Tuesday, January 28, 2014

Menantimu adalah mendebarkan, cinta ...

Selasa, 29 Januari 2014

de, umurmu di perut bunda udah 38 minggu,
rasanya tak sabar untuk bertemu denganmu ...
pengen liat wajahmu,
pengen memeluk tubuhmu,
pengen denger tangisanmu,
rasanya lebih mendebarkan dibanding saat menikah dengan papamu ...

de, nanti bantu bunda ya ...
supaya lahir dengan mudah, cepat dan tak merepotkan banyak orang
papamu dah siap siaga de, untuk nganter bunda kapanpun dd mau keluar ...

saat menikah dengan papamu di tanggal 20 April 2013
lalu bunda sempet haid sekali di tanggal 11 mei
lalu sepulang ngunduh mantu di rumah eyangmu di Kudus tanggal 11 Juni 2013
saat itulah kabar gembira itu datang ...
dede dah ada di perut bunda ...
duh senangnya ...

dan sekarang kami semakin tak sabar menantimu ...

jelang magrib, merindumu yang teramat sangat
Bunda-Papa

Thursday, January 23, 2014

Perbedaan makna aamanuu dan al-muminuun

Mungkin sebagian diantara kita ada yang bertanya, mengapa Allâh Swt kadang membuka ayat al-Qur’an dengan menggunakan kalimat ( يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ) dan tidak menggunakan kalimat (يا أيها المؤمنون)? Padahal dua kalimat ini sepintas memiliki terjemah makna yang sama dalam bahasa Indonesia, yaitu wahai orang-orang beriman. Tentu hal ini bukanlah suatu hal yang kebetulan dan tanpa ada alasannya.

Sesungguhnya ini menunjukkan bukti kemujizatan bahasa al-Qur’an dalam menerapkan diksi dan kosakata, sekaligus menjadi bukti yang menegaskan bahwa al-Qur’an bukanlah hasil rekayasa Nabi Muhammad Saw. Pengunaan setiap kata, frase dan kalimat dalam al-Qur’an ini sangat detil dan tepat karena sesuai konteks dan mengandung makna yang sangat mendalam. Mari kita buktikan …


MENIKMATI PERAN SEBAGAI ORANGTUA

Judul Buku                   : Anakmu Amanat-Nya (Principles of Upbringing Children)
Penulis                          : Ibrahim Amini, terj. M. Anis Maulachela
Penerbit                        : Al-Huda, Jakarta
TahunTerbit                  : 2006
Jumlah Halaman           : 405

Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah keresahan sang penulis terhadap kehampaan referensi buku-buku pendidikan saat ini. Beliau mengamati bahwa referensi buku-buku pendidikan di Barat dan Timur memiliki dua kehampaan, yaitu, pertama, penekanannnya hanya pada aspek fisik dan bersifat duniawi, tak banyak berbicara tentang aspek spiritual dan kehidupan akhirat; kedua, solusi problem pendidikan di Barat hanya bergantung pada solusi berdasarkan pengalaman di masa lalu dan data statistik, tak ada unsur “iman/keyakinan” pada proses ini. Karena itulah beliau memutuskan untuk mempelajari, meneliti dan menyimpulkan permasalahan pendidikan ini dengan menggunakan referensi al-Qur’an, hadits dan referensi lainnya.

Postingan Favorit