Monday, October 2, 2017

Tahajud yang Dikalahkan Kelelahan



Hari Ahad kemarin, saya menikmati sekali waktu libur saya. Pagi-pagi, saya dilulur dengan memanggil tukang pijit yang juga bisa luluran. Setelah itu lanjut jalan-jalan ma Eza dan suami ke Pameran Puspitek, lanjut ke ITC. Dhuhur sudah tiba lagi di rumah. Shalat dhuhurnya saya lakukan berjamaah ma suami di rumah, karena tiba di rumah, setelah jamaah shalat berjamaah di masjid bubar.

Siangnya, sahabat lama saya yang sedang menengok anaknya di pesantren di Parung, main ke rumah. Kami ngobrol bersama, makan bareng, hingga waktu ashar tiba. Karena melayani tamu, shalat ashar saya lakukan di rumah, sesaat setelah sahabat saya pamitan pulang, berjamaah dengan mba pengasuh. Ngobrol ngalor ngidul dengan sahabat saya ini, membuat saya sadar lagi, ada banyak hal yang harus lebih saya syukuri dibanding saya keluhkan.

Shalat magrib, Isya dan Shubuh, lebih mudah saya lakukan di masjid, karena bertepatan dengan jam kerja saya. Hanya saja, saya tak sempat untuk shalat tahajud. Eza bangun jam 2, minta minum dan menanyakan papanya. Jam 4 saya juga bangun mendengar murattal nyala di masjid, tapi saya malah tidur lagi. Menyesal sekali saat terbangun kembali, sudah adzan shubuh.


Saat sudah berniat untuk rutin dan konsisten ibadah, sebenarnya Allah sering membantu saya untuk menunaikannya. Tapi saya sering mengabaikan tanda pertolongan dari Allah ini. Masih lebih sering beralasan, “Kan saya lelah”, padahal aktivitas saya belum sebanyak dan sehebat para ulama, masih kalah jauuh. Ternyata memang tidak mudah untuk konsisten ibadah 40 hari ini. Di hari ke-20 saya gagal shalat berjamaah 5 waktu, di hari ke-22 ini dan pernah juga hari sebelumnya, gagal tahajud. Kelelahan masih menjadi alasan primadona yang sering mengalahkan keteguhan niat. Bagaimana saya mau berhasil dengan program hamil ini ya kalau saya tidak bisa konsisten menjalankan program ibadah 40 hari ini.

Tetapi saya akan tetap melanjutkan program ini, saya tetap akan meneruskan perjuangan mendirikan shalat berjamaah, konsisten dengan ibadah sunnah dan tadarus. Saya hanya berjuang dan berjuang. Biarkan saja Allah yang menentukan hasilnya. Saya menikmati proses menjalani program 40 hari ini. Tertatih tatih memang, sering gagal bahkan, tapi saya sadar bahwa saya tak boleh berhenti. Saya tetap harus memantaskan diri, tak berhenti berjuang, dan tetap meminta pertolongan Allah untuk memudahkan dan melancarkan segala urusan saya. Aamiin

Semoga Bermanfaat

Senin, 021017.13.30
#ProgramHamil40HariEpisode3#Hari22

#odopfor99days#sesi3#day32

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit