Tuesday, December 10, 2013

Misteri Piramida Giza di Mesir




Jika kita berkunjung ke Mesir, tempat yang wajib dikunjungi karena menjadi icon Mesir adalah Piramida Giza yang terletak di jantung kota Kairo. Berbagai perdebatan muncul terkait dengan sejarah pembangunan piramida Giza ini. Apalagi akhir akhir ini, tepatnya sekitar bulan Oktober lalu, ramai pula diberitakan bahwa di Indonesia, ditemukan situs Megalitikum Gunung Padang yang terdapat di kawasan Cianjur, Jawa Barat,  yang umurnya diperkirakan jauh lebih tua daripada piramida mesir. Jika Piramida Giza di Mesir diperkirakan dibangun 2550 tahun Sebelum Masehi, maka situs Gunung Padang di Cianjur ini, diprediksi dibangun 10.000 tahun Sebelum Masehi.

Pada hari Senin pagi, 17 Januari 2011 saya berkesempatan mengunjungi Piramida Giza ini di  sela-sela waktu belajar saya disana. Bersama 2 orang teman yang setia menjadi guide saya selama sebulan di Mesir, saya menyengajakan diri berkunjung ke tempat khas Mesir ini. Saat itu, Mesir sedang dalam suasana musim dingin, maka tumpukan kabut terlihat menutupi area Piramida Giza ini. Saat kami kesana, belum banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat ini, mungkin karena masih pagi, sehingga area piramida ini, belum dibuka, ternyata kami baru sadar bahwa kami terlalu pagi nyampe lokasi ini. Tentu ini juga bukan tanpa alasan, karena memang rencananya hari ini, ada beberapa tempat wisata yang akan dikunjungi, jadi kami memutuskan memulai perjalanan ini di pagi hari. Piramida Giza adalah menjadi tujuan pertama kami karena tempat ini mengandung nilai historis tinggi. Mari kita ulas sejarah piramida ini.


Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya. Bangunan piramida dikenal sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan), selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman dulu sebagai persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta.
Piramida Giza atau piramida agung yang terbentang di hamparan padang pasir itu terdiri atas 3 Piramida besar plus satu buah Sphinx. Ketiga piramid itu adalah Khufu (Cheops), Khafre (Rakhaef/Chephren) dan Menkaure (Mycerinus) ditambah tiga piramida kecil. Masing masing dari piramid Cheops Chepren dan Mycerinus memiliki kesamaan Interior. Ada ruang raja, ruang ratu, dan pintu terowongan (yang berdiameter satu seperempat meter dengan panjang 40 meter). Konon, butuh waktu lebih dari 80 tahun untuk membangun tiga piramida Giza ini.

Beragam analisis pun bermunculan terkait digunakannya konstruksi piramida. Ada yang menyebutnya sebagai bangunan warisan UFO dengan alasan terdapat bangunan mirip piramida ditemukan di Mars yang berada satu lintang derajat yang sama dengan lintang derajat di Bumi, ada pula yang mengatakan peninggalan peradaban Atlantis dan sebagian lagi mengatakan bahwa konstruksi piramida digunakan dengan alasan bahwa pada peradaban lampau, manusia mengalami kesulitan untuk membuat konstruksi kubah. Oleh karena itu digunakanlah konstruksi piramida untuk mempermudah. Konstruksi kubah sendiri baru digunakan pada masa Romawi dengan konstruksi pelengkung pada bangunan betonnya dan Romawi Timur.


Dan, bagaimanakah proyek piramida raksasa itu dibangun, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta-2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.

Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada saat keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah mempertanyakan “Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya?”

Belum lagi tentang Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan. Tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerajaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Sphinx ini diyakini merupakan kepala Cheops yang melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut laksana manusia.

Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi. Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, ini merupakan produk seni yang tekniknya rumit.

Terdapat lebih dari 100 piramida di Mesir yang dibangun untuk firaun yang berbeda-beda. Kebanyakan piramida terdiri atas kompleks utama yang dikelilingi oleh halaman, sebuah kamar dimana mumi firaun disemayamkan, dan sebuah piramida kecil sebagai rumah jiwa sang firaun. Beberapa piramida memiliki beberapa piramida kecil di dekatnya, yang diperuntukkan bagi makam anggota keluarga kerajaan. 

Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Tetapi pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan dan pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, lalu dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.

Terdapat alasan mengapa piramida mesir berbentuk piramida. Orang Mesir kuno percaya firaun menuju alam akhirat melalui perantara sinar matahari. Sinar matahari yang digunakan firaun dilambangkan dengan bentuk piramida. Bentuk piramida juga menjadi monumen untuk Re atau Dewa Matahari yang diyakini menciptakan semua kehidupan. Lokasi piramida juga penting. Piramida harus berada di bawah bintang yang dianggap paling penting. Kebanyakan piramida dibangun di tepi barat Sungai Nil karena matahari dianggap “mati” (tenggelam) di barat setiap harinya.

Pada akhir tahun 2006, koran harian terkenal Amerika Serikat, Times memuat satu artikel ilmiah yang menyebutkan bahwa Piramida yang berada di Mesir dibuat dengan tanah liat, lengkapnya adalah tanah liat yang telah dipanaskan sehingga membentuk batuan keras yang sangat sulit dibedakan dengan batu aslinya.

Menurut dua pakar ilmuwan terkenal Gilles Hug (dimuat di koran harian terkenal Amerika NY times), dan Michel Profesor Barsoum, Piramida terbesar yang terletak di Giza dibuat dari dua jenis batuan. Yang pertama adalah batuan alam dan yang kedua adalah batuan yang dibuat secara manual oleh tangan manusia alias olahan tanah liat.

Majalah “Journal of American Ceramic Society” mempublikasikan hasil sebuah penelitian bahwa Firaun memakai tanah yang berjenis Slurry untuk membangun Piramida Giza sedangkan pada dasar Piramida, pekerja Firaun lebih memilih untuk menggunakan batuan alam.

Peneliti lainnya, Profesor Davidovits mengambil sampel dari beberapa batuan yang ia dapatkan di Piramida Giza  mesir kemudian ia menganalisanya menggunakan Mikroskop elektron tercanggihnya, dan ia menemukan bahwa batuan tersebut terbuat dari lumpur (tanah liat) yang dikeraskan (dengan dibakar pastinya utk jadi batu keras).

Seorang ilmuwan yang berasal dari Belgia yang bernama Guy Demortier juga pernah melakukan riset dan studi intensif mengenai jenis batuan yang dipakai untuk membangun piramid mesir dan Ia pun akhirnya berkata bahwa setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi jangka panjang, akhirnya ia yakin bahwa Piramida Giza mesir terbuat dari tanah liat.

Ternyata, al-Qur’an yang diturunkan 1400 tahun yang lalu sudah memiliki jawabannya padahal saat itu belum ada teknologi modern seperti yang digunakan oleh para ilmuwan saat ini untuk meneliti kandungan bebatuan Piramida Giza dan batuan di sekitarnya. Mari kita lihat ayat al-Qur’an yang mengungkapkan hal tersebut:

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ

Dan berkata Firaun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta". (QS. al-Qashash: 38)

Subhanallah..! al-Qur’an sudah mengungkap rahasia tersebut sejak 14 abad yang lalu, bukan para Ilmuwan Amerika atau Perancis dahulu yang menemukannya. Inilah salah satu keajaiban al-Qur’an yang dibuktikan oleh sains modern.

Dari berbagai sumber

Semoga bermanfaat.

Wassalam
Eva  Novita Ungu
Selasa 10 Desember 2013 (yang seharusnya untuk Rabu, 11 Desember 2013, Alhamdulillah lebih cepat dari deadline seharusnya, jarang-jarang nich)
Makin yakin dan kagum dengan kebenaran ayat-ayat al-Qur’an …

2 comments:

  1. Pada jaman itu, manusia kan lebih tinggi dan kuat dari sekarang ya? dan teknologi mereka sudah sangat maju sehingga menjadi takabur. Karena itulah mereka dimusnahkan bersama teknologinya agar manusia sekarang mau berfikir.

    ReplyDelete

Postingan Favorit