Friday, September 20, 2013

Belajar dari sebuah Titik Ba

Judul Buku                   : Titik Ba, Paradigma Revolusioner dalam Kehidupan dan Pembelajaran
Penulis                          : Ahmad Toha Faz
Penerbit                        : PT Mizan Pustaka, Bandung
TahunTerbit                  : 2007
Jumlah Halaman           : 443

Yang menjadi latar belakang penulisan buku ini adalah awalnya sebagai terapi diri dari segala permasalahan hidup yang dialaminya. Buku yang dikembangkan dari karya tulis di SMA dan autobiografi setebal 200 an halaman A4 ini, diselesaikan selama 4 tahun. Kilas balik gagasan buku ini, menurut penulisnya adalah karena adanya pemikiran yang sangat “berisik” dalam kesadarannya yaitu, Pertama, ketika sedang belajar membaca alif ba ta, sang penulis mendengar dari ayahnya (yang sekaligus menjadi guru pertamanya) bahwa semua petunjuk tentang kebenaran, dari Nabi Adam sampai Nabi Muhammad Saw, terangkum semua dalam satu Titik Ba (nuqthah ba) pada kalimat basmallah; Kedua, adanya doktrin yang diulang-ulang ketika sang penulis belajar di bangku SMP dulu dan terpampang besar di setiap dinding ruang kelas disana : Membaca adalah perintah Allah yang pertama. Persoalannya bagaimana gagasan yang terus dikhutbahkan dimana-mana itu dapat membumi?; dan Ketiga adalah kerinduan pada sebuah “handbook kehidupan” yang mudah dipahami –religius, filosofis, ilmiah, mudah dan sekaligus indah. Buku ini, dengan segala keterbatasan, mudah-mudahan mengarah pada jawaban “Bagaimana kita menjaga gambar secara jelas dalam pikiran ketika kita menggeluti teka teki kecil yang seringkali membuat kita kaget, panik, ragu, bingung, jemu, suntuk, resah dan sedih dalam kehidupan ini.” Begitulah yang diungkapkan penulis di halaman428-430.



Buku ini terdiri dari 4 bagian yaitu Bagian 1 membahas tentang Sang Musafir yang Rindu Pulang; Bagian 2 mengulas tentang Keutuhan Simbol-Simbol Tuhan; Bagian 3 mengupas tuntas tentang Prinsip-Prinsip Universal untuk Membaca Simbol Simbol Tuhan dan Bagian 4 menutup pembahasan dengan Ke Titik Ba dari Titik Ba.

Bagian 1 menjelaskan tentang ungkapan “Siapa mengenal dirinya, dia akan mengenal serta kupas tuntas tentang Simbol, Makna dan Makna dari Makna. Bagian ini agak filosofis dan terasa “berat” bagi saya karena banyak membahas sisi filsafat tentang kesadaran, realitas, spiritualitas dan tentang hakikat bahasa, sebagai pengantar dalam mengupas secara mendalam tentang hakikat makna.

Bagian 2 membahas tentang Keutuhan Simbol-Simbol Tuhan; simbol pertama tentang al-Qur’an, Suara Tuhan yang dibumikan; simbol kedua tentang Manusia, sebuah kemungkinan untuk menjadi dan ; simbol ketiga tentang Alam Semesta, Kitab yang selalu terbuka.

Bagian 3 mengulas habis tentang Prinsip-Prinsip Universal untuk Membaca Simbol-Simbol Tuhan. Ada 5 Prinsip yang dibahas dalam bagian ini yaitu Prinsip Tauhid, Cinta, Adil, Kadar dan Fana.

Bagian pamungkas ada di  bagian 4 yang menyimpulkan keseluruhan pembahasan buku ini. Menurut sang penulis, Titik Ba secara filosofis dapat diungkap secara lebih terperinci ke titik-titik lain yang lebih spesifik yaitu Mulai dari Keutuhan; Mulai dari titik fokus; Mulai dari hal yang paling kecil (atau paling sederhana); Berbahasa secara lugas, luwes dan ringkas; Mulai dari diri sendiri (proaktif); Bekerja secara tuntas; Belajar tanpa batas; Melakukan perubahan dari dalam keluar; Melakukan perbaikan tiada henti; Bekerja secara mawas dan Bekerja secara Ikhlas.

Sang Penulis yang bernama lengkap Ahmad Toha Faz ini, lahir di Tegal, 31 Juli 1978, sebagai anak kedua dari 7 bersaudara keluarga petani, dan selama 11 tahun beternak sapi perah. Penulis belajar secara formal di MI yang berbeda selama 8 tahun (karena sempat mogok), lalu melanjutkan ke SMP bermuatan local 13 pelajaran agama yang dirintis seorang alumni Gontor dan menutup pendidikan menegahnya di SMA 1 Tegal. Pada tahun 1999, sang penulis diterima di Teknik Industri ITB dengan nomor urut 99 dari 99 mahasiswa. Sebelum kuliah, di awal Mei tahun 1999, sang penulis merintis Makiyah (Madrasah Kulliyyat al-Islamiyyah), sebuah satuan pendidikan eksperimental bercirikan asmaul husna yang bertahan hingga 3 tahun. Saat ini bertitik tolak dari visi membangun masyarakat pembelajar di wilayah BREGAS (Brebes, Tegal dan Slawi), mendirikan Klinik Matematika Genius Circle bagi siswa SD, SMP dan SMA sebagai bentuk penerapan Titik Ba di bidang berpikir, belajar dan matematika dan sebagai langkah awal dalam mewujudkan visinya. Ke depan, sang penulis berobsesi mewujudkan “Titik Ba Learning & Inspiration Center” (titikbalic).

Buku ini menarik karena sang penulis adalah orang yang berusaha mencari jawaban sendiri atas segala konflik internal yang terjadi dalam dirinya. Sempat kecewa dengan dunia pendidikan formal yang lebih banyak menyeragamkan gaya dan jalan hidup daripada menumbuhkan kemandirian hidup dan kejernihan berpikir, sang penulis pun terus mencari dan mengkonsep buku ini hingga 4 tahun. Beberapa pembahasan dalam buku ini, terasa “berat” bagi saya, karena terlalu ilmiah dan filosofis, seperti ulasan tentang  luar dan dalam, berbagai teori fisika, psikologi transpersonal, tapi terasa menarik saat membahas tentang al-Qur’an dan pemikirannya dalam membumikan konsep-konsep langit. Banyak hal baru yang saya dapatkan dari buku ini, walaupun tak sedikit pula yang belum saya fahami dari pemikiran sang penulis. Biarlah itu menjadi PR saya.  

Semoga bermanfaat.

Wassalam
Eva  Novita Ungu
Jumat, 20 September 2013 (yang seharusnya untuk hari Rabu, 21 Agustus 2013)
belajar dari buku perpus sekolah yang nyasar di rumah, dan tak pernah ada yang kebetulan …


1 comment:

Postingan Favorit