Bagi pecinta
sejarah, pasti tak asing lagi dengan Arc de Triamphe yang berada di kota Paris.
Syukurlah saya sempat menginjakkan kaki di tempat ini pada awal bulan Juli 2012.
Saat saya dan lima orang lainnya berkunjung ke Paris, suasana gegap gempita
piala dunia sangat terasa, terutama di waktu malam. Untunglah saat kami
mengunjungi Arc de Triamphe ini di siang hari, tak seramai di malam hari
seperti saat kami pergi ke Eiffel.
Arc de
Triamphe, yang dalam Bahasa Indonesia diartikan Gapura Kemenangan, adalah
sebuah monument yang menjadi mascot dan kebanggaan kota Paris. Letaknya di
bukit Chaillot dan merupakan titk pertama dan terakhir dari jalan yang sangat
terkenal, yaitu Champs de Ellysee di kota yang sama, Paris.
Monument ini melambangkan kemenangan
Perancis. Monumen ini mulai direncanakan sejak tahun 1806 oleh Napoleon Bonaparte,
setelah kemenangannya di peperangan Austerlitz. Proses konstruksi dan
pondasinya sebagai dasar menumen ini memakan waktu selama 2 tahun.
Arsitek monument ini adalah Jean Chalgrin,
tetapi dia meninggal tahun 1811, dan pengerjaannya dilanjutkan oleh Jean
Nicolas Huyot. Tinggi monument ini adalah 51 meter dan lebarnya 45 meter. Arc
de Triumph merupakan ‘pintu gerbang’ kota Paris, selain sebagai tempat
berziarah, juga terdapat peletakan karangan bunga. Monumen ini merupakan konsep
dari Napoleon Bonaparte untuk mengenang jasa2 tentara Perancis.
Setiap peringatan Hari Gencatan Senjata (11
November) Presiden Prancis meletakkan karangan bunga di monument ini. Pada
tanggal 14 Juli - Hari Nasional Perancis (disebut sebagai Bastille Day di
mana-mana kecuali di Perancis) - sebuah parade militer menyusuri Champs Elysees
dimulai di sini. Untuk acara-acara penting kenegaraan, dan hari libur nasional,
bendera Prancis dibentangkan di langit-langit berkubah dari Arc de Triomphe.
Ternyata
Arc de
Triamphe
tak hanya terdapat di Paris, tapi sekarang ada juga di Indonesia, tepatnya di
Kediri. Arc de Triomphe ala Indonesia ini bernama Monumen Simpang Lima Gumul. Tak
perlu jauh-jauh ke Paris untuk menikmati monument Arc de Triamphe ini, cukup
kita datang ke Kediri, kita sudah dapat merasakan nuansa “Paris”, walaupun saya
belum pernah mengunjungi yang di Kediri ini.
Monumen
setinggi 28 meter ini berdiri tepat di tengah di tengah–tengah persimpangan
Lima Gumul, Kediri, Jatim. Adanya monumen ini dijadikan sebagai titik
pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul. yaitu merupakan
persimpangan lima akses jalan ke wilayah Kediri. Arah selatan ke Wates/Gunung
Kelud, Timur Ke Gurah, Utara ke pagu, Timur laut ke Pare, dan arat Barat ke
Kota Kediri.
Desain
dan arsitektur Monumen Simpang Lima Gumul hampir menyerupai Arc de Triomphe,
Paris. Namun, ornamennya menonjolkan seni budaya Kabupaten Kediri. Di beberapa
sisi monumen ini terpahat relief–relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian
dan kebudayaan yang ada sekarang, seperti dijelaskan dalam situs Pemerintah
Kabupaten Kediri.
Monumen
yang semakin cantik saat malam hari ini, memiliki luas 804 meter persegi dan
tinggi 25 meter. Nah, luas dan tingginya ternyata disesuaikan dengan tanggal,
bulan, dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, yaitu 25 Maret 804 Masehi. Monumen
ini, pembangunannya di gagas Bupati Kediri, Bapak Sutrisno.
Wassalam
Eva Novita Ungu
Eva Novita Ungu
Rabu,
14 Mei 2014
Belajar
sejarah tentang tempat yang kita kunjungi itu seru lho …
No comments:
Post a Comment