Thursday, September 28, 2023

TRAVELLING SPIRITUAL AL ZAYYAN, DAY 2: KENCAN DI JEDDAH


Ini adalah momen romantis kami pergi berduaan dalam jangka waktu sangat lama, meninggalkan anak, jadi setiap momennya benar benar diabadikan dengan penuh cinta huhuy. Akhirnya setelah delayed selama kurang lebih 3 jam, kami pun melanjutkan penerbangan Saudia nomor SV837 dari Singapura menuju Jeddah, diperkirakan akan tiba di Jeddah pukul 23.25. Di pesawat ini, saya memesan menu ikan, pas banget emang lagi laper, nih penampakan menu pesawat Saudia dari Singapura menuju Jeddah.


Setelah makan, tentu saja acara selanjutnya adalah bocan ya alias bobo cantik hehe. Kami pun tiba di Jeddah pukul 23.25. Seharusnya tiba di Jeddah, kami hanya transit sebentar dan langsung melanjutkan penerbangan menuju Amman Yordania. Tapi ternyata disinilah dramanya dimulai. Untuk pesawat selevel Saudia saja, ternyata masih kurang koordinasi haha. Kan seharusnya mereka tahu ya, kami delayed dari Singapura, otomatis lah penerbangan menuju Amman juga akan ditunda dan akan menunggu kami gitu loh seharusnya, ternyata tidak sodara sodara. Setibanya kami di Jeddah, kami ditinggal loh sama si Saudia ini, dan penerbangan kami menuju Amman sudah berlalu. Kaget dong kami, trus kami dikasih lah tiket baru, kirain mah paling juga bedanya dua atau 3 jam, ternyata adad lagi penerbangan menuju Amman pukul 5 sore loh, waw betapa kagetnya dong semua penumpang, yang ternyata bukan rombongan kami saja. Trus gimana dongg ?

yuk ikuti terus kisahnya, nih bukti tiket barunya kalau kami berangkat jam 6 sore. Coba ituh, kita disuruh nunggu dari jam 12 malam, baru terbang lagi jam 6 sore. Tapi tak ada pilihan lain kan selain menerima. Mau diapain lagi dong...


Nah sebagai penumpang, kita harus faham nih hak kita sebagai penumpang, kalau delayed berapa jam kita harus mendapatkan apa. Karena kita delayed lebih dari 18 jam dan kita ga boleh keluar dari bandara, maka kita pun diberikan fasilitas hotel transit di Jeddah. Lumayan lah hikmahnya bisa istirahat dengan nyaman di hotel. Kami sudah diingatkan untuk bawa satu paket baju ganti sebagai persiapan kalau ada apa apa. Ternyata baju ganti ini sangat bermanfaat untuk bisa lebih fresh lagi, karena kita traansit, jadi kita ga ketemu nih dengan koper kita yang ada di bagasi, kita hanya membawa barang yang kita bawa di kabin saja.

Dan beginilah suasana kami saat menunggu informasi kamar hotel transit kita di Jeddah. Kasian ya, nasibnya kaya pengungsi yang terdampar gitu haha, tapi seru seru aja sih setelah dijalani mah. Walaupun pas mengalaminya disana mah, penuh kekesalan yes sama pihak Saudia yang membuat kami delayed 2 kali dan sangat lama, sehingga mengganggu schedule yang sudah disusun. Begitulah bedanya skenario Allah dengan skenario manusia. 


Setelah beristirahat satu malam, kami diberitahu bahwa kami juga akan mendapat fasilitas makan pagi dan makan siang yang akan diantar ke kamar kamar. Makan pagi sudah kami terima sekitar pukul 6.30 pagi dengan menu yang begini nih, tanpa nasi. Tau sendiri lah ya, perut Indonesia kalau belum bertemu nasi kayanya ga afdhol gitu


Pada saat makan pagi inilah, akhirnya saya beritahu suami tentang kabar menyedihkan terkait visa suami ke Israel yang ditolak, dan otomatis suami ga bisa ziarah ke Masjid Aqsho, padahal tempat ini juga adalah tempat idaman suami untuk dikunjungi. Tapi ternyata Allah belum menakdirkan suami bisa kesana. Untungnya si kangmas ini baik hati dan tidak sombong, sangat bisa menerima kondisi ini, tidak mengeluh dan berbaik sangka saja dengan skenario Allah.

Setelah ngobrol panjang lebar sambil sarapan, saya dan suami pun memutuskan untuk jalan jalan di area bandara Jeddah, pengennya mah bisa ketemu restauran yang menyediakan nasi gitu, tapi ternyata, setelah muter muter ke Al Baik, Mc D, dan lain lain, ga ada euy restaurant yang ready dengan menu nasi, rata rata menu nya burger dan kentang, ah kurang nendang yes buat rakyat melata macam kami mah yang harus ketemu nasi setiap saat. Akhirnya kami ganti lah menu nya dengan foto foto, haha apa sih ga nyambung... 









Alhamdulillah disuruh banyak kencan berdua ini mah, jadi tinggal dinikmati aja. Itulah mengapa hari kedua hari Ahad tanggal 17 September ini kami beri judul kencan di Jeddah karena sebagian besar waktu di hari kedua ini, kami ga bisa keluar dari area bandara Jeddah.

Drama berikutnya adalah saat makan siang, ditunggu dari jam 12 siang ga ada terus, perut kami mulai pada protes, dari pagi ga diisi nasi, tentu saja perut kami merindukan nasi, jadi saat setengah 2 siang, perut kami belum terisi, meronta ronta lah judulnya kan yes... Dan saat makanan tiba jam 2 lebih, wah itu seperti air yang datang saat kehausan, pas banget, dan tebak dong menunya, yes nasi sodara sodara, beginilah penampakannya. Ini adalah makanan terlezat yang ada di dunia , karena datang saat kelaparan, dan menunya sesuai banget dengan yg diinginkan, Ya Allah terimakasih atas karunia Mu tak terhingga...


Menu segitu, habis ga sampai 5 menit haha saking lapernya dan saking senengnya ketemu nasi. Nikmat dan lezaat banget deh judulnya, alhamdulillah... Setelah itu kami pun bersiap siap menuju gate keberangkatan, karena masih dalam area dalam bandara, dan kami sudah memegang boarding pass, jadi ga terlalu jauh lah menuju gate nya.

Akhirnya pada pukul 6 sore, kami pun terbang menuju Amman. Berikut adalah boarding pass tiket kami


.Padahal ya, perjalanan Jeddah ke Amman itu hanya 2 jam, tapi drama menunggu nya hampir 18 jam. Hikmahnya bagi saya mah bisa ngobrol lebih dalam untuk memberitahu suami bahwa visanya ditolak untuk masuk ke wilayah Israel Palestina, dan otomatis nanti kami akan terpisah 2 malam, suami tetap di Yordania, saya dan rombongan akan ke Masjid Aqsho.

Setibanya di Yordan, ada drama kembali yang harus saya dan suami alami, yaitu hancurnya koper kami yang sangat mengkhawatirkan. Untungnya kami diingatkan pihak travel bahwa kami harus mendokumentasikan koper yang akan dibawa ke bagasi dan bawaan kami di kabin, sebagai antisipasi jika terjadi hal yang tak diinginkan, dan ternyata baru terasa hikmahnya saat kejadian itu terjadi pada kami. Beginilah penampakan koper kami sebelum hancur...before nya...


dan beginilah kondisi kopernya setibanya di Amman Yordania. Hancur lebur sodara sodara, dan masih untung sih, isinya ga "bucat" haha alias ga keluar semua itu isinya. Masih ada untungnya lah



Pelajaran berikutnya setelah mengalami kejadian ini adalah, kami harus belajar bagaimana cara mengklaim bagasi yang rusak. Akhirnya ditemani Tour Leader yang baik hati dan terampil mas Budi, kami pun mengikuti prosedur yang ditentukan, diantaranya mengisi form yang berisi nomor pasport, tiket boarding pass, nomor bagasi, harga saat pembelian, sudah berapa lama dipakai dan lain-lain. Nah jadi keingetan, belum cek email untuk ngecek apakah klaim bagasi ini sudah ada atau belum, setelah ini deh langsung cus cek email.

Masya Allah ya perjalanan bareng para tour leader ini, benar-benar diberikan pelajaran langsung, kasus yang riil terjadi, bagaimana kalau delayed, harus faham hak sebagai penumpang, aturan hotel transit, sampai dengan kejadian koper bancur, Paket lengkap deh pelajaran pada trip kali ini.

Alhamdulillah jam 8 malam kami tiba di Yordania, langsung makan malam di hotel. Untungnya ada nasi di hotel nya, dan disinilah kami bertemu suhu kami dalam belajar tentang Aqsho ini yaitu Mba Butet... mana fotonya ya, nantikan lah di cerita berikutnya ya...

ditulis di Serpong

Kamis, 280923.23.05

1 comment:

  1. Mantap bu ceritanya, banyak informasinya...lanjutkan๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    ReplyDelete

Postingan Favorit