Friday, January 27, 2017

Ketika Suami Curhat


Memiliki suami yang baik dan ga neko neko, itu adalah anugerah yang sangat sangat harus disyukuri. Ga pernah marah, jarang melarang, suka mengijinkan kemana pun saya pergi, membebaskan saya pergi dengan teman teman, kadang kadang membuat saya terlena. Karena suami yakin pasti mengijinkan, biasanya saya hanya memberitahu jika saya mau pergi, bukan minta ijin boleh atau tidak.

Ternyata oh ternyata, setelah banyak ngobrol dan menggali lebih dalam, saat suasana nyantai dan kondusif, saya biasanya meminta suami mengeluarkan uneg uneg nya. Waktunya tak tentu, kadang saat menemani Eza main, sehabis sholat berjamaah, saat makan, saat di dalam mobil, setelah melihat suasana mendukung dan bisa agak santai ngobrol, biasanya saya pancing suami curhat tentang saya.

Dan jreng jreng, masih banyak hal yang harus saya perrbaiki. Ternyata saya pergi dengan teman teman itu, tak selamanya diijinkan. Pernah memang saya kebablasan lama pergi dengan teman untuk nonton dan jalan jalan, saya hanya mengabari via wa bahwa saya jalan ma sahabat saya. Lama kejadian itu berlalu, baru terungkap kemarin saat kami ngobrol santai. Saya tanya mengapa baru dibahas sekarang, ga langsung disampaikan dan ternyata oh ternyata karena saya takut naik pitam jika diingatkan langsung. Tau aja kalo wanita sudah marah, para lelaki ga bisa berkutik. Dia memang selalu mencari waktu yang pas untuk bisa ngingetin saya, supaya ga tersinggung, supaya pesannya nyampe dan biar ga dicemberutin katanya haha

Thursday, January 26, 2017

Tantangan Kelas Bunda Sayang (Pengaruh Dongeng)


Setelah lulus matrikulasi batch #1, kami para fasilitator ditantang untuk memfasilitasi lulusan matrikulasi batch #2 menuju kurikulum IIP berikutnya yaitu Bunda Sayang, yang berisi materi pendidikan anak. Kalau kelas matrikulasi hanya 13 bulan, kali ini kelas bunda sayang memakan waktu satu tahun karena tantangannya adalah ilmu yang kita dapatkan harus dipraktekkan melalui tantangan 10 hari. Wow sangat menantang dan memacu adrenalin.



Materi pertama adalah tentang komunikasi produktif. Tantangannya adalah membuat “family forum” untuk mengaplikasikan tentang komunikasi produktif. Sebenarnya mengobrol itu sering dengan suami, tapi memang jarang mendokumentasikannya.

Hari pertama dimulai hari Senin malam kemarin dengan ngobrol berdua bareng suami, anak saya Eza sedang tidak enak badan jelang usianya menuju 3 tahun di tanggal 13 Februari 2017. Kami mengobrol tentang hasil kegiatan Milad IIP ke-5 yaitu di Kampung Dongeng. Saya cerita ke suami, betapa pengaruh dongeng itu sangat besar. Eza menjadi lebih mandiri dan percaya diri dalam melakukan sesuatu seperti gosok gigi sendiri, mandi dan mengambil alat mandi sendiri, dan lain lain. Suami pun mendengarkan dengan antusias. Ngobrol dengan suami dengan suasana santai, ternyata sangat membahagiakan...

Pada hari Ahad tanggal 22 Januari 2017, Eza mengikuti acara milad IIP di Kampung Dongeng. Acara mendongeng bareng Ka Awam, menjadi hal yang menyenangkan bagi Eza dan teman temannya yang mengikuti acara tersebut. kami, para orang tua pun menjadi belajar seni  mendongeng, yang bisa dibilang menantang. Ceritanya sederhana tapi cara mengemas nya yang butuh keterampilan tersendiri. Bismillah harus terus belajar untuk menjadi orang tua yang baik.'

Kamis, 260117.04.00

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




#odopfor99days#part2#day5

Tuesday, January 10, 2017

Makam Gus Dur : Refleksi Kebermanfaatan untuk Umat (Nazar Bagian Kedua)




Setelah mengunjungi makam Bung Karno di Blitar, kami melanjutkan perjalanan ke kampung Coklat, masih di wilayah Blitar. Ternyata kampung coklat ini luas sekali, berbagai oleh oleh berbahan coklat dan aneka makanan dan minuman yang langsung bisa disantap di tempat, tentu berbahan utama coklat, juga bisa ditemui disana. Bahkan ada area terapi ikan bagi yang tak suka berburu coklat. Eza dan papaya sempat mencoba terapi ikan ini, walau akhirnya Eza ternyata gak berani. Setelah lelah berkeliling, kami pun meninggalkan Kota Blitar sekaligus berpamitan pada orang tua siswa yang telah menyempatkan diri menyambut kami dengan begitu antusias.

Teepat jam lima sore, kami meninggalkan Blitar menuju Batu Malang untuk menuju tempat penginapan. Rasanya tubuh ini memang sudah tak sabar untuk ketemu si kasur untuk sekedar berleha leha dan beristirahat setelah berlelah ria di perjalanan selama 2 hari. Beruntung, tempat penginapan kami sangat luas dan nyaman bagi keluarga besar kami. Rumah besar dua tingkat yang memiliki 9 kamar ini adalah rekomendasi seorang alumni asal Malang, yang lokasinya sangat strategis karena berdekatan dengan tempat wisata di Batu, Malang. Dengan uang sewa satu juta per malam, kami tak menyesal menghabiskan uang dua juta untuk bermalam dua hari di tempat ini. Sangat nyaman dan memuaskan.

Postingan Favorit