Judul Buku : Titik Ba, Paradigma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran
Penulis : Ahmad Toha Faz
Penerbit : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit : 2007
Jumlah Halaman : 443
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.
Penulis : Ahmad Toha Faz
Penerbit : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit : 2007
Jumlah Halaman : 443
Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.