Wednesday, May 14, 2014

Arc de Triamphe di Paris (dan Indonesia?)



Bagi pecinta sejarah, pasti tak asing lagi dengan Arc de Triamphe yang berada di kota Paris. Syukurlah saya sempat menginjakkan kaki di tempat ini pada awal bulan Juli 2012. Saat saya dan lima orang lainnya berkunjung ke Paris, suasana gegap gempita piala dunia sangat terasa, terutama di waktu malam. Untunglah saat kami mengunjungi Arc de Triamphe ini di siang hari, tak seramai di malam hari seperti saat kami pergi ke Eiffel. 

Arc de Triamphe, yang dalam Bahasa Indonesia diartikan Gapura Kemenangan, adalah sebuah monument yang menjadi mascot dan kebanggaan kota Paris. Letaknya di bukit Chaillot dan merupakan titk pertama dan terakhir dari jalan yang sangat terkenal, yaitu Champs de Ellysee di kota yang sama, Paris.



Monument ini melambangkan  kemenangan Perancis. Monumen ini mulai direncanakan sejak tahun 1806 oleh Napoleon Bonaparte, setelah kemenangannya di peperangan Austerlitz. Proses konstruksi dan pondasinya sebagai dasar menumen ini memakan waktu selama 2 tahun.

Arsitek monument ini adalah Jean Chalgrin, tetapi dia meninggal tahun 1811, dan pengerjaannya dilanjutkan oleh Jean Nicolas Huyot. Tinggi monument ini adalah 51 meter dan lebarnya 45 meter. Arc de Triumph merupakan ‘pintu gerbang’ kota Paris, selain sebagai tempat berziarah, juga terdapat peletakan karangan bunga. Monumen ini merupakan konsep dari Napoleon Bonaparte untuk mengenang jasa2 tentara Perancis.

Setiap peringatan Hari Gencatan Senjata (11 November) Presiden Prancis meletakkan karangan bunga di monument ini. Pada tanggal 14 Juli - Hari Nasional Perancis (disebut sebagai Bastille Day di mana-mana kecuali di Perancis) - sebuah parade militer menyusuri Champs Elysees dimulai di sini. Untuk acara-acara penting kenegaraan, dan hari libur nasional, bendera Prancis dibentangkan di langit-langit berkubah dari Arc de Triomphe.

Ternyata Arc de Triamphe tak hanya terdapat di Paris, tapi sekarang ada juga di Indonesia, tepatnya di Kediri. Arc de Triomphe ala Indonesia ini bernama Monumen Simpang Lima Gumul. Tak perlu jauh-jauh ke Paris untuk menikmati monument Arc de Triamphe ini, cukup kita datang ke Kediri, kita sudah dapat merasakan nuansa “Paris”, walaupun saya belum pernah mengunjungi yang di Kediri ini.

Monumen setinggi 28 meter ini berdiri tepat di tengah di tengah–tengah persimpangan Lima Gumul, Kediri, Jatim. Adanya monumen ini dijadikan sebagai titik pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul. yaitu merupakan persimpangan lima akses jalan ke wilayah Kediri. Arah selatan ke Wates/Gunung Kelud, Timur Ke Gurah, Utara ke pagu, Timur laut ke Pare, dan arat Barat ke Kota Kediri.

Desain dan arsitektur Monumen Simpang Lima Gumul hampir menyerupai Arc de Triomphe, Paris. Namun, ornamennya menonjolkan seni budaya Kabupaten Kediri. Di beberapa sisi monumen ini terpahat relief–relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada sekarang, seperti dijelaskan dalam situs Pemerintah Kabupaten Kediri.

Monumen yang semakin cantik saat malam hari ini, memiliki luas 804 meter persegi dan tinggi 25 meter. Nah, luas dan tingginya ternyata disesuaikan dengan tanggal, bulan, dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, yaitu 25 Maret 804 Masehi. Monumen ini, pembangunannya di gagas Bupati Kediri, Bapak Sutrisno.

Wassalam
Eva  Novita Ungu
Rabu, 14 Mei 2014
Belajar sejarah tentang tempat yang kita kunjungi itu seru lho …

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit