Wednesday, November 19, 2008

Ketika Remaja Haus Ilmu Agama

KETIKA REMAJA HAUS ILMU AGAMA

Sekolah ini didirikan oleh Pak Habibie, memiliki visi menyeimbangkan IMTAK dan IPTEK. Awalnya, input sekolah ini adalah lulusan pesantren dan MTs yang berprestasi, untuk kemudian dibina dari sisi IPTEK-nya. Saat didirikan tahun 1996, sekolah ini beridentitas SMA. Mulai tahun 2000, identitasnya berubah menjadi MAN (Madrasah Aliyah Negeri), sehingga yang awalnya dibawah diknas, sekarang resmi di bawah naungan Depag. Inputnya pun mulai berkembang, bukan hanya dari pesantren dan Mts, tapi mulai banyak dari lulusan SMP Negeri dan Sekolah Islam lainnya. Kabarnya, tahun depan, Dirjen Depag akan mengembalikan input sekolah ini ke khittahnya semula, yaitu hanya menerima lulusan pesantren dan Mts. Tapi ini masih menjadi bahan perdebatan di beberapa kalangan.
Sesuai dengan visi sekolah ini, maka porsi IMTAK dan IPTEK lebih ditekankan. Tapi, implementasinya di kurikulum, porsi IPTEK dalam hal ini pelajaran-pelajaran exact lebih dominan. Sehingga tuntutan akademis terhadap pelajaran-pelajaran exact, lebih tinggi dibanding pelajaran-pelajaran lain. Siswa siswi disini banyak menghabiskan waktu untuk memenuhi tugas-tugas akademis, sehingga kurang memiliki waktu banyak untuk belajar hal lain.
Untuk meningkatkan sisi IMTAKnya, selain kebiasaan-kebiasaan rutinitas sehari-hari yang ditanamkan seperti shalat berjamaah dan tadarus, dalam seminggu ada 3 malam yang digunakan untuk mengkaji wawasan keagaamaan, dengan durasi 1 jam dari pukul 19.00 sd 20.00. Tapi karena siswa sudah lelah dengan berbagai aktivitas, kadang siswa baru pulang ke asrama pukul 17.30, kajian ini pun menjadi tidak maksimal. Walaupun begitu, tentu bukan berarti program ini harus dihentikan.
Setiap malam Sabtu setelah shalat Isya, saya mengisi kajian di kelas 3 putri. Saat saya mengisi kajian ini beberapa bulan lalu, yang hadir hanya beberapa orang dari yang seharusnya 28 orang. Kelas 3 memang memiliki kesibukan ekstra berkaitan dengan persiapan mereka untuk ujian nasional dan SPMB. Seringkali saya tidak banyak memberikan ilmu kepada mereka, tapi memancing mereka untuk berdiskusi.
Saat itu, saya membawa buku Even Angels Ask atau Bahkan Malaikat pun Bertanya karya Jeffray Lang. Saya ceritakan sebagian isi buku itu, karena ternyata sebagian besar dari mereka belum pernah membaca buku tersebut. Setelah berakhir, ada salah seorang siswi, sebut saja namanya Risa, yang ingin melanjutkan diskusi, kami pun ngobrol dan berdiskusi. Sempat juga dia curhat tentang beberapa hal.
Beberapa minggu kemudian setelah saya melupakan kajian kemaren, tiba- tiba Risa membawa sebuah buku karya Jeffrey Lang yang baru terbit bulan Oktober lalu, yang berjudul “Saya Beriman maka Saya Bertanya”. Risa berniat meminjamkan buku itu kepada saya, setelah dia selesai membacanya, tentu saja dengan penuh semangat saya menerima tawarannya. Lumayan, saya bisa baca buku pinjaman tanpa harus mengeluarkan uang, hehe.
Begitulah jika mereka sudah haus ilmu agama, ketika mereka tidak bisa dapatkan disini, mereka akan mencarinya dengan penuh kesadaran. Dan saya pun kini punya banyak teman diskusi, yaitu murid-murid saya …

Semoga Bermanfaat

Wassalam
20 des 06
Eva Novita
Mengajar sambil Belajar

No comments:

Post a Comment

Postingan Favorit