Monday, March 6, 2017

Bonus Melatih Kemandirian : Pengen Mandi Sendiri



Selama ini fokus saya untuk melatih kemandirian Eza adalah urusan makan dan memakai sepatu. Ternyata bonusnya banyak, alhamdulillah. Kemandirian bersosialisasi dan kemandirian mandi sendiri adalah bonus yang didapat selama proses melatih kemandirian ini berlangsung. Saya memang mencoba memberi kepercayaan penuh pada Eza (3 tahun) untuk sebisa mungkin melakukan sesuatu, yang masih bisa dilakukan sendiri, seperti mengambil air minum, makan, memakai sepatu dan lain lain.

Urusan mandi, sebenarnya tak ada dalam daftar target kemandirian untuk Eza. Rasanya saya masih belum percaya aja Eza akan bersih jika mandi sendiri, masih pengen mandiin, usap usap sabun ke badannya, kayanya episode memandikan ini adalah episode bonding yang asyik buat saya dan Eza untuk mandi bersama. Maka saat kemarin, tiba tiba dia minta mandi sendiri, saya coba biarkan, saya coba kasih tau apa aja yang harus dibersihin. Hasilnya? Tentu tak seideal jika kita yang memandikan, tapi melihat dia senang karena dipercaya untuk bisa mandiri, itu sesuatu banget.

Ternyata beberapa kemandirian ini bisa dilatih secara bersamaan dengan keterampilan lain. Seperti keterampilan untuk memiliki rasa percaya diri, tak dilarang larang, itu saya dapatkan saat saya melatih kemandirian Eza untuk makan sendiri dan memakai sepatu sendiri. Saat mendapat bonus bahwa dia sudah berani bersosialisasi, mau diajak bertemu orang banyak, di sesi pengajian maupun saat shalat berjamaah, itu adalah keterampilan tersendiri yang dapat dibanggakan oleh anak usia 3 tahun.

Sunday, March 5, 2017

Melatih Kemampuan Bersosialisasi Melalui Sholat Berjamaah


Kemarin hari Jumat, Eza bangun sebelum shubuh, saat ditawarkan papanya mau ikut sholat shubuh berjamaah ke masjid atau tidak, dengan semangat 45 Eza langsung bangun, langsung pipis dan saya pun menyiapkan baju koko plus saarung dan peci nya. Rasanya hal yang membahagiakan sekali saat bisa berangkat bareng suami dan anak untuk sholat berjamaah ke masjid. Nikmat dan menentramkan sekali.

Pernah beberapa kali saya mengajak Eza shalat berjamaah ke masjid. Ada beberapa respon positif dan negatif yang saya dan suami terima. Mulai dari teman teman guru, hingga siswa yang protes pun tak sedikit. Pernah saat kami sholat berjamaah, ada siswa yang menyimpan kaca mata dan keinjek sama Eza. Wuah kami minta maaf sama siswa ini, hingga dia berkata agak protes ke suami, “Saya gak melarang sih pa, anak bapa ikut. Tapi kalo sampe merusak kacamata begini, saya keberatan.” Uh rasanya saya dan suami malu banget. Kami menawarkan untuk mengganti kacamata tersebut, tapi ternyata hanya diperbaiki saja. Alhamdulillah.

Ada juga kejadian, saat shalat isya berjamaah, Eza diajak. Saya sholat di pojok kanan, papanya di barisan kedua belakang shaf jamaah laki-laki. Tiba-tiba, saya merasa kayanya Eza buang air besar, wah gawat, karena dia jalan-jalan terus, khawatir nyebar kemana-mana. Setelah beres sholat, saya langsung gendong Eza untuk bersih bersih di toilet masjid. Sambil saya tanya anak putri yang ada di barisan depan, ternyata memang kena karpet. Wah malu sekali saya saat itu, tapi saya ajak mba nya setelah bubar shalat untuk menggulung karpet. Tetap harus bertanggung jawab setelah anak melakukan kesalahan.

Setelah peristiwa itu, papanya melarang saya mengajak Eza ke masjid. Sudah lama sekali ga diajak ke masjid, hingga Jumat kemarin ditawarkan papanya karena sudah bangun sebelum shubuh. Tentu dengan diberi pemahaman dulu bahwa dia tak boleh lagi kencing atau buang air besar di masjid.

Ternyata mengajak anak shalat berjamaah ke masjid itu bukan hal yang mudah. Harus mempersiapkan diri untuk respon negatif dari orang orang yang belum faham perlunya anak dilatih untuk rajin ke masjid. Beberapa masjid memang belum ramah anak. Hal berikutnya juga harus dijelaskan ke anak, tentang adab ke masjid. Sudah dijelaskan pun, harus siap dengan resikonya jika tiba tiba anak kencing atau buang air besar di masjid. Jadi rindu Rasululllah yang tetap ramah pada anak, saat ada anak yang pipis di masjid. Semoga tetap semangat dan tidak menyerah untuk melatih Eza shalat berjamaah di masjid.

Semoga Bermanfaat

Ahad, 050317.06.30
#level2day10
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#FasilBunsay

#odopfor99days#part2#day30

Friday, March 3, 2017

Melatih Kemandirian Bersosialisasi


Saya ingat waktu kecil, kalau di rumah ada tamu itu saya ga suka banget. Merasa terganggu, sulit memulai pembicaraan, merasa tak nyambung dengan obrolan mamah dan tamunya dan lain lain. Akibatnya saya jadi sering menyendiri dan tak suka ngumpul bareng bareng. Paling pas usia SD itu, saya punya beberapa teman dekat saja.

Menjelang SMP, mulailah saya berkenalan dengan lebih banyak teman di pesantren. Di sinilah saya mendapatkan haid pertama, mulai suka dengan lawan jenis, pas liburan jalan jalan ma teman teman. Ternyata untuk bersosialasi itu, butuh teman yang benar benar nyambung dan seringkali untuk saya, yang “seumuran”.

Sejak menikah, suami itu seneng banget ngobrol. Diluar rumah, ia simpan meja dan kursi agar orang senang bertamu. Eza jadi terbiasa ketemu dengan banyak orang, bahkan tiap pagi kalau sudah bangun tidur, ia langsung ke depan rumah, menyapa ART depan rumahnya. Saya sering ajak Eza juga mengikuti forum forum yang diikuti banyak orang seperti pengajian rutin Jumat pagi di kantor kami. Alhamdulillah Eza jadi tidak takut ketemu banyak orang.

Ada beberapa hal yang saya lakukan agar kemampuan bersosialisasi Eza terlatih, diantaranya:
      1.      Beri contoh sering menyapa tetangga sekitar
      2.      Mengajak Eza bermain dengan teman di sekitar rumahnya
      3.      Mengajak Eza menghadiri playdate komunitas parenting
      4.      Mengajak Eza menjenguk temannya, jika ada yang sakit
      5.      Mengajak Eza menghadiri acara pengajian rutin setiap Jumat pagi
      6.      Membiarkan ia main ke rumah temannya, tanpa didampingi
      7.      Mengajarkan dan mencontohkan ucapan salam
      8.      Mengingatkan Eza untuk menelpon nenek kakeknya dan mbahnya di Kudus
      9.      Karena bertetangga dengan orang Mesir, Eza dilatih untuk mengantarkan makanan ke rumah Syaikh, akhirnya malah sering main lama dengan Syaikh di rumahnya. Ga tau juga itu ngapain aja, biasanya minta makanan
      10.  Karena saya dan suami tinggal di rumah dinas sekolah boarding school, jika ada siswa datang ke rumah, Eza seneng banget kalau diminta membukakan pintu dan menanyakan mau ketemu saya atau suami

Foto diatas diambil saat Eza mengamati teman teman saya saat membersihkan kolam ikan. Saya tinggal sebentar ke rumah, membiarkan dia mengamati yang sedang membersihkan kolam ikan, dan saat saya kembali, alhamdulillah dia ga menangis walo di sekitarnya tak ada anak kecil, orang dewasa semua. Semoga Eza jadi terbiasa ketemu banyak orang, berani berekspresi, ga seperti saya dulu yang takut kalo ketemu tamu orang tua atau tak berani bicara depan umum.


Semoga Bermanfaat

Jumat, 030317.16.25
#level2day9
#KuliahBunSayIIP
#MelatihKemandirian
#FasilBunsay

#odopfor99days#part2#day29

Postingan Favorit