukul 12.45, tapi saya dan teman berangkat pukul 11 siang, walau lokasi mall nya tak jauh dari tempat kerja saya, tapi untuk mengantisipasi berbagai hal, kami pun berangkat dengan mampir dulu ke sebuah tempat di kawasan dekat ITC BSD.
Pada lampu merah di perempatan Giant Jerman Center, saya sudah merasakan kejanggalan dengan pakaian dan motor saya. Celana kulot saya yang agak lebar, sepertinya nyangkut di motor saya. Ini saya rasakan saat menancap gas untuk maju, tidak senyaman biasanya. Ada yang tertahan dan tak selancar biasanya.

Friday, January 29, 2016

Resensi Buku : Faith and The City


Judul Buku           : Faith and The City
Penulis                 : Hanum Salsabiela Rais & Rangga Almahendra
Penerbit               : PT Gramedis
Tahun Terbit       : 2015
Jumlah Halaman  : 224

Buku ini merupakan lanjutan kisah menarik Hanum dan Rangga selama menjelajah bumi Amerika. Dalam buku sebelumnya, Bulan Terbelah di Langit Amerika, diceritakan bahwa Hanum dan Rangga ditakdirkan bersama untuk mengemban tugas dari atasannya masing masing untuk mengerjakan sebuah misi yang berbeda di Amerika. Hanum diminta mewawancarai beberapa narasumber pasca tragedi WTC 9-11 dan menjawab “would the world be better without Islam?”  dalam sebuah tulisan. Sementara Rangga, ditugaskan dosennya Profesor Reinhard untuk mengundang Philipus Brown memberikan kuliah akademis di kampusnya di Austria.

Postingan Favorit