Wednesday, December 3, 2008

TAARUF KESEMBILAN: NUMPANG LEWAT

Suatu hari di bulan april 2007, ada teman yang menawarkan proses (lagi) dengan seseorang yang bernama Akmal (nama sebenarnya lho). Saat itu beliau menelfon ku hari Sabtu tanggal 7 april, sepertinya aku memang belum siap untuk berproses lagi, karena itu aku putuskan mundur perlahan setelah sebelumnya janji bertemu tapi tak kunjung terlaksana.

Proses ini pun berakhir dengan sendirinya tanpa ada kejelasan kapan berakhirnya. Aneh ...

TAARUF KEDELAPAN: VIA DUNIA MAYA

Entah bagaimana awalnya, kami bertemu lewat dunia maya. Di bulan juni 2006, aku menerima email dari seseorang yang menawarkan taaruf, tepat di hari Jumat tanggal 2 juni 2006, bersamaan dengan Didi datang ke tempat kerjaku di Serpong untuk meminjam handycam. Lucu juga ketemu Didi, sahabatku sekaligus calon pasangan taarufku ... tapi untunglah kami masih bisa mengendalikan keadaan.

di hari Senin tanggal 6 juni 2006, kami berkirim email, saya dan dia, sebut saja namanya Muhammad. Dia aktivis, ikut tarbiyah, lulusan S2 di sebuah universitas. Hari rabu tanggal 8 juni 2006 disusul dengan mengirim foto, dan setelah itu menghilang tanpa jejak. Ternyata memang menghindar benar-benar cara laki-laki ... inilah proses tercepat sepanjang karir taarufku (hehe) dari tanggal 2 juni 2006 sd 7 juni 2006, hanya 5 hari euy ...

Lalu, jawaban itu pun datang. Di hari Sabtu tanggal 15 juni 2006, muhammad mengabariku bahwa dia ditawari proses dengan yang lain. Dah telat mas, ngabarin nya juga ...
Yah, memang nasib, laki-laki memang sangat berkuasa untuk menetukan pilihan, satu diantara beribu pilihan pun bisa dia dapatkan ...

Tapi belakangan ini memang aku menjalani beberapa proses tanpa adanya gairah dan semangat, mungkin karena sudah lelah berkali-kali gagal ...

TAARUF KETUJUH: SECRET ADMIRER

Di bulan Mei 2006, sahabatku yang lain, di tempat kerja di tangerang, juga mengagetkanku. Mas nono, sebut saja namanya itu, bilang ke sahabat wanitaku bahwa dia ingin serius denganku. Reuwas oge, ada yang diam-diam mengagumiku. Masa persahabatan selama 2 tahun di tempat kerja, dengan intensitas kerja yang lumayan tinggi, memang memungkinkan untuk meningkatkan kadar persahabatan ke tingkat relasi yang lebih serius. Tapi aku tetap saja tidak bisa meninggalkan prinsip awalku, sahabat adalah sahabat.

Mas nono adalah seorang guru cerdas, lulusan magister manajemen di sebuah universitas. Aku tidak menyangka dia berniat serius denganku, karena selama kami bersahabat, tidak terlihat sedikitpun hal yang mencurigakan. Tapi aku pun beristikharah, kuungkapkan semua kebingunganku pada-Nya. Hasilnya? Seperti biasa, laki-laki menghindar untuk menyelesaikan masalah. Dan proses dengan para sahabatku ini pun gagal lagi. Andai tahu prosesnya akan berakhir seperti ini, mendingan tidak pernah terjadi proses taaruf dengan sahabat, lebih indah menjadi sahabat, tapi sayangnya waktu tidak bisa di rewind ...

Postingan Favorit