Jika kita berkunjung ke Mesir,
tempat yang wajib dikunjungi karena menjadi icon Mesir adalah Piramida Giza
yang terletak di jantung kota Kairo. Berbagai perdebatan muncul terkait dengan
sejarah pembangunan piramida Giza ini. Apalagi akhir akhir ini, tepatnya
sekitar bulan Oktober lalu, ramai pula diberitakan bahwa di Indonesia, ditemukan
situs
Megalitikum Gunung Padang yang terdapat di kawasan Cianjur, Jawa Barat, yang umurnya diperkirakan jauh lebih tua
daripada piramida mesir. Jika Piramida Giza di Mesir diperkirakan dibangun 2550
tahun Sebelum Masehi, maka situs Gunung Padang di Cianjur ini, diprediksi
dibangun 10.000 tahun Sebelum Masehi.
Pada hari Senin pagi, 17 Januari
2011 saya berkesempatan mengunjungi Piramida Giza ini di sela-sela waktu belajar saya disana. Bersama 2
orang teman yang setia menjadi guide saya selama sebulan di Mesir, saya
menyengajakan diri berkunjung ke tempat khas Mesir ini. Saat itu, Mesir sedang
dalam suasana musim dingin, maka tumpukan kabut terlihat menutupi area Piramida
Giza ini. Saat kami kesana, belum banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat
ini, mungkin karena masih pagi, sehingga area piramida ini, belum dibuka,
ternyata kami baru sadar bahwa kami terlalu pagi nyampe lokasi ini. Tentu ini
juga bukan tanpa alasan, karena memang rencananya hari ini, ada beberapa tempat
wisata yang akan dikunjungi, jadi kami memutuskan memulai perjalanan ini di
pagi hari. Piramida Giza adalah menjadi tujuan pertama kami karena tempat ini mengandung
nilai historis tinggi. Mari kita ulas sejarah piramida ini.
Piramid atau piramida adalah konstruksi bangunan yang sudah digunakan sejak lama oleh bangsa Mesir kuno maupun bangsa Maya. Bangunan piramida dikenal sebagai makam raja-raja masa dahulu serta sarana ibadah (pemujaan), selain ada dugaan sebagai tempat penimbunan (gudang) pangan sejak zaman dulu sebagai persiapan menghadapi musim paceklik ataupun tempat penyimpanan harta.
Piramida Giza atau piramida agung yang
terbentang di hamparan padang pasir itu terdiri atas
3 Piramida besar plus satu buah Sphinx.
Ketiga piramid itu adalah Khufu (Cheops),
Khafre (Rakhaef/Chephren) dan Menkaure (Mycerinus)
ditambah tiga piramida kecil. Masing masing dari piramid Cheops Chepren dan
Mycerinus memiliki kesamaan Interior. Ada ruang
raja, ruang ratu, dan pintu terowongan (yang berdiameter satu seperempat meter
dengan panjang 40 meter). Konon, butuh waktu lebih dari 80 tahun untuk membangun
tiga piramida Giza ini.
Dan,
bagaimanakah proyek piramida raksasa itu dibangun, tetap merupakan topik yang
membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan
tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus
berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas. Karena jika ke-4
sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak
mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal.
Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan
sejumlah 2,3 juta-2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton
dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan
dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.
Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada saat keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah mempertanyakan “Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya?”
Belum lagi tentang Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan. Tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerajaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Sphinx ini diyakini merupakan kepala Cheops yang melambangkan watak gagah laksana singa dan kepribadian lembut laksana manusia.
Sphinx yang
bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi. Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, ini merupakan produk seni yang tekniknya rumit.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi. Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, ini merupakan produk seni yang tekniknya rumit.
Terdapat lebih
dari 100 piramida di Mesir yang dibangun untuk firaun yang berbeda-beda. Kebanyakan
piramida terdiri atas kompleks utama yang dikelilingi oleh halaman, sebuah
kamar dimana mumi firaun disemayamkan, dan sebuah piramida kecil sebagai rumah
jiwa sang firaun. Beberapa piramida memiliki beberapa piramida kecil di
dekatnya, yang diperuntukkan bagi makam anggota keluarga kerajaan.
Terdapat alasan
mengapa piramida mesir berbentuk piramida. Orang Mesir kuno percaya firaun
menuju alam akhirat melalui perantara sinar matahari. Sinar matahari yang
digunakan firaun dilambangkan dengan bentuk piramida. Bentuk piramida juga
menjadi monumen untuk Re atau Dewa Matahari yang diyakini menciptakan semua
kehidupan. Lokasi piramida juga penting. Piramida harus berada di bawah bintang
yang dianggap paling penting. Kebanyakan piramida dibangun di tepi barat Sungai
Nil karena matahari dianggap “mati” (tenggelam) di barat setiap harinya.
Pada akhir tahun 2006, koran harian
terkenal Amerika Serikat, Times memuat satu artikel ilmiah yang menyebutkan
bahwa Piramida yang berada di Mesir dibuat dengan tanah liat, lengkapnya
adalah tanah liat yang telah dipanaskan sehingga membentuk batuan keras
yang sangat sulit dibedakan dengan batu aslinya.
Menurut dua pakar ilmuwan terkenal Gilles
Hug (dimuat di koran harian terkenal Amerika NY times), dan Michel Profesor
Barsoum, Piramida terbesar yang terletak di Giza dibuat dari dua jenis
batuan. Yang pertama adalah batuan alam dan yang kedua adalah batuan yang
dibuat secara manual oleh tangan manusia alias olahan tanah liat.
Majalah “Journal of American
Ceramic Society” mempublikasikan hasil sebuah penelitian bahwa Firaun memakai
tanah yang berjenis Slurry untuk membangun Piramida Giza sedangkan pada
dasar Piramida, pekerja Firaun lebih memilih untuk menggunakan batuan alam.
Peneliti lainnya, Profesor
Davidovits mengambil sampel dari beberapa batuan yang ia dapatkan di Piramida
Giza mesir kemudian ia menganalisanya menggunakan Mikroskop elektron
tercanggihnya, dan ia menemukan bahwa batuan tersebut terbuat dari lumpur
(tanah liat) yang dikeraskan (dengan dibakar pastinya utk jadi batu keras).
Seorang ilmuwan yang berasal dari Belgia
yang bernama Guy Demortier juga pernah melakukan riset dan studi intensif
mengenai jenis batuan yang dipakai untuk membangun piramid mesir dan Ia pun
akhirnya berkata bahwa setelah bertahun-tahun melakukan riset dan studi jangka
panjang, akhirnya ia yakin bahwa Piramida Giza mesir terbuat dari tanah
liat.
Ternyata, al-Qur’an yang diturunkan
1400 tahun yang lalu sudah memiliki jawabannya padahal saat itu belum ada
teknologi modern seperti yang digunakan oleh para ilmuwan saat ini untuk
meneliti kandungan bebatuan Piramida Giza dan batuan di sekitarnya. Mari
kita lihat ayat al-Qur’an yang mengungkapkan hal tersebut:
وَقَالَ فِرْعَوْنُ يَا أَيُّهَا الْمَلأ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِنْ
إِلَهٍ غَيْرِي فَأَوْقِدْ لِي يَا هَامَانُ عَلَى الطِّينِ فَاجْعَلْ لِي صَرْحًا
لَعَلِّي أَطَّلِعُ إِلَى إِلَهِ مُوسَى وَإِنِّي لأظُنُّهُ مِنَ الْكَاذِبِينَ
Dan berkata Firaun: "Hai pembesar kaumku, aku
tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah
liat, kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik
melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang
pendusta". (QS. al-Qashash: 38)
Subhanallah..! al-Qur’an sudah
mengungkap rahasia tersebut sejak 14 abad yang lalu, bukan para Ilmuwan Amerika
atau Perancis dahulu yang menemukannya. Inilah salah satu keajaiban al-Qur’an
yang dibuktikan oleh sains modern.
Dari berbagai
sumber
Semoga
bermanfaat.
Wassalam
Eva Novita Ungu
Eva Novita Ungu
Selasa 10
Desember 2013 (yang seharusnya untuk Rabu, 11 Desember 2013, Alhamdulillah lebih
cepat dari deadline seharusnya, jarang-jarang nich)
Makin yakin dan
kagum dengan kebenaran ayat-ayat al-Qur’an …
Pada jaman itu, manusia kan lebih tinggi dan kuat dari sekarang ya? dan teknologi mereka sudah sangat maju sehingga menjadi takabur. Karena itulah mereka dimusnahkan bersama teknologinya agar manusia sekarang mau berfikir.
ReplyDeleteWow... Subhanallah.... ira
ReplyDelete